penolakan ~ 2

31 2 0
                                    

*** Hendra POV ***

istriku yang mungil tertidur di pelukanku.  Terlihat matanya yang sembab dan memerah setelah ia menceritakan semua yang terjadi padanya pagi ini.  Aku harus apa?  Disisi aku harus melindungi istriku,  disisi lain aku harus melawan dan membuat papa mengerti akan. Keputusanku.  Aku sekarang berada dilema, aku harus apa?  Dan bagaimana.

Malam semakin larut,  jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam.  Papa belum juga kembali, rasa khawatir terhadap papa mulai aku rasakan.  Aku mencoba menghubunginya lewat telfon tapi tak di angkat,  aku coba lewat chat.

Hendra : "papa,  papa dimana?  Papa gak pulang? "
"papa,  ini sudah jam berapa,  ayo pulang"

Papa : "urus saja istrimu Yang kau cintai..  Gak usah urus papa!!"

Hendra : "pah,  ayo pulang udah jam 12 ini. Papa jangan keras kepala."

Papa : "yang keras kepala SIAPA?!! KAMU,  BUKAN AKU!! "
"gara-gara kamu menikahi gadis itu perusahaan mulai mendekati bangkrut, gara-gara wanita itu"

Hendra : "maksud papa apa? Hendra gak ngerti."

Papa : "papa sengaja jodohin kamu dengan anak teman papa, dia pemegang Saham terbesar di perusahaan kita,  dengan menyatunya kamu dengan mia maka makin kuat perusahaan kita.  Tapi apa? KAMU MEMILIH WANITA ITU!!"

Hendra : "Hendra harus apa pah?  Hendra gak mau sama Mia,  Aisyah udah jadi pilihan aku."

Papa : "kamu tanya harus apa?  Kamu cukup CERAIKAN DIA,  MENIKAH DENGAN MIA!! "
"Kenapa?  Di baca saja, gak bisa kan?  Udah kamu memang ANAK DURHAKA!!"


Aku menutup pesan chat dari papa.  Aku harus apa dengan ini semua?  Aku tak bisa memaksakan diri untuk menikahi Mia, karena aku tidak Mencintainya sama sekali. Yang ada Mia Akan tersakiti oleh ku,  begitu juga dengan Aisyah. Tiba-tiba saja wanita mungil di dekapanku bergerak dan terbangun sadi tidurnya.

"kamu belum tidur? "tanya Aisyah dengan suara serak.

"belum.. Kenapa kamu bangun hm..?  Apa yang membuat tidurmu gak nyenyak? " ucapku pelan sambil. Mencium kepalanya.

"itu hp kamu bunyi mulu,  kamu chat siapa sih malam-malam begini?  Besok aja kan bisa"

"oh biasa rumah sakit, udah kamu tidur lagi aja.  Bentar aku carger hp ku dulu, sini aku peluk" sambil memeluk aisyah.

Bagaimana ini, aku harus bagaimana?   Apa yang harus aku lakukan.  Ya tuhan beri aku petunjuk.

Keesokan paginya,  seperti biasa aku dan aisyah sarapan pagi di meja makan hanya kami berdua.  Tiba-tiba saja seorang pria paruh baya masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kusut,  baju yang lumus serta amarah yang tependam di matanya.  Dia adalah papa. 

"papa..  Papa darimana aja? Papa kemana?  Kok semalam gak pulang?  Papa udah makan?  Makan dulu ya Aisyah bikin Nasi Goreng kesukaan papa dan Mas Hendra..  Ayo pah" sahut Aisyah menghampiri papa.

"AAAAH.. MAKAN AJA SENDIRI!!! " marah papa.

"papa mau kemana?  Aisyah bawain ya makanan buat papa.. " kata aisyah dengan memegang lengan papa.

Cinta sang Aisyah (Revisi Aisyah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang