Part 7

482 63 1
                                    

Yibo benar...

Ia mengatakan kebenaran yang bahkan belum terjadi layaknya seorang peramal.

Kedua orang tua Xiao Zhan akhirnya memutuskan untuk berpisah setelah bertengkar hebat hingga menghancurkan seisi rumah. Hal tersebut membuat Xiao Zhan urung kembali kerumah, ia tak tahu harus pergi kemana...ia tak tahu harus pulang kemana, ia merasa tak lagi memiliki tempat bernaung.

Tanpa tujuan terus melangkah menembus gelapnya malam. Tiap langkah yang ia ambil bagaikan tanpa perasaan sama sekali, Xiao Zhan merasa dirinya hampa...kepalanya kosong dan sebuah lubang besar bersarang dihatinya.

Bukit kebahagiaan yang dibangunnya selama ini bagai runtuh dalam sekejap, ketika keluarga kecilnya hancur. Air mata tak lagi mengalir, kedua matanya kering layaknya tanah gersang... Xiao Zhan tak lagi memiliki sisa tenaga untuk menangis. Kenangan indah bersama ayah dan ibunya kini hanya bagaikan impian semu...kenangan yang hanya akan membuat hati ini kian menderita jika diingat kembali.

Detik itu juga Xiao Zhan berfikir jika Tuhan membencinya, ayah dan ibunya tak menyayanginya seperti yang ia sangka selama ini...

Mereka...jahat.

Ketika langit gelap

Sang raja iblis bangkit dari tanah

Membunuh manusia satu demi satu serta mengurung jiwa-jiwa mereka dalam penjara yang sempit, kotor dan gelap

Tanpa sadar mulutnya mengeluarkan suara, menyanyikan lagu yang pernah Yibo lantunkan untuknya.

Terus menjalin nada diantara untaian langkah kaki...tanah kotor yang ia pijak, terlihat jauh lebih nyaman dibanding kasur empuk nan hangat dikamarnya.

Bunuh semua manusia

Jangan biarkan satu pun tersisa

Jadikan bumi ini sebagai lautan darah

"Hai, kakak..."

Langkahnya terhenti begitu pula dengan lagu yang belum tuntas ia lantunkan...perlahan mengangkat kepala, membuat mata sendunya dapat menemukan sosok bersurai abu-keperakan tengah berdiri tak jauh darinya.

Kedua mata Xiao Zhan membulat.

Yibo...

Senyum tanpa dosa terlukis jelas diwajah tampannya yang pucat itu, seraya mengulurkan tangan ia berkata "Ayo main bersamaku!"

Xiao Zhan memandang wajah tersenyum Yibo yang entah bagaimana caranya mampu menyinari hatinya. Perlahan ia mengulurkan tangan guna menggapai uluran tangan Yibo...namun sebelum itu terjadi, Yibo menarik kembali tangannya dan berbalik.

"Ah."

"Tangkap aku kalau bisa!" serunya disela gelak tawa.

Sang pemilik surai abu-keperakan itu berlari menjauh, membuat Xiao Zhan tertegun untuk sejenak...memandang punggung yang tertutupi jas hitam didepannya.

"Tu-tunggu Yibo!!"

Kaki-kaki kurus itu turut memacu langkah, berlari mengejar, berusaha mempersempit jarak antara dirinya dan pemuda yang berlari didepannya.

Yibo sama sekali tak menoleh. Namun Xiao Zhan dapat mendengar dengan jelas gelak tawa pemuda berkulit putih pucat tersebut, suara tawa yang begitu menggema memenuhi ruang lingkup pendengaraanya. Ia dan Yibo berlari melawan arus pejalan kaki ditengah kota, meski berada ditengah-tengah lautan manusia...pandangan Xiao Zhan hanya tertuju pada sosok Yibo yang mengenakan pakaian berwarna hitam sempurna.

Xiao Zhan tak membiarkan kecepatannya menurun meski nafas telah tersengal, ia mengulurkan tangan...berusaha menggapai sosok Yibo...

Semakin dekat.

Dekat...

Dekat...

Terdengarlah suara klakson kendaraan yang amat sangat memekakan telinga. Disusul beberapa teriakan orang-orang sekitar yang menyerukan namanya.

Xiao Zhan tersadar dari dunia khayal. Entah sejak kapan ia telah berada ditengah jalan raya, sejenak ia bingung...mencari sosok Yibo yang tak tertangkap indera penglihatannya. Suara klakson terdengar untuk kedua kali, mengundang Xiao Zhan menoleh dan segera dihadapkan oleh sebuah bus yang melaju kearahnya dengan cepat dan tepat.

Nafas Xiao Zhan tercekat, sinar lampu bus menghujani tubuhnya membuat kepalanya terasa pusing.

Tubuhnya seolah membeku.

Dan detik selanjutnya... Xiao Zhan tak merasakan apapun lagi kecuali rasa sakit yang teramat sangat.

Hitam adalah mati

Hitam adalah kesakitan

Hitam adalah kekosongan

Hitam adalah hampa

Kucing hitam, kucing hitam...kasihan sekali dia kesepian. Dijauhi karena membawa sial dan malapetaka bagi makhluk disekitarnya. Ia akan membawa jiwa-jiwa yang suci dan rapuh kedalam dunianya yang kelam, agar tak lagi merasa kesepian.

"Akhirnya aku punya teman! Ayo kita bermain selamanya...sampai tubuh ini hancur dan membusuk."

Ditengah rasa sakit yang mendera, aroma anyir memenuhi indera penciumannya...pandangannya memburam, satu persatu orang menghampiri tubuhnya yang terkapar tanpa daya. Mereka berteriak minta tolong, berseru untuk menghubungi polisi dan ambulan entah kepada siapa.

Darah segar mengalir dari setiap luka yang ada ditubuhnya...luka yang tak terhitung jumlahnya.

Diantara mereka yang berkerumun, samar-samar Xiao Zhan dapat menangkap sosok Yibo dikejauhan...pemuda itu berdiri seraya tersenyum riang, sorot mata kuningnya menatap Xiao Zhan langsung. Yibo nampak sangat bahagia.

Sosok Yibo lalu menjelma menjadi kucing hitam, lalu kembali menjadi Yibo...

Kucing hitam

Yibo

Kucing hitam

Yibo

"Kakak yang baik hati, cepatlah mati dan temani aku. Aku akan membawamu kesuatu tempat, meski gelap namun menyenangkan. Kita akan tinggal...dan bermain disana selamanya."

... ... ... ... ...

The End

Kucing HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang