PROLOG

39.2K 2K 102
                                    

Aku menyukai bentuk segi empat sejajar ketika melihat sebuah lukisan. Macam-macam segi empat dan ukuran lukisan membingkai lukisan-lukisan bersejarah yang membuatnya sangat berarti bagiku. Bagiku segi empat dalam sebuah lukisan adalah bidang pasti yang menceritakan sebuah kisah­—dari kanvas putih, menjadi sebuah gambar berwarna, menjadi sebuah cerita. Terkadang sedih, terkadang senang, dan terkadang misterius. Kita memiliki interpretasi sendiri-sendiri dan aku selalu terpesona dengan arti sebuah kisah di dalam lukisan.

Tapi bidang itu tidak pernah berubah, segi empat. Empat sisi yang selalu akan menceritakan sesuatu. Mungkin itulah alasanku mempelajari seni sejarah. Karena kepastian lukisan itu tidak berubah bentuk.

Tapi bukan sebuah lukisan segi empat yang ingin aku bicarakan sekarang.

Sedikit tentangku—namaku Bernadette. Tapi semua orang memanggilku Bea.

Kalau ada yang bertanya kepadaku segi empat apa yang paling kubenci aku akan menjawab dengan cepat—cinta segi empat. Kenapa? Karena aku berada di tengah-tengahnya. Sangat menyebalkan.

Aku akan memberitahumu sedikit kisah cinta bukan milikku ini. Aku ingatkan kepada kalian—aku hanya berada di tengah-tengah semua ini. Kisah ini bermula dari pekerjaanku.

Aku adalah asisten kurator National Gallery Singapore yang baru dan aku bertugas untuk membantu kurator utama Madam Tulip Chu untuk meminjamkan semua koleksi lukisan Raden Saleh dari Yayasan Van Der Willem kepada pemerintah Indonesia.

Melalui tugas penting ini, ada satu lukisan yang menjadi obsesiku karena hilang dari koleksi dan pembukuan museum. Sebuah lukisan berjudul 'Boschbrand' atau diartikan kebakaran hutan karya Raden Saleh pada tahun seribu delapan ratus empat puluh sembilan—melukiskan hewan-hewan penghuni hutan yang mencoba untuk bertahan hidup di tengah jurang dan api panas, hilang begitu saja. Lukisan sebesar tiga kali empat meter yang cukup besar itu kali pertama dilukisan oleh Raden Saleh untuk Pangeran Willem dan tentu saja karena patron utama museum adalah Yayasan Van Der Willem, maka lukisan tersebut seharusnya terpajang.

Dua tahun yang lalu, Yayasan Van Der Willem membuat perjanjian baru dengan pemerintah Indonesia untuk meminjamkan semua lukisan Raden Saleh milik keluarga besar sang pangeran untuk sepuluh tahun untuk menguatkan hubungan bilateral dan bisnis.

Hal ini mengharuskan semua lukisan yang terpajang di Singapura dibawa kembali ke Indonesia. Itulah tugas utamaku. Ada lebih dari lima puluh lukisan yang akan dibawa Yayasan Van Der Willem kembali ke Indonesia dan hanya satu yang hilang.

Obsesiku mencari lukisan ini tidak sehat. Tapi ini awal dari diriku yang akhirnya terjebak di dalam kisah cinta bodoh. Ya, kisah cinta.

Tentu saja aku memiliki caraku sendiri pada akhirnya untuk tahu dimana keberadaan lukisan itu. Tebaklah dimana lukisan Raden Saleh berjudul 'Boschbrand' itu berada? Aku akan memberikan satu kata yang akan menjadi petunjuk penting—keluarga.

Yayasan Van Der Willem adalah institusi milik beberapa keluarga keturunan Pangeran Willem langsung dan aku akan mempercepat penjelasan ini karena sangat membosankan pastinya sekarang kalian mendengarku, baiklah bersiaplah—keturunan hidup terakhir Pangeran Willem sekarang memiliki lukisan tersebut!

Friday Carter Elliot adalah pemain American football dan quarterback utama tim Seahawks yang mencuri lukisan itu. Baiklah, tidak benar-benar mencuri—tapi playboy menyebalkan itu memajang lukisan Raden Saleh milik pemerintah Indonesia di penthouse-nya di Seattle! Penthouse utama yang ia pakai untuk bercinta dengan berbagai wanita setiap malam dan aku bergidik membayangkan lukisan indah Raden Saleh yang melukiskan hewan-hewan hutan yang mencoba untuk bertahan hidup di jurang menatap bokong pria itu yang telanjang dan kejantanannya yang....

Cukup! Raden Saleh harus pulang dan aku akan mencurinya dari Friday Carter Elliot. Aku, Bea—ya itu namaku—akan mencuri lukisan itu dan membawanya pulang. Baiklah, mencuri adalah kata yang sedikit ekstrim, tapi membutuhkan rencana untuk mengembalikannya. Intinya aku akan memastikan keturunan terakhir Pangeran Willem tidak lagi memiliki lukisan tersebut.

Tugasku sebenarnya sangat mudah—membawa Raden Saleh pulang ke negeriku Indonesia. Masalahnya Carter—ya, aku memanggilnya dengan nama tengahnya, mempersulit segalanya ketika ia menggunakanku sebagai mangsa bagi wanita-wanita dihidupnya.

Carter memiliki dua wanita penting dihidupnya. Bukan aku, ew, tentu saja bukan aku. Lana, pacarnya yang sangat ia cintai semenjak mereka duduk di bangku kuliah bersama-sama dan Cassandra—Cas, teman masa kecilnya yang erhm, selalu bersama dengan pria itu.

Apa kalian sudah melihat segi empat bodoh itu?

Ya, aku adalah sisi terakhir dari segi empat bodoh ini ketika Carter menginginkan Cas untuk menjadi lebih dari sekedar teman dan membuat Lana cemburu karena telah berselingkuh darinya. Aku hanya ingin Raden Saleh pulang ke Indonesia. Tapi masalahnya Carter menggunakan keinginanku untuk membawa Raden Saleh sebagai senjatanya.

Ini kata-katanya malam itu, "You will help me, whether you like it or not. Karena aku akan melaporkanmu ke polisi kalau kamu tidak melakukan apa yang aku minta. Kamu hampir mencuri lukisanku. This is my family heirloom and I have the right for this painting. Sekarang, cium aku dan berhenti berpikir untuk membunuhku. Aku perlu kamu terlihat seperti wanitaku. Aku menginginkan Cas dan ingin membuat Lana cemburu. You are the right person to do it."

"What makes you think I want to kiss a thief?"

"I can say the same thing—what makes you think I want to kiss a thief like you? Pilihanmu, cium aku atau masuk ke penjara. Raden Salehku tetap bersamaku pada akhir cerita ini."

Aku akan berhenti sampai sini. Karena kisah ini seharusnya mudah, tapi aku terjebak di dalam kehidupan pribadi keturunan terakhir Pangeran Willem—Friday Carter Elliot, quarterback playboy yang menciumku malam itu.

Ciumannya kamu bertanya? Sangat memabukkan.

Apa aku akan pernah mengakuinya? Tentu saja tidak.

Lagipula pria itu tidak akan pernah mencintaiku. Bukan aku mengharapkannya juga. Cas, teman kecil pria itu akan berakhir dengan Carter. Lana akan menyesal karena berselingkuh dari Carter. Sementara diriku, misiku tetap sama, mengembalikan Raden Saleh.

Tapi tentu saja ketika Carter menciumku pada detik itu aku lupa siapa Raden Saleh dan apa pentingnya aku mencuri lukisan itu. Oh, kita kembali membahas ciuman itu lagi—sial!

Segi empat ini terlalu membingungkan! Aku menyukai segi empat dalam lukisan. Aku sudah mengatakannya, kan?  

Sea Me Later | Makna #03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang