Pagi ini seluruh siswa datang kesekolah satu jam lebih awal untuk memantapkan persiapan festival sekolah. Tidak ada kelas yang tidak sibuk, sejak kemarin lorong kelas bahkan telah ramai dengan berbagai dekorasi dan hiasan. Tiap kelas bebas menentukan akan melakukan apa, membuka stand berupa café kecil, kios cuci gudang, stand makanan, band atau pun pertunjukan lain.
Kelas Xiao Zhan telah memutuskan untuk menampilkan drama, setiap siswa mendapatkan peran baik untuk diatas panggung mau pun dibalik layar.
Mereka akan memainkan drama dengan mengambil cerita Alice in Wonderland.
Xiao Zhan mendapatkan peran sebagai Cheshire cat, sementara Paul berperan sebagai kelinci ajaib. Siswa lain ada yang mendapat peran sebagai ratu hati, prajurit kartu, penata lampu, penulis naskah dan sebagainya.
Kini kelas mereka tengah disulap menjadi ruang ganti pemain, sang sutradara sibuk berteriak dan berlarian kesana-kemari mengatur para pemain. Para pemeran pembantu heboh berganti pakaian, ada yang menjadi pohon, matahari atau pun bebatuan. Xiao Zhan bahkan dapat dengan jelas mendengar suara lengkingan Paul mengeluh karena tidak suka jika harus mengenakan telinga kelinci imitasi.
Namun Xiao Zhan sendiri belum berganti pakaian. Dalam kelas hanya dirinyalah yang tampak tenang-tenang saja dan tak terpengaruh kegaduhan. Sejak tadi ia hanya terduduk disudut kelas seraya meratapi ujung jari telunjuknya yang terkena panci panas pagi tadi. Ia menghela nafas, plester bergambar bintang telah merekat sempurna disana menutupi kulitnya yang melepuh...namun rasanya kesal saja, tidak biasanya ia ceroboh dalam memasak. Ditambah lagi, ia nyaris saja terserempet mobil ketika hendak menyebrang jalan saat dalam perjalanan menuju sekolah.
Ia pikir, dewi keberuntungan tengah menjauhinya.
"Xiao Zhan!!" suara lengkingan khas seseorang membelah keributan dalam kelas, membuat Xiao Zhan tersentak karena telinganya terasa pengang.
Paul...
Dengan lesu Xiao Zhan menoleh dan menjawab "Apa...~?"
"Kau ini! Jangan diam saja seperti batu! Segeralah bertukar pakaian, sebentar lagi kita akan tampil!" Paul yang telah mengenakan kostumnya dengan rapi menyerahkan satu stel pakaian khas Victorian pada Xiao Zhan, lengkap dengan telinga dan ekor kucing imitasi.
Kostum dan konsep pertunjukan mereka memang sedikit unik. Mengusung tema bangsawan Victorian kuno, sehingga nampak jika para pemain seperti tengah melakukan Costume Player...kostum Xiao Zhan pun banyak dihiasi renda warna hitam. Merasa jika kostum tersebut sangatlah lucu, Xiao Zhan tersenyum tipis dan meraihnya...setelah itu segera menuju bilik sederhana disudut lain kelas yang sengaja dibuat sebagai tempat ganti pakaian.
"Jangan lama-lama!!"
"Iya, aku tahu~"
.
.
.
Penyebab yang membuatnya melangkah dengan lesu menuju halaman belakang sekolah adalah...karena─ baiklah, siapa yang masih dapat bernafas dengan lancar jika faktanya beberapa menit lalu ia hampir saja tertimpa lampu panggung tepat setelah tirai ditutup?
Entah bagaimana hal tersebut dapat terjadi, lampu berukuran sebesar bola basket yang kebetulan berada tepat diatas Xiao Zhan tiba-tiba saja melayang turun. Beruntunglah salah satu teman yang bertugas dibalik layar berseru cepat menyadarkannya...dengan reflex yang bagus, Xiao Zhan berhasil menghindar meski harus kuat menahan sakit dipunggungnya akibat sedikit terbentur setting panggung. Ia tak dapat membayangkan jika harus dilarikan kerumah sakit karena sekarat tertimpa lampu besar nan panas itu.
Masih dengan kostum pertunjukannya, lengkap dengan telinga dan ekor kucing imitasi warna oranye, Xiao Zhan berjalan menuju tempat keran air dekat gudang peralatan olah raga. Pakaian ini membuatnya gerah, namun ketua kelas menyuruh para pemain untuk tidak bertukar pakaian dulu demi meramaikan suasana festival. Dalam hati Xiao Zhan merutuki sikap seenaknya ketua kelas berkacamata tebal itu...menyebalkan sekali.
Ia membuka salah satu keran air yang berderet disana. Merundukan tubuhnya dan menggapai air yang mengalir dengan mulut kecilnya...kedua belah bibirnya terbuka, menjadi celah bagi aliran air untuk masuk kedalam, memanjakan seisi mulut dengan rasa sejuk dan menyenangkan. Xiao Zhan memejamkan mata ketika sejuknya air sampai ketenggorokan, ia menikmatinya...rasanya sungguh nyaman dan segar.
Tanpa menyadari adanya seseorang, ia melangkah dengan begitu perlahan tanpa menimbulkan suara. Mendekati sosok mungil yang tengah menikmati air keran disana, ia berhenti dan merundukan tubuh, mendekatkan mulut pada aliran air yang keluar dari keran yang sama dengan Xiao Zhan.
Pemuda berdarah asli China itu terkejut setengah mati saat menemukan wajah orang lain ketika ia membuka mata, terlebih lagi bibir mereka nyaris saja bersentuhan.
"Hei!! Apa yang kau lakukan?!!" teriak Xiao Zhan antara panik dan malu. Permukaan kulit wajahnya yang putih kini mulai terhiasi semu-semu merah muda, secara kasar mengusap mulut dengan punggung tangan, entah untuk menghapus sisa air disana...atau menghapus kenyataan bahwa ia nyaris saja berciuman dengan orang asing.
Orang asing itu selesai menikmati air dan berdiri tegap, turut mengusap mulut dengan punggung tangan. Ia menatap Xiao Zhan tanpa dosa, sorot matanya nampak begitu polos dan begitu menarik simpati.
"Aku..." orang ─lelaki─ asing itu melirik sekilas keran air lalu kembali menatap Xiao Zhan, masih dengan polos "Sedang minum..."
"Kenapa kau minum dikeran yang sama denganku? Bukankah masih banyak keran lain! Tolong jangan bersikap seenaknya, aku ini siswa kelas tiga!!"
Lelaki asing itu mengerenyit bingung, kepalanya sedikit miring tanda ia sedang berfikir...oh sumpah lucu sekali anak ini, Xiao Zhan berteriak dalam hati.
"Oh ya? Lalu?" sahutnya enteng.
"U-ukh...~"
Xiao Zhan mengepal erat kedua tangannya. Ia bingung antara tengah menahan gemas atau kesal terhadap sosok asing didepannya...pasalnya, orang asing tersebut membuat ia merasakan keduanya. Gemas dan kesal...anak lelaki asing itu sungguh menarik perhatiannya.
"Kau ini─ ah sudahlah, menyebalkan!" Xiao Zhan mendengus lalu berbalik bermaksud meninggalkan tempat ini, namun sebelum itu terjadi...tubuhnya terasa tertarik oleh sesuatu hingga ia merasa berat untuk melangkah.
"Eh...kakak..." ucap suara lirih dibelakangnya. Xiao Zhan menoleh dan mendapati wajah memelas orang asing tersebut "Kakak aku lapar..."
"He...?"
Mata anak lelaki asing itu mulai berkaca-kaca dan bibirnya merengut lucu "Aku lapar...kakak..."
"Apakah ada seseorang yang mau bermain denganku?"
"Apakah ada seseorang yang mau menjadi temanku?"
"Aku kesepian, aku kesepian..."
"Kenapa kalian begitu jahat padaku? Mengapa kalian selalu menyebutku pembawa sial? Aku benci kalian semua! Kalian semua jahat! Aku akan membunuh kalian semua!!"
.
.
.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Hitam
HorrorKetika langit gelap Sang raja iblis bangkit dari tanah Membunuh manusia satu demi satu serta mengurung jiwa-jiwa mereka dalam penjara yang sempit, kotor dan gelap Dia akan menyayat kulitmu Dia akan memutus urat nadimu Mencabut jantungmu Dan menghan...