Datang Lagi

4.4K 546 11
                                    

Happy reading.

.
.

🐻🐰🐶

Bruk!

"Pfth!"

"Hahahahaha!"

Suara tawa terdengar menggelegar dari lorong koridor kelas ketika Donghyuck terjatuh berciuman dengan lantai saat ada seseorang yang sengaja mencengkal kaki pemuda itu waktu sedang berjalan membawa beberapa tumpukkan buku.

"Yaaah, lihat. Si cupu jatoh, tuh!"

"Bantuin, bantuin, woy!"

"Males, ah! Dia bisa berdiri sendiri, kok. Kan kuat. Ya gak?"

"Aku kuat, aku anak sgm."

"Hahahaha!"

"Kalau gue bantuin, ntar gue ketularan kampungan kaya dia dong? Gak mau, ah!"

"Virus kali nyebar."

"Kan emang iya."

"Jauhin, hey, jauhin! Ntar nular ke kita."

"Bener. Ayo, jauhin!"

"Hahahaha. Ke kelas, yuk! Ke kelas. Jam pelajaran pertama bentar lagi mulai."

"Tinggalin si cupu. Tinggalin."

"Bentar gue kasih hadiah dulu."

Byuurr!

Air mineral dari botol mengguyur kepala Donghyuck yang sekarang hanya bisa memejamkan matanya, merasakan hawa dingin yang menerpa wajahnya.

"Mandi lagi, deh. Biar bersih."

"Kotor, tuh! Masih banyak daki."

"Hahahahaha."

Donghyuck menghela napas. Dia berusaha menahan diri untuk tidak meledak. Ternyata lama kelamaan, menjadi sosok yang lemah sangat menyakitkan. Ia jadi tidak bisa membalas semua perlakuan mereka terhadapnya. Tapi, ia harus bertahan, ini jalan yang ia pilih. Ia tidak boleh menyerah. Setidaknya untuk saat ini.

Donghyuck memunguti buku-buku yang berserakan di lantai keramik. Murid-murid yang tadi mengejeknya sudah pergi ke kelas masing-masing. Ia harus segera memberikan buku-buku ini ke ruang guru, lalu membersihkan diri dari kekacauan di pagi hari ini.

Jaemin tidak ada bersamanya. Dia sudah terlebih dahulu ke kelas. Walau sempat ingin menemani, tapi Donghyuck menolaknya. Beruntung saja Jaemin menurut tanpa banyak protes. Jadi, pemuda manis itu tak melihat dirinya yang sedang dikerjai oleh murid di sekolah. Ia tidak ingin Jaemin harus bertengkar dengan mereka demi membelanya.

"Makanya, jadi orang itu jangan lembek. Lo gak bakalan dibully kalau gak lembek." cetus Jeno yang baru datang bersama Lucas dan Mark.

Donghyuck hanya diam, tanpa menjawab. Dia masih sibuk merapikan buku-buku di lantai, karena jumlahnya cukup banyak.

"Gue gak ikutan ngebully lo ya, Chan. Jadi, jangan cepuin ke Jaemin." kata Lucas.

"Parah! Mentang-mentang ada anjing pelindung sekarang. Kalau dibully, langsung cepu. Gak seru, ah!" ucap Mark.

"The real banci, bro." ujar Jeno yang dibalas kekehan dari Mark dan Lucas. "Ayo, cabut."

"Yoi."

"Dadah banci! Besok-besok pake rok aja. Kalau perlu ganti belalai lo sama kupu-kupu."

"Gedein tete lo sekalian. Hahahaha!"

"Anjing, ngakak!"

Donghyuck menghela napas. Dia menatap kepergian Jeno, Mark dan Lucas dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Kita lihat, apa kalian masih bisa ketawa setelah tau gue siapa." gumam Donghyuck.

"Astaga! Ini kenapa?"

Donghyuck menoleh ketika mendengar suara seorang pemuda sedikit mengganggu pendengarnya. Mata pemuda itu melebar ketika melihat siapa orang itu yang saat ini mendekat ke arahnya dan berusaha membantunya.

Donghyuck tidak tahu, mengapa dia harus bertemu lagi dengan seseorang yang sudah membuatnya terpuruk dalam waktu secepat ini.

Apa Tuhan membencinya?

.

Tbc.





Mask (Hyuckna. End☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang