BAB 5

7.3K 1.1K 65
                                    

Bea tidak memedulikan siapapun atau apapun yang menghalangi jalannya. Satu-satunya hal yang menghalanginya mendapatkan lukisan Raden Saleh adalah Friday Carter Elliot dan ia telah membuat perjanjian dengan kutukan berjalannya itu.

Perjanjian yang sangat merugikannya kalau ingat:

1. Ia harus menjadi Mrs. Elliot—Ha! Kalau LJ—Louisa January—adik bungsunya tahu ia telah menikah dengan musuh bebuyutannya sendiri, adiknya akan menuliskan novel (karena LJ adalah penulis) mengenai enemies-to-lovers. 'What a trope!' ia bisa membayangkan kata-kata LJ dan ia akan memutar kedua bola matanya. Trope my ass. Kalau ada cerita mengenai dirinya dan Friday Carter Elliot, kisah mereka akan menceritakan mengenai tragedi kemanusiaan yang keji dan kejam, lebih dari pembunuhan. Ya, seperti perang dunia. Persis sama.

2. Ia harus melakukan kewajibannya sebagai Mrs. Elliot—Ew, bukan melahirkan bayi-bayi bodoh yang akan terlihat seperti wajah Carter tentunya. Pria menyebalkan itu mengatakan kepadanya kalau ia harus terlihat di depan publik seperti mereka malam itu. Malam mereka terlihat seakan-akan bercinta di meja makan, diatas lukisan 'Boschbrand' Raden Saleh—rest in peace Raden Saleh.

3. Ia harus membuat cemburu Lana Evangeline Johnson, mantan pacar, tunangan, apapun hubungan wanita itu dengan Carter dengan terlihat di publik (seperti poin nomor dua diatas). Carter boleh memeluknya, memegang tangannya, menciumnya. Tapi tentu saja tidak boleh bercinta dengannya di publik.

4. Ia harus membuat Cassandra Georgette Fillian, teman kecil Carter untuk jatuh cinta kepada pria itu. Bagaimana ia harus melakukannya? Sesungguhnya ia mulai berpikir Carter seharusnya menjadi penulis roman seperti LJ—atau berkonsultasi dengan LJ. Karena Bea tidak mengerti dengan cara pikir pria itu. Pria aneh.

5. Ia harus melakukan semua poin dari satu hingga empat dan Carter berjanji (tapi bisa berubah pikiran, katanya) tidak akan memasukkannya ke penjara karena hampir mencuri Raden Salehnya. Sementara lukisan Raden Saleh yang seharusnya setengah jalan pulang ke Singapura untuk konservasi dan dikembalikan ke Indonesia, dipindahkan Carter ke mansion keluarganya di Glenwydne, Philadelphia. Philadelphia! Sekarang lukisan itu menyeberangi seluruh kontinen Amerika Serikat sejauh mungkin darinya dan kota Seattle. Sialan!

Ia tidak mengerti betapa konyolnya perjanjian yang dibuat dirinya dan Carter sampai media membuat mereka—dirinya dan quarterback itu—skandal terhangat kota Seattle. Seakan-akan mereka terjebak untuk bersama karena media terus menerus menuliskan apa yang telah ia dan Carter lakukan. Memangnya apa salahnya bercinta di meja makan? Bukannya hal itu normal—setidaknya bagi kebanyakan pasangan? Bea tidak mengerti kenapa skandal dirinya dan Carter seakan-akan skandal yang tabu dilakukan orang-orang di abad kedua puluh satu.

"How long are you planning to keep me as a fake wife, Carter?" tanyanya satu hari. Mereka sudah menjalani kehidupan palsu ini untuk dua bulan dan Bea sama sekali tidak mendapatkan apapun.

"Sampai aku mendapatkan Cas dan Lana sepenuhnya menjauh."

"What? That could take years."

"And therefore, work faster," kata Carter.

"Atau kamu bisa mengatakan langsung kepada Cas—hi, aku mencintaimu dan kamu bisa mengatakan kepada Lana—hi, tolong menjauhiku. Aku tidak ingin terlihat bersamamu."

"Too bad, the whole Seattle knows who you are, Birdie."

Jadi itulah yang terjadi. Nasibnya yang begitu buruk menjadi Mrs. Elliot sementara lukisan Raden Saleh milik negaranya sekarang dijauhkan darinya—sejauh mungkin hingga Philadelphia. Tapi Bea tidak bodoh. Ia adalah wanita yang pintar—setidaknya ia menilai dirinya sendiri pintar.

Satu hal yang tidak mereka lakukan ketika menikah adalah membuat kontrak perjanjian pernikahan. Jadi ketika mereka akhirnya akan bercerai, apa yang menjadi milik pria itu adalah miliknya, bukan? Ia hanya perlu waktu untuk mempelajari sistem hukum Washington dan pengacara yang handal. Bea melihat keadaan dirinya dan Carter sekarang sebagai kebodohan pria itu sendiri. Pria itu bermain api dengan menikahinya demi wanita yang ia cintai dan wanita yang ia ingin lupakan, ditambah skandal yang dibuat media akan mereka, jadi sementara fokus Carter adalah kepada dua hal yang berbeda, Bea akan menggunakan kesempatan itu untuk mempersiapkan perceraian mereka.

Pria itu memulai hubungan ini.

Ia akan mengakhirinya. Dengan lukisan Raden Salehnya.

Jadi Bea sama sekali tidak peduli dengan siapapun dan apapun yang menghalangi jalannya.

Ia akan melakukan semua poin perjanjian mereka hanya untuk menceraikan pria itu dengan benar—dengan membawa pulang apa yang menjadi miliknya.

Ada dua hal yang membuat Bea sulit menjalani hari-harinya mengikuti perjanjian yang telah dibuat olehnya dan pria bodoh bernama Friday Carter Elliot. Satu, ia tidak menyukai pria itu. Benci lebih tepatnya. Dua, ia sama sekali tidak tertarik dengan American football.

Kalau LJ menyukai menulis cerita, ia menyukai membaca buku. Bukan buku-buku yang dituliskan LJ yang tidak masuk akal dan terlalu fiktif. Ia menyukai buku-buku klasik seperti George Orwell, Edith Wharton, Ernest Hemingway dan Madame de Lafayette. Ia akan membawa satu buku kemanapun ia pergi karena ia sangat suka membaca.

Seperti hari ini, hari dimana ia harus terlihat di publik untuk pria bodoh dengan dua puluh tujuh tato menandakan perasaan cintanya kepada Lana Evangeline Johnson. Hari ini Carter memiliki latihan bersama dengan timnya, ia harus menghadiri sesi latihan karena biasanya para media termasuk dua wanita yang pria itu cintai—ew, akan berada disana.

Ia membawa buku Orwell's Roses oleh Rebecca Solnit dan mengambil duduk disalah satu bangku penonton kosong. Virginia Mason Athelic Center adalah tempat berlatih dan juga headquarter Seattle Seahawks, menghadap langsung danau Washington. Pagi itu udara sangat dingin karena semalaman telah turun hujan. Bea melihat ke arah lapangan hijau dihadapannya dan mengembuskan napasnya. Dua jam dan ia bisa kembali merencanakan perceraiannya tapi untuk sekarang tulisan Solnit akan membantunya melewati kebosanannya.

Bea baru saja akan membuka halaman terakhir buku yang ia pegang ketika ia menyadari kedatangan Harry Matthew, defender tim dan juga kakak tertua Lana. Pria itu memakai seragam dengan nomor lima belas dan memegang bola football ditangannya. Shane and Shaun Johnson kedua adik kembarnya berdiri dibelakang kakaknya. Ketiganya menyadari kehadiran Bea yang telah duduk di bangku kosong, lalu Bea melihat Harry memberikan bola kepada Shane.

Mereka berbisik dan hal berikutnya yang terjadi dan membuat Bea terkejut adalah bola football tersebut terarah ke sisi kepalanya. Tentu saja reaksi pertamanya adalah mencoba untuk menghindarinya tapi sisi kepalanya telah terbentur bola dengan kecepatan setidaknya empat puluh miles per jam. Ketiga tertawa dan Harry berteriak kepada Bea, "That's for my sister, Bitch."

Bea memegang sisi kepalanya. Bukan kali pertama mereka melakukan itu. Tapi selama ini ia baik-baik saja. Hanya benturan kecil dikepala, pikir Bea. They are just bullies, tambahnya.

Sea Me Later | Makna #03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang