Curhat

4.7K 605 29
                                    

Happy reading.
.
.
.
.

Donghyuck menghentikan laju motornya di depan gerbang rumah Jaemin. Pemuda Na itu segera turun dari boncengan.

"Makasih ya, Hyuck. Sorry kalau gue ngerepotin lo." kata Jaemin.

"Iya. Gak apa-apa." sahut Donghyuck.

"Lo mau mampir dulu buat minum?" tanya Jaemin menawarkan.

"Enggak." balas Donghyuck.

Jaemin mengangguk. Donghyuck benar-benar irit bicara.

"Ya, udah, kalau gitu gue ke dalam ya? Lo hati-hati di jalan." kata Jaemin seraya membalikan badan.

"Jaemin." Donghyuck memanggil.

"Ya?" Jaemin segeran menoleh.

"Helmnya masih ada di kepala lo."

"Eh?!"

.
.

"IHHHHH! MALU MALU! BISA-BISANYA GUE LUPA BELUM NGELEPAS HELMNYA DONGHYUCK! MANA ITU ANAK NGOMONGNYA DATAR LAGI! ASTAGAAA! DOBEL MALUNYAA! BUNDAAAA!"

"NA JAEMIN! BERISIK! INI UDAH MALEM!"

Jaemin langsung menutup mulutnya ketika mendengar suara teriakkan dari Ibundanya.

"Ish!" Dia merengut, lalu berguling-guling di atas tempat tidur. "Malu banget." Ia bergumam. Matanya melirik ke arah jam di dinding. Pukul sepuluh malam. "Haechan udah tidur belum, ya?"

Jaemin mengambil ponselnya di saku celana, kemudian mengutak-atik benda pipih tersebut.

Suara sambungan terdengar. Jaemin tersenyum. Karena biasanya jam sepuluh lewat sedikit, nomor ponsel Haechan tidak aktif sama sekali. Apakah kali ini Haechan belum tertidur.

"Hallo."

Suara cempreng seseorang yang Jaemin rindukan, terdengar dari sambungan, menandakan jika panggilan telah tersambung. Tapi, kenapa terdengar cukup berisik dari seberang sana?

"Hallo, Haechan?" ujar Jaemin.

"Iya. Na. Kenapa?"

"Kamu lagi di mana, Chan? Kok berisik?"

"Lagi di luar. Maaf, ya."

"Oh. Aku ganggu gak?"

"Enggak, cuma di depan Apartemen."

"Kamu ngapain malem-malem gini di luar? Kan lagi sakit, Chan."

"Enggak, kok. Udah sembuh."

"Beneran?"

"Iya."

"Udah makan dan minum obat?"

"Udah."

"Good! Jadi, kamu ngapain di luar gini?"

"Nyari signal buat angkat telpon kamu."

Astaga! Jaemin tersenyum-senyum dengan hati berbunga.

"Hehe. Maaf. Aku ganggu malem-malem ya?"

"Enggak."

"Bener kan?"

"Iya."

"Syukur, deh."

"Jadi, ada apa nelpon?"

"Oh, iya! Aku mau cerita sesuatu. Ini cukup bikin malu!" Jaemin nampak menggebu-gebu.

"Apa itu?"

Mask (Hyuckna. End☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang