Saling Menyakiti

4.2K 426 45
                                    

Jeno terkejut dan bingung ketika ada seseorang yang tiba-tiba saja menarik dan memeluknya. Kepala pemuda itu mendadak terasa pusing, dan pandangannya juga mengabur, tidak bisa melihat begitu jelas siapa orang itu.

"Lo . . . siapa?"

Sebelum Jihoon menjawab, dia terlebih dahulu dibuat terkejut karena Jeno mendadak pingsan.

"Sial!" gumam Jihoon sambil menahan tubuh Jeno. "JAEHYUK, TOLONG, WOY!"

Seseorang yang disebut Jaehyuk tengah berlari menghampiri Jihoon, dan dia terkejut melihat ada orang lain di dekat temannya itu.

"Eh, anjir! Kok dia ada sama lo?" ucap Jaehyuk. "Jangan-jangan lo lari kaya kerasukan setan itu karena dia?"

"Gak usah banyak nanya, anjir!" Jihoon melemparkan kunci mobil ke arah Jaehyuk. "Lu buruan majuin mobil gue di tempat parkir tadi. Gue mau bawa dia ke rumah sakit."

"E-eh. Oke!"

Jaehyuk segera berlari, sedangkan Jihoon mengikuti dari belakang dengan membawa Jeno dalam gendongannya.


Donghyuck frustasi karena tidak berhasil menemukan keberadaan Jeno. Padahal pemuda itu sempat mengirimnya banyak pesan. Tapi, begitu dia membalasnya, Jeno sudah tidak aktif. Nomornya juga tidak bisa dihubungi.

"Lo di mana sebenernya, Jen?" gumam Donghyuck sambil mengacak rambutnya. Dia merasa sangat bersalah, dan tak tenang kalau Jeno belum memaafkannya.

Pemuda itu memutuskan untuk kembali ke Villa. Ada kemungkinan jika Jeno sedang dalam perjalanan menuju Kota. Dia harus menyusulnya ke sana.

Sekitar sepuluh menit, Donghyuck sampai di Villa. Keadaan di sana masih terasa tidak menyenangkan. Sejak kepergian Donghyuck tadi, tidak ada yang mengeluarkan suaranya sama sekali. Mereka hanya duduk di sofa dalam keheningan.

"Haechan!"

Jaemin berdiri ketika melihat Donghyuck memasuki Villa. Wajah pemuda itu terlihat khawatir.

"Gimana Jeno? Kamu bisa nemuin dia?" tanya Jaemin.

Donghyuck menggeleng. "Enggak, Na," sahutnya.

Wajah Jaemin berubah sedih. Walaupun dia membenci Jeno, tapi jika sudah seperti ini, dia mana mungkin masih membenci pemuda itu?

"Terus gimana?" ucap Jaemin pelan. Sedangkan yang lain memilih diam untuk sementara waktu.

"Aku mau balik ke Kota. Aku mikir kalau kemungkinan Jeno milih buat pulang," sahut Donghyuck.

"Aku ikut!" kata Jaemin. "Aku juga harus bicara sama dia, Chan."

Donghyuck mengangguk. "Iya. Kamu beresin barang dulu, baru kita pergi."

Giliran Jaemin yang mengangguk, lalu dia segera bergegas ke kamarnya untuk beres-beres.

Donghyuck duduk di samping Jungkook. Wajahnya terlihat bersalah. "Bang, maaf."

"Gak usah dipikirin, ya?" ujar Jungkook sembari menghela napas. "Ini yang gue takutin dari tindakan lo yang ngasih harapan dan kesempatan ke dua orang. Karena gue yakin lo gak bisa nangani keduanya, Dek," lanjut pemuda itu. "Tapi, mau gimana lagi, udah kejadian. Dan gue yakin lo bisa ngurus semuanya biar balik normal."

"Harusnya gue dengerin Lo, Taeyong, dan Luxury buat ninggalin salah satunya dari awal. Bukan baru sekarang, yang berakhir kacau kaya gini," kata Donghyuck.

Jungkook tersenyum menenangkan. "Udah, ya. Gak ada yang perlu lo sesali, karena lo sendiri yang ngambil jalan ini. Apa yang udah terjadi, ya udah terjadi, Dek," ujarnya.

"Bang." Donghyuck menghela napas. Dia melirik ke arah orang-orang yang sejak tadi memilih untuk diam, karena merasa itu bukan urusan mereka dan tidak perlu ikut campur. "Maaf, gue udah ngerusakin acara ini," ujarnya.

Mask (Hyuckna. End☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang