Part 1

986 89 3
                                    

Ada sebuah kisah...

Tentang seekor kucing hitam. Ia selalu kesepian, tidak ada yang mau menemaninya bermain...semua makhluk membencinya. Tidak ada yang mau berdekatan dengannya.

Sang kucing selalu menangis sambil berkata...

"Temani aku bermain..."

"Siapa pun, temani aku bermain."

"Aku tidak mau kesepian..."

Sang kucing pun terus menangis tersedu-sedu...hingga air matanya mengering, hingga air matanya habis mengalir, hingga air matanya menjelma menjadi darah.

...

... ...

... ... ...

Zia berhenti melangkah didepan sebuah gang yang menampilkan jalan buntu, diujung jalan tersebut terdapatlah tumpukan sampah kotor dengan aroma menyengat. Sangking menyengatnya, Xiao zhan terpaksa menutup hidungnya dengan tangan.

"Zhanzhan, mengapa berhenti?" tanya sang sahabat, Paul. mereka memang sering berangkat sekolah bersama.

Tak mendapat jawaban dari Xiao zhan, paul pun mengarahkan pandangannya kearah yang membuat sejak tadi xiao zhan terpaku. paul pun segera menutup mulutnya yang entah sejak kapan terbuka seolah hendak menjerit ketakutan, ia pun menangkup wajah sahabatnya tersebut kearah wajahnya sendiri. xiao zhan memandang paul penuh tanya.

"Apa yang kau lakukan, paul?"

"Tidak, tidak...jangan lihat kesana..." ucap paul dengan gelisah, ia masih mempertahankan posisi wajah xiao zhan menghadap kearahnya.

"Huh? Bicara apa kau ini..." xiao zhan semakin bingung.

"Kau tidak lihat disana ada kucing hitam?" sambung paul menatap tajam xiao zhan langsung kearah matanya "Kucing hitam itu pertanda kesialan. Kalau terus memandanginya seperti itu...kita bisa tertimpa kesialan seumur hidup!"

"Apa?"

"Ah, sudahlah! Sebaiknya kita bergegas, pelajaran akan dimulai sebentar lagi."

Tanpa sempat xiao zhan protes, paul pun telah lebih dulu menarik tangannya dan membawanya pergi dari sana.

Mereka berjalan dengan tergesa. paul seolah-olah ingin segera pergi sejauh mungkin dari sana sehingga xiao zhan terkesan bagai diseret olehnya. Namun meski demikian, xiao zhan diam-diam masih memikirkannya...seekor anak kucing berbulu hitam didekat tumpukan sampah diujung jalan buntu tadi. Anak kucing berbulu hitam, hitam pekat seluruhnya tanpa celah...tengah menjilati kaki kanan depannya yang sepertinya tengah terluka.

Terbayang jelas dalam ingatan xiao zhan. Bagaimana kucing tersebut mengeong kesakitan, menjilati lukanya dengan tergesa. Juga bagaimana...ketika kucing itu menoleh dan menatapnya tajam.

"Paul..." ucap xiao zhan membuat ia serta temannya tersebut berhenti berjalan.

Sang pemilik nama yang dipanggil pun menoleh "Ada apa?"

"Ung~ sepertinya aku melupakan sesuatu..."

"Apa? Kau...disaat seperti ini...!" gusar paul mencubit pipi xiao zhan antara gemas dan kesal "Yasudah, ayo kita kembali."

"Ah, tidak! Jangan!" cegah xiao zhan membuat paul berbalik dan langsung menatapnya penuh tanya "Se-sebentar lagi sudah waktunya masuk kelas. Aku tidak ingin kau terlambat...sebaiknya kau duluan saja, aku bisa melakukannya seorang diri."

"Kau yakin?"

"Tentu saja."

Paul terlihat berfikir sejenak, tanpa ia sadari xiao zhan meneguk liur dalam mulutnya secara diam-diam "Baiklah kalau itu mau mu." Ucap paul pada akhirnya "Aku duluan, ok?! Sampai jumpa disekolah! Jangan lama-lama, bergegaslah!"

Kucing HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang