Maret 2023
'let's talk the story of honesty'.
Terkadang ketika terbangun dari pagi hari jungkook tidak merasakan adanya matahari masuk dikarenakan jendela yang kecil. Tidak ada pencahayaan cukup serta udara.
Saat membuka mata Jungkook akan melihat langit langit kamar, setidaknya dia bersyukur masih bisa hidup hari ini. Terkadang pemikiran konyol sempat datang, seperti bagaimana jika tiba tiba dia tiada dan sendirian? Tidak ada siapapun, tidak ada yang akan menangisi kepergiannya. Hanya saja dia akan menangisi tubuhnya yang terbaring tanpa ada yang tahu. Nanti jungkook akan tidur tanpa mengunci pintu. Jika Tuhan mengambilnya dengan cepat, mungkin beberapa hari baru orang akan menemukannya.
Jungkook memang seperti itu jika merasa sedikit putus asa. Bukan karena karena dia sakit. Hanya saja terkadang manusia yang putus asa jika tidak berpikir tentang mengakhiri hidup, malah dia akan merasa jika akhir hidupnya sudah dekat.
Dia memutuskan untuk bangun, menyingkap selimut, lebih tepatnya kain tipis yang digunakan untuk sprei seharusnya. Namun karena kedinginan dia menggunakan itu sebagai penutup tubuh.
Dia tidak langsung bangkit berdiri. Biasanya di penjara dulu dia yang tidak terbiasa tidur di kasur keras akan menepuki punggungnya. Dia sudah terbiasa dan jungkook tidak mengeluh sekalipun. Baginya mengeluh sama dengan tidak menerima hukuman atas apa yang sudah Tuhan beri padanya.
Jungkook melihat jamur di dindingnya, dia memilih meraih spidol yang dia sempat taruh di dekat bantal , kemudian dia menggambar lingkaran, detik berikutnya Jungkook tersenyum manis, setiap apa yang sudah di gambar pada tembok berjamur itu sedikit membuatnya terhibur.
"Jeon jungkook, Park Jimin, Jeon jungmin, Ah aniya .Namanya Park jungmin".
Jadilah tiga bulatan dengan tangkai seolah menggambar kartun belum jadi dan diberi nama, pria itu terlihat sangat puas melihat hasil karyanya.
Merasa bahwa gambarnya belum cukup, Jungkook beralih ke sebelah menggambar rambut seorang pria, mata, hidung yang mungil dan bibir. Dikerjakannya sedikit cepat. Jungkook tersenyum menempelkan tangannya pada pipi gambar tersebut. Tersenyum penuh arti dia berkata pelan. "Saranghae. Jimin.Park Jimin Saranghae".
Jungkook tidak menangis, dia cukup menangis sebelum tidur. Adakalanya rasa bersalahnya begitu mengganggu saat malam tiba. Dan sedikit menyulitkan baginya.
Belum ada jam dinding dan jungkook mengukur waktu dengan matahari meninggi dan menyinari pintu kamar mandinya. Itu adalah tanda bahwa ini waktunya bangun dan mandi serta berangkat kerja. Karena tidak memiliki jam dia bisa sampai lebih cepat di tempatnya bekerja atau terkadang terlambat tidak lebih lima menit .
Atau memang Jungkook tidak ingin melihat jam. Baginya waktu itu membuang harapan . Terkadang Jungkook bisa melihat jam di halte bis besar . Tapi dia tidak menoleh sedikitpun.
...
Jungmin turun dari kamarnya dengan baju rapi dan kemeja yang di selipkan ke dalam celananya . Tak lupa tas ransel yang tersampir di pundak, dia melihat papanya sedang mempersiapkan makanan membantu para maid .
Pria cantik itu memang selalu bisa membuat jungmin terpesona . Papanya entah mengapa tidak pernah menua . Kadang dia ingat jika papa nya datang berkunjung selalu saja teman teman nya akan memuji . Jungmin tidak masalah, hanya kadang risih saat teman temannya memberi Hadiah bukan untuknya tapi untuk papa nya. Namun sungguh pemuda itu itu benar benar mencintai papanya. Tidak perduli jika semua orang menjahili dirinya dan mengatakan dia tidak memiliki ayah . Asalkan mereka tidak mengatakan hal yang tidak tidak tentang sang papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
oh ! Mr hurt/Book2✅(jikook)
FanfictionSequel of (Its really hurt Mr jeon) BOOK II Rasa cinta yang lebih besar bisa menghapus luka dan dendam. Serta amarah yang tak pernah berkurang. Jimin memang egois , tetapi disisi lain dia memiliki alasan . Jungkook yang keluar dari penjara menjadi...