T I T I K T E M U

285 47 10
                                    

⚠️ DISCLAIMBER ⚠️

Semua hal yang tertulis di oneshoot ini diluar dari konsep teori aboverse pada umumnya, jadi semua yang aku tulis adalah hasil karya imajinasi semata. Enjoy reading 💖

Beomgyu meremas ujung hoodienya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beomgyu meremas ujung hoodienya. Matanya terpejam, menghirup napas dalam-dalam. Tak dapat di pungkiri bahwa mereka bisa saja bertemu kapan saja di waktu yang sama. Di tempat yang sama. Mereka berdua mendapat dosen pembimbing yang sama. Sudah seharusnya ia menghindar dari Taehyun dengan apa yang sudah mereka pilih. Dari awal Beomgyu memang tak pantas, tak tau diri. Janji yang Taehyun sebut ingin memperjuangkannya seakan menguap, tak berbentuk. Taehyun tak pernah bergerak untuknya. Lelah dengan harapan semu yang tercipta lewat afeksi yang selama ini mereka bangun tiga tahun lamanya. Namun harapan itu seketika runtuh oleh fakta bahwa derajat mereka memang jauhlah berbeda.

Memilih melanjutkan proses skripsi di rumah atas izin Pak Seungcheol karena sesuatu hal yang masih menjadi rahasianya dan beberapa orang terdekatnya, memang pilihan yang tepat. Namun hari ini Beomgyu memberanikan diri untuk menemui dosennya secara langsung karena Beomgyu sudah mencapai tahap akhir sebelum sidang berlangsung. Pak Namjoon selaku dosen pengujinya pun juga sepakat untuk melangsungkan proses sidang secara online.

Dengan lihai jarinya kembali menekan layar handphone, membalas pesan dari Taehyun.

Dengan lihai jarinya kembali menekan layar handphone, membalas pesan dari Taehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah tangan menepuk pundaknya. Terlihat wanita berambut pirang menenteng paper bag dengan logo seorang wanita berwarna hijau gelap, salah satu Cafe ternama di dekat kampusnya.
"Kak Beomie, kajja. Pesanan kita sudah sele-"
Wanita itu merendahkan tubuhnya dengan lutut sebagai tumpuan. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah Beomgyu. Jari lentiknya menyampirkan sebagian poni yang menghalangi wajah Beomgyu, untuk memastikan. Terlihat wajah merah Beomgyu dengan mata berair menahan tangis. Baru saja ia hendak menenangkan omega pria di depannya itu, telepon genggamnya berbunyi nyaring.
"Hiyyih-ah apa pesananmu sudah selesai? Aku sudah sampai" ucap pria di seberang telepon
Pas sekali, batinnya.

Bahiyyih menuntun Beomgyu berdiri, memapahnya
dengan lengan kanan bertengger di bahu kanan Beomgyu. Sekali lagi omega wanita itu memastikan kondisi Beomgyu yang susah payah mengatur nafas, berjalan pelan dengan kaki yang sudah mulai membengkak.

Redamancy || TAEGYU || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang