Part 6

457 56 2
                                    

Xiao Zhan mengurungkan niatnya membuka pintu rumah ketika mendengar suara seperti hancurnya benda pecah belah. Ia bersandar pada daun pintu dan menghela nafas panjang, mereka bertengkar lagi...ayah dan ibunya.

Pemuda bertubuh kecil itu memutuskan untuk menarik langkah, menjauhi rumah yang seharusnya menjadi tempat bernaung nyaman baginya.

Saat ini Xiao Zhan hanya berfikir...dimanapun...lebih baik daripada disini.

Musim panas adalah musim yang menyenangkan bagi sebagian orang. Dimalam hari ketika suhu udara meningkat, adalah hal yang tepat untuk menghabiskan malam dirumah...menikmati semangkuk es buah, minuman bersoda, jus, es krim─ dulu Xiao Zhan juga seperti itu, setidaknya sebelum ayah dan ibunya mulai sering bertengkar akan hal yang menurutnya tidak jelas. Mengenai perbedaan pendapat dan pola pikir yang tak lagi sejalan─ atau apalah...mengapa para orang dewasa senang sekali mempersulit diri sendiri?

Xiao Zhan menempatkan tubuh mungilnya disalah satu ayunan taman, menengadah menatap langit malam yang menyuguhkan kilauan bintang serta pancaran sang rembulan yang memukau penglihatan.

Setetes buliran bening meninggalkan pelupuk mata, melintasi pipi putihnya. Xiao Zhan segera menghapusnya sebelum mengering dan menghasilkan jejak kesedihan yang jelas.

"Ada apa? Mengapa menangis?" ucap sebuah suara yang membuat Xiao Zhan langsung menoleh.

Yibo telah hadir disisinya...entah sejak kapan menempati ayunan yang awalnya kosong disamping ayunan Xiao Zhan.

"Yibo..."

"Hm? Apa telah terjadi sesuatu yang buruk?" tanya Yibo lagi dengan senyum lepas dan raut wajah lembut yang seakan siap sedia menerima apa pun keluh kesah Xiao Zhan.

Terdengar derit besi ayunan karena Yibo sedikit menggoyangkan tubuhnya. Xiao Zhan jadi berfikir bagaimana bisa Yibo selalu hadir disekitarnya...diwaktu dan tempat yang tak pernah ia perkirakan sebelumnya. Memang hal tersebut sedikit janggal, namun Xiao Zhan sama sekali tak merasa terganggu, ia tidak keberatan dengan keberadaan Yibo. Setidaknya...ia tidak harus sendiri dan merasa kesepian.

"Yibo, kau senang sekali mengenakan pakaian seperti itu, ya? Kau seperti boneka saja..."

Mendengar ucapan Xiao Zhan, Yibo segera memerhatikan sekujur tubuhnya sendiri...kemudian kembali menatap pemuda manis disampingnya dengan wajah sendu "Kenapa? Apakah menurut kakak, aku tidak pantas berpakaian seperti ini?"

Kesenduan diwajah Yibo membuat Xiao Zhan merasa panik dan langsung menggelengkan kepala cepat "Tidak! Tidak sama sekali! Bukan maksudku membuatmu merasa seperti itu, Yibo." seru Xiao Zhan memburu "A-aku pikir...kau sangat pantas, sampai-sampai terlihat seperti boneka sungguhan. Manis sekali─"

Kedua pipi Xiao Zhan menghangat memandang sosok Yibo yang malam ini mengenakan celana jeans hitam panjang, membentuk jelas lekuk kaki panjangnya. Sepatu boots pendek sedikit diatas mata kaki juga warna hitam. Kemeja putih yang terlapisi jas merah lengan panjang, pada bagian kedua pergelangan tangan serta leher...terdapat jalinan renda yang memberikan kesan mewah sekaligus menggemaskan. Selain itu, Yibo juga menggenakan untaian rantai dan gelang besi berukiran unik dikedua tangannya.

Yibo...sungguh memesonanya.

"Sedang apa kau malam hari disini, Yibo?"

"Aku datang untuk menemuimu, tentu saja...kakak. Karena kau tengah bersedih saat ini."

"Oh ya? Bagaimana kau tahu kalau aku sedang bersedih?" tanya Xiao Zhan yang nampaknya mulai bersemangat menjadi lawan bicara Yibo.

Yibo menarik satu sudut bibirnya keatas, membentuk sebuah senyum sarat makna yang tak Xiao Zhan mengerti sedikit pun.

Kucing HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang