CONTROL

628 80 5
                                    


"Lepaskan dia."

Taehyun benci saat mengakui ini secara gamblang tentang. Mengapa seorang omega terkadang menjadi kelemahan terbesar seorang alpha? Mengapa seorang omega dapat selemah ini? Mengapa mereka tidak bisa melindungi diri mereka sendiri? Kenapa takdir seorang omega harus terus berada di belakang kekuatan seorang alpha. Dan. Bodoh! Dari mana datangnya ketakutannya kini melihat. Matenya. Omeganya tertunduk kepala tak sadarkan diri di atas kursi dengan tubuhnya diikat begitu kencang. Taehyun dapat melihat ada memar membiru di kedua belah tangan omeganya.

Taehyun menggeram marah pelan. "Lepaskan dia kubilang."

Seseorang dihadapannya berdecih. Tatapannya menatap sinis pada Taehyun yang berdiri beberapa meter di hadapannya. Katakan saja Taehyun ceroboh. Ia datang seorang diri ke wilayah lawan. Tanpa teman dan senjata. Bukankah itu bodoh?

Saat Taehyun tahu bahwa Beomgyu menghilang setelah terjadi keanehan dirumahnya dari laporan seorang pengawal untuk Beomgyu. Taehyun tanpa babibu berhambur pergi mencarinya. Meninggalkan setumpuk kerjaannya di kantor, dan terbang dengan mobilnya untuk mencari Beomgyu. Awalnya tak mudah menemukan keberadaan Beomgyu tanpa petunjuk pasti dimana omeganya di bekap. Tapi beruntung saja, Beomgyu memakai pakaian yang tak sengaja ia tempeli alat pelacak beberapa hari sebelum insiden ini terjadi. Jadi begitulah ia menemukan omeganya hingga akhirnya sampai di tempat ini.

"Aku cukup senang saat menemukan kelemahan terbesarmu, ada di seorang omega. Jadi aku dapat leluasa menjadikannya mainan untuk menekanmu."

Alis Taehyun menungkik naik. Mainan? Mainnya?! Taehyun masih bungkam. Masih mendengar celotehan tak berfaedah dari yang ia tahu pernah berkenalan dengannya. Dan cukup dekat dengan Pamannya sebab anak dari rival bidang pekerjaan dunia bawah. Taehyun paham betul bagaimana kerja sang Paman pada pekerjaan dunia bawah yang di kini kuasainya. Lalu kali ini, Beomgyu jadi bahan lelucon? Yang benar saja?!

"Lalu kau menyekapnya untuk membuatku tunduk dan takut pada ancamanmu?" Taehyun menghela napas. Menggeleng kepala lemah. Ia mebasahi bibirnya yang kering. Sekilas ia melirik pada omeganya. Beomgyu sedang pingsan. Kemungkinan omeganya takkan terganggu bukan dengan pembasmian hama kecil dihadapannya kini?

Harapnya setelah memberikan sentilan kecil padanya. Ia takkan berani berbuat macam ini lagi padanya. Taehyun merenggangkan otot-otonya. Kepala, tangan, lalu kakinya bergantian. "Mungkin nanti omegaku akan menangis saat melihatku memberikan sentilan kecil padamu. Menangis memohon untukku berhenti. Namun jika itu tak terjadi." Taehyun tersenyum menyirangi. "Aku akan jauh lebih senang."

Taehyun melangkah mendekat. Dengan tatapan tegasnya ia menyorot lurus pada sepasang mata yang terlihat mulai getar akan kedatangan Taehyun padanya. Langkahnya perlahan malah beringsut mendekat pada omeganya. Suaranya pun rasa bergetar. Taehyun tersenyum miring. Dia ketakutan. Lalu dengan keberanian yang sebesar biji anggur dia mencoba melawan Taehyun? Yang sudah secara jelas mulai ikut berkecipung dan seperampat berhasil mengusai pekerjaan dunia bawah menyusul sang Paman? Lucu, bukan?

"Kalau kau mendekat. Aku tak jamin omegamu akan baik baik saja." Ia mengecam. Suara bergetarnya makin jadi. "Aku sungguh dengan ancamanku, Jeon Taehyun."

Taehyun membalasnya santai. Masih dengan sorot mata tajam dan aura dominannya yang menguar hebat menekan kekuasaan di hadapan lawannya. "Silakan lakukan semaumu. Tapi jangan salahkan aku, saat kau tak lagi bernapas untuk esok hari."

Ada keterkejutan disana. Taehyun tertawa geli. Dimana letak keberaniannya tadi saat mengecamnya. Dasar bodoh. Harusnya yang bodoh sekarang bukan Taehyun bukan? "Lepaskan dia." Taehyun memerintah. Aura dominannya menguar. Menekannya untuk patuh dan menuruti perintah Taehyun.

"Kenapa aku harus? Dia akan kusakiti." Sebuah pisau lipat ia acungkan pada Taehyun sebagai senjata akan ancaman yang barusan dia koarkan tidak main main. Dia akan menyakiti omega Taehyun jika memang benar tak mau mendengarkan seruannya barusan. Taehyun masih setenang pada awalnya. Yang ia tegaskan benar adanya. Jika benar disakiti omeganya. Tak ada ampun selepas ini.

Langkah Taehyun benar terhenti saat anak rambut omeganya diremat erat erat. Serta kepalanya yang ia mainkan dihadapan Taehyun. Taehyun menarik napas dalam. Rahangnya mengeras. Jangan sampai omeganya terbangun dan membuat dirinya yang berinisiatif melenyapkan musuhnya malah urung karena permintaan omeganya yang terlalu lembut. Jangan menyakiti orang lain. Terlalu naif. Beomgyu memang senaif itu pada sekelilingnya.

"Jangan mendekat kubilang!" Ia berteriak. Taehyun memerhatikan omeganya yang kelopak matanya mulai bergerak. Ini akan merepotkan. Taehyun segera berlari menghampirinya. Entah dari mana Taehyun menemukannya. Dalam genggaman tangannya terdapat sebuah botol miras dengan paparan sinar lampu pijar redup di atas kepala Beomgyu. Botol itu dilemparkan dengan jeli. Predeksi yang rumit untuk tak mengenai sang omega. Persentase kemungkinan terkena dua puluh lima persen. Buruk. Cukup buruk. Disela si kunyuk menghindar. Ia juga melempari barang lainnya sebagai pengalihan dari ancaman terkenanya omeganya dari barang yang Taehyun lemparkan.

Daejong. Pria kunyuk itu berlari berungsut takut. Meninggalkan Beomgyu yang sepertinya sudah mendapatkan sedikit kesadarannya akibat suara berisik dari pecahan botol di dekat telinganya. Taehyun memerhatikan sedikit darah mengalir yang tergores dari seserpihan kecil botol kaca di dekat bilah bibir kirinya. Tangannya mengangkat dagu Beomgyu untuk dapat melihat seberapa parah lukanya. Sedikit lama ia perhatikan wajah omeganya. Terdengar ia menggumam tak nyaman. Dilepaskannya atensinya Taehyun kemudian. Menyusul memandang tajam lawannya yang kini mengacungkan balok kayu. Taehyun terperangah. Mungkin sejak kecil didikan ayah Daejong tak sekeras pelatihan Paman Taehyun padanya.

"Ada goresan kecil diwajah omegaku." Lidahnya menekan dinding mulutnya. Dengan tatapan merendahkan khas Taehyun, dia berseru, "ada kata terakhir?"

CONTROL

Ada sesuatu yang mengusiknya. Karena itu Beomgyu samar samar merasakan sesuatu. Aroma alphanya, kah? Apakah Taehyun menyelamatkannya?

Kesadaran Beomgyu sepenuhnya kembali. Saat dilihatnya seseorang yang sejak dua hari yang lalu menyanderanya di gudang ini, tengah bersimbah darah di sekujur kepalanya. Beomgyu sontak terkejut. Napasnya memburu. Yang ia lihat gurat wajah dan tatapan insan di bawah kakinya menyorot takut pada sesuatu. Sesuatu dibalik tubuhnya.

"Kau sudah sadar?"

Taehyun?! Beomgyu menghirup aroma feromon alphanya menguar di seluruh ruangan. Menyeruak dan menimbulkan sesuatu pada tubuh Beomgyu. Tiba tiba ada rasa nyeri di bagian perutnya. Beomgyu menahan sakit itu. "Argh!" Beomgyu tertunduk merasakannya. Beomgyu menelan ludahnya berat. Taehyun awalnya menulikan diri dengan reaksi omeganya. Ia tak gentar untuk terus memberikan pelajaran pada hama kecil yang berani mengusik dirinya. Yang parahnya sampai menyelinap masuk mansionnya hingga memberikan bekas luka traumatic untuk sang omega. Tidak ada orang yang seberani itu pada Taehyun. Jangankan orang lain. Pamannya pun bisa ia lawan jika sampai mencelakai matenya. Taehyun bersumpah untuk itu.

"Taehyun.." Beomgyu setengah memannggil dengan suara paraunya. Ada suara merintih pula di selanya. "Kumohon.. berhenti."

Omeganya meminta. Dan secara insting alphanya menekan diri. Tangan Taehyun penuh darah. Dan Beomgyu sedikit ngeri dengan itu. "Taehyun.." Beomgyu memanggil lagi. Taehyun memilih menghampiri omeganya dan menghentikan diri untuk tak menghajar si kunyuk Daejong. Ia melepaskan ikatan ikatan tangan Beomgyu. Yang membuat tubuh Beomgyu menubruk jatuh di dada bidangnya yang masih berbalut kemeja putih kantornya. Taehyun tak mengganti pakaian sejak hari hilangnya Beomgyu.

Beomgyu sudah penuh dengan peluh. Taehyun mengendus aroma feromon menguar dari tubuh Beomgyu. Ia menatap tak percaya. Heat?

Taehyun merangkul tubuh itu. Beomgyu bergumul dalam dada bidangnya. Sambil merintih kecil. Taehyun berpikir. Aku terlalu kuat menguarkan kemarahanku tadi. Taehyn cukup penat untuk melayani birahi Beomgyu. Tapi ia tetap dituntut untuk membantu omeganya menyelesaikan masa heatnya. "Bertahan sedikit lagi. Kita akan pulang."

Taehyun membawa Beomgyu pergi meninggalkan ruang remang remang itu. Meninggalkan si kunyuk Daejong tergolek begitu saja disana. Ia masa bodoh. Yang terpenting adalah omeganya. Dan jujur Taehyun katakan. Rasanya Beomgyu adalah control pusatnya. Dimana ia dapat menjadi sangat liar disaat yang tak terduga. Mungkin juga selepas ini ia juga takkan terkontrol dalam melayani omeganya.

Taehyun tersenyum miring. "Bersiaplah."








CONTROL

Redamancy || TAEGYU || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang