taruhan [2]

332 57 9
                                    

Sudah seminggu sejak taruhan itu, Taehyun kini menginjakkan kaki-nya di perpustakaan. Bukan untuk belajar, melainkan mencari sosok yang juga sudah tak pernah lagi mengajaknya bertanding. Atau sekedar beradu mulut. Sunyi, kata itu dapat menggambarkan perasaan Taehyun sepenuhnya.

Ia merasa seperti kehilangan sesuatu kala Beomgyu tak lagi terlihat. Mungkin karena ucapannya saat itu?.

Taehyun berjalan perlahan mencari Beomgyu, yang katanya ada disini sedang mengerjakan tugas. Lorong demi lorong ia lewati, namun yang dicari-nya tak kunjung ditemukan. Di depan sana, lorong terakhir, jika Beomgyu tak ada disana lebih baik ia berhenti mencari-nya.

Bruk

Suara gaduh terdengar dari balik rak buku di depan-nya. Ia menghampiri sumber suara, dengan sedikit harapan akan bertemu Beomgyu disana.

Beomgyu seketika muncul dihadapan Taehyun dengan penampilannya yang tak terurus. Selalu-nya memang seperti itu. Tapi yang ini nampak jauh lebih tak terurus. Ia nampak bingung saat berhadapan dengan Taehyun, kepalanya sedikit tertunduk, tangan-nya sibuk merapikan seragam yang berantakan. Berusaha tak peduli dengan kehadiran Taehyun sembari berjalan tergesa melewati-nya.

"Beom berhenti" ujar Taehyun pelan, lengan Beomgyu ia tahan, lalu ditariknya menuju ujung lorong dari rak buku paling belakang.

"Kok lo ga berontak?" Heran Taehyun. Benar juga, Beomgyu tidak berontak, atau sekedar menolak saat tangannya ditarik.

Taehyun menantikan jawaban, tapi pemuda manis didepan-nya ini tak sedikit pun mengeluarkan suara.

Tolong jangan seperti ini, dan jangan membuat Taehyun merasa bersalah.

"Gue minta maaf" ucap Taehyun pelan

"Buat?"

Oh... akhirnya, suara yang Taehyun cari selama satu minggu belakangan terdengar lagi. Ia lega.

"Taruh- engga maksud gue, mungkin gue ada bikin salah sama lo. Sampe lo jauhin gue?"

Beomgyu memutar bola matanya, ia malas juga kesal mendengar ucapan Taehyun. Lebih baik dia pergi, daripada menanggapi Taehyun disini.
"Lo ga salah, minggir gue sibuk" jawabnya berusaha pergi dari tempat itu.

"Lo ulang tahun kan hari ini?" Tanya Taehyun secara tiba-tiba, penasaran membuat Beomgyu menghentikan langkahnya.

Tapi ia masih enggan menjawab pertanyaan Taehyun. Tak masalah, Taehyun tetap percaya diri bahwa hari ini hari ulang tahun Beomgyu.
Tangan Taehyun merogoh saku celana-nya, mengeluarkan sesuatu berbentuk bulat, berwarna emas. Sebuah medali.

Taehyun berbalik dan melangkah lebih dekat, mengulurkan medali ditangan-nya ke depan wajah Beomgyu.

"Medali yang lo perjuangin setengah mati tahun lalu, tapi belom bisa lo dapetin. Kemaren gue tanding, dan tim gue menang"

"Oh mau pamer? Terus lo mau bil-"

"Medali ini buat lo"

"Makasih Tae, gue ga butuh"

"Anggep aja ini kado ulang tahun dari gue"

"Okay.... thanks karena lo udah inisiatif ngasih kado, tapi gue ga butuh"

"Teros lo butuh apa? Gue bakalan kasih"

"Hati lo! Bisa lo kasih buat gue?"

Jantung Beomgyu kini berdetak sangat cepat, kaki-nya terasa mengambang. Entah keberanian darimana ia dapatkan untuk mengatakan itu. Seharusnya ia lega, tapi ternyata setelahnya masih ada rasa takut dengan reaksi Taehyun.

"Apa coba ulang?"

"Gue mau hati lo"

"Be-"

"Gue tau lo ga bakal bisa ngasih hati lo. Gue juga sadar diri kenapa lo nyuruh gue menjauh, karena lo risih kan? Gapapa gue paham. Gue ga perlu jawaban dari lo, gue cuma mau lo tau perasaan gue a-"

Celotehan Beomgyu dipotong dengan ranum-nya, yang kini dipertemukan dengan ranum milik Taehyun. Bibir kedua-nya yang semula diam, mulai berpanggutan. Tagan Taehyun menarik pinggang Beomgyu mendekat, tak ada lagi jarak antar kedua-nya.

Napas yang mulai menderu, suara kecipak yang tercipta dari bibir mereka yang saling menyesap satu sama lain. Seolah membuat kedua-nya menggila, dan lupa perihal persaingan yang selalu terjadi diantara mereka.

Kegiatan mereka terhenti, saat mendengar pintu perpustakaan terbuka di iringi suara bising dari luar ruangan.

***


Mereka kini terduduk diujung ruang, masih diperpustakaan. Dengan tangan saling bertautan, berbicara dengan nada berbisik, agar tidak dicurigai penjaga perpus.

"Beomgyu" panggil Taehyun setengah berbisik

"Umm?"

"Gue bisa kasih apapun yang lo minta, asalkan jangan menjauh lagi dari gue"

"Kan lo yang minta waktu ituu... gajelas"

"Iya oke, kalau gitu sekarang gue minta lo buat gak boleh jauh-jauh dari gue"

"Taruhannya?"

"Peduli setan sama taruhan, liat muka lo lebih penting dari taruhan sialan itu"

"Tapi kalo bukan gara-gara itu, kita ga bakal jadi gini kan?"

"Yaa... iya sihh"

"Tae makasih buat medali-nya, tapi gue gabisa terima. Biar gimana pun lo yang berjuang buat dapetin medali itu, jadi ini bukan hak gue"

"Tapi lo jadi alasan gue berusaha dapetin medali ini"

"Apapun alasannya gue gamau terima ini"

"Ini hadiah ulang tahun buat lo"

"Terserah, gue balik kelas dulu" Beomgyu melepaskan tautan tangannya, berdiri lalu melangkah menjauhi Taehyun setelah mengembalikan medali tersebut. Meninggalkan Taehyun yang masih duduk disana, kecewa hadiah-nya tidak diterima.

"Ah iya Tae, ulang tahun gue masih tiga hari lagi. Mungkin kalau tiga hari lagi lo kasih medali itu, gue bakalan terima" jelas Beomgyu sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Taehyun-nya itu.

Hah? Jadi salah tanggal??

"BEOMGYU KENAPA GAK BILANG DARITADI?!?!?! GUE MALU ANJENG!!!"

"HAHAHA GUE SAYANG LO TAEHYUN!!!"




THE END


[Makasih untuk para readers, juga kak michi yang sudah bantu mencari ide untuk cerita ini^^]

10 maret 2022
TARUHAN
By : Airenddaeng
the end

Redamancy || TAEGYU || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang