BAB 2

9K 1.2K 105
                                    

​​Friday Carter Elliot hanya pernah mencintai tiga wanita dihidupnya.

Wanita pertama—tentu saja adalah ibunya, Vanessa Mei Dashwood. Ibunya adalah wanita yang sangat penting dihidupnya. Ibunya selalu ada untuknya, dari awal karirnya di college football hingga menjadi quarterback untuk Seattle Seahawks yang telah memenangkan tiga piala NFL. Vanessa Mei akan berada di semua pertandingan Carter dan memastikan anaknya tahu kalau tidak ada satu orangpun yang percaya akan kemampuan Carter—ia adalah satu-satunya orang yang tetap akan mendukungnya dengan penuh.

Lalu Lana Evangeline Johnson menjadi wanita terpenting dihidupnya setelah mereka berkenalan melalui di Gala Dinner Seattle Seahawks dimana ayahnya—Harry Matthew III Johnson adalah pemilik tim berlogo elang biru itu. Lana adalah anak perempuan Harry dari pernikahannya yang ketiga dan wanita itu memiliki empat kakak laki-laki yang mengambil bagian dari tim Seahawks. Harry Matthew IV Johnson adalah defender tim dan teman dekat Carter, sementara Jacob Johnson—JJ—adalah general manager club, dan sang kembar Shane dan Shaun Johnson, adalah pemain cadangan.

Lana adalah wanita yang sangat cantik dengan rambut pirang panjang, bibir berwarna merah muda yang selalu menciumnya ketika bangun di pagi hari dan mata berwarna hijau yang selalu melihat Carter seakan-akan dirinya adalah pria paling beruntung di dunia ini.

Ia mencintai Lana.

Sangat mencintainya—hingga ia mempunyai dua puluh tujuh tato ditubuhnya menandakan perasaannya kepada wanita itu. Tato terbesarnya adalah surat cinta yang dituliskan Lana untuknya. Surat itu sekarang tertulis di sisi tulang rusuknya dan dua puluh enam tatonya yang lain tidak terlalu terlihat jelas tapi menghiasi tubuhnya. Ia ingin selalu mengingat wanita itu.

Setiap hari.

Setiap detik.

Setiap saat.

Tapi Lana menghancurkan dirinya—membuat hatinya hancur berkeping-keping ketika wanita itu mengatakan kepadanya kalau dirinya telah berselingkuh dengan Dawn Tucker, quarterback San Francisco 49ers. Pernyataan itu tidak bisa membalikkan hubungan mereka. Bagaimanapun Lana menjelaskan kalau kesalahannya hanya sekali ia lakukan, kesalahan itu fatal dan ia tidak bisa memaafkan wanita itu.

Dua puluh tujuh tatonya untuk Lana Evangeline Johnson menghantuinya sekarang.

Wanita terakhir yang ia cintai—dan baru saja ia sadari kalau wanita itu lebih berarti dari apapun, adalah teman masa kecilnya, Cassandra Georgette Fillian. Cas adalah temannya dan juga tunangan Dawn Tucker. Ya, pria berengsek itu yang telah tidur dengan Lana!

Masalahnya Cas tengah hamil dengan anak pria berengsek itu dan ia harus mencari cara untuk memisahkan mereka. Cas tidak berhak mendapatkan pria berengsek itu. Carter telah bercinta dengan banyak wanita tapi ia tidak pernah selingkuh ketika ia bersama Lana. Melihat Cas masih bersama dengan Dawn membuatnya ingin membunuh pria itu.

Kemarahannya terhadap Lana dan Dawn membuatnya dapat melihat Cas dengan perspektif baru. Ia mencintai wanita itu. Lebih dari seorang teman dan lebih dari seorang kakak yang protektif. Ia berusaha untuk tidak menunjukkannya tapi perasaannya terus bertumbuh setiap kali wanita itu berada didekatnya.

Carter mendesah—ibunya, Lana, dan Cas—tiga wanita penting dihidupnya.

Dan sekarang ia dihadapkan dengan situasi dimana ia sangat membenci satu wanita yang membuat setiap detik hidupnya susah. Bernadette Sastrawidjaja. Birdie bodoh yang membuatnya kesal setiap hari semenjak ia datang dihidupnya.

Ibunya adalah wanita yang sangat elegan. Vanessa Mei terlihat seperti artis Hollywood klasik dengan potongan rambut sebahu yang selalu bergelombang sempurna. Pakaiannya semua juga terlihat sangat mahal tapi juga tidak berlebihan. Vanessa memastikan dua adik perempuan Cartter, Indigo dan Dakota memiliki style yang sama dengan ibu mereka.

Sementara Lana selalu terlihat seksi dan siap kemanapun ia pergi. Warna-warna dan gaya pakaian yang dipilih Lana selalu membuat seluruh orang di dalam ruangan berpaling untuk melihatnya. Carter selalu menyukai memegang Lana dan mendekapnya, ia merasa menjadi pria yang sangat beruntung mendapatkan wanita yang seksi dan cantik. Lana bagaikan piala bagi Carter yang membuatnya sangat percaya diri ketika semua orang melihat mereka bersama.

Tapi Cas—wanita itu sangat sederhana. Tidak ada rias wajah berlebihan, tidak ada pakaian yang terlalu terbuka atau warna yang terlalu menarik perhatian. Mata biru Cas cukup membuat semua orang mengatakan ia adalah wanita yang sangat cantik. Lalu senyum Cas akan membuat semua orang berhenti bernapas. Senyum lembut dan hangat itu tidak pantas diberikannya kepada Dawn—pria berengsek yang telah selingkuh.

Lalu Bernadette—Si Birdie Bodoh—itu, tidak bisa ia bandingkan dengan tiga wanita yang ia cintai. Birdie mengesalkan itu memiliki rambut hitam pekat yang ia potong menjadi bob yang sangat pendek diatas kupingnya. Lalu rias wajah wanita itu membuat Carter menggeleng-gelengkan kepalanya. Kedua mata wanita itu dilingkari dengan eyeliner dan eyeshadow hitam membuat matanya yang sudah berwarna hitam menjadi semakin gelap. Carter mendengus dan berpikir, Birdie Bodoh itu terlihat seperti binatang panda. Sementara bibir wanita itu terlihat pucat dan hanya dihiasi lipgloss yang terasa seperti cherry ketika Carter menciumnya. Ia membenci mencium Birdie Bodoh yang menyebalkan itu.

Wanita itu sama sekali tidak cantik—tidak seperti ibunya yang elegan, atau adik-adiknya. Tidak seperti Lana yang seksi. Tentu saja tidak sepolos dan natural Cas. Bernadette Sastrawidjaja sangat aneh.

"Apa?" tanya Bea kepada Carter. Mereka baru saja masuk ke dalam penthouse-nya dan Carter tidak menyadari kalau ia tengah menatap wanita itu.

"What is it with those black eyes?"

"What is your problem?" tanya Bea.

"Are you trying to be Batman?"

"Kalau ya, kenapa?" balas Bea.

"..."

"..."

"Kamu terlihat seperti panda—bukan seperti Batman."

"Oh, well Sir, aku akan memastikan besok aku terlihat seperti Batman. Go screw yourself or die, Carter. Aku menyukai make-up-ku yang seperti panda ini."

"Baiklah, jadi Batman, panda, atau apapun yang kamu mau, Birdie. Kamu sudah aneh dari awal."

"Aku? Aneh? Apa kamu perlu kaca? Kamu menjadikan pencuri lukisanmu—well, technically I'm not a thief—aku, kamu menjadikan aku istri kamu. God, you're more weird than me. Just give me back the painting asshole so you don't have to see my Batman-Panda-eyes anymore."

"Nah," kata Carter dengan santai, "I would like to still play husband to the Batman-Panda-eyes-woman who apparently is a thief to my Raden Saleh."

"Die, please."

"You first."

Sea Me Later | Makna #03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang