Kesaksian Alexa Rossakov

550 102 10
                                    

Wajah Inspektur Cruizzes merah padam karena menahan amarah. Sekali lagi ia memandang eksterior Madalane House dengan perasaan jijik dan mual. Ia menyusuri Hillside Road sambil mengumpat tidak jelas. Wajahnya semakin merah, bahunya merosot dan langkahnya gontai.

"Cih. Nenek tua itu lebih memilih bungkam ternyata," umpat Inspektur Cruizzes dengan aksen Prancisnya. Ia berdecak sebal, lalu melempar pandangan jengkel ke arah Madalane House yang semakin menjauh.

Tetapi kini matanya berkilat aneh. Tiba-tiba saja tubuhnya ditegakkan kembali. Sudut-sudut bibirnya terangkat. Inspektur Cruizzes teringat akan reaksi yang dihasilkan dari Ms. Walgrave. Ketika bibir Ms. Walgrave berkedut dengan memuakkan saat Inspektur bertanya tentang Rebecca. Inspektur memikirkan segala macam kemungkinan yang membuat Ms. Walgrave bertingkah aneh seperti itu. Apakah Ms. Walgrave membenci keponakannya? Ataukah Ms. Walgrave memiliki perasaan takut kepada keponakannya? Inspektur hanya menggelengkan kepalanya.

"Inspektur Cruizzes!" sebuah suara lembut meneriakkan namanya dari kejauhan.

Inspektur menoleh dan memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas siapa yang memanggilnya. Seorang gadis berlari-lari kecil ke arahnya. Rambutnya yang berwarna cokelat kemerahan bergerak-gerak tidak beraturan. Wajahnya yang putih kemerahan dipenuhi dengan bulir-bulir keringat. Alexa Rossakov.

"Ah. Ternyata Anda, Mademoiselle. Anda memanggil saya?" kata Inspektur meyakinkan.

"Benar, Tuan," kata Alexa dengan terengah-engah. Napasnya memburu. Cepat-cepat ia mengatur napasnya kembali. Dan melanjutkan, "ada yang ingin saya beri tahukan kepada Anda, Tuan."

"Silahkan, Mademoiselle," sahut Inspektur Cruizzes. Ia tersenyum dengan menampakkan rentetan giginya yang putih. Tetapi malah terlihat aneh dan konyol.

"Ini tentang Nona Rosemary, Tuan. Saya tidak dapat membicarakannya di sini. Apakah Anda ada rencana makan siang di suatu tempat? Kita dapat membahasnya di sana," Alexa tersenyum kepada Inspektur, tetapi sedikit dipaksakan.

"Tidak, Mademoiselle. Saya belum ada rencana untuk makan siang. Tapi saya ingin mengunjungi Perpustakaan Northwood Hills."

"Terserah Anda saja, Tuan. Asal jangan berada di dekat Madalane House saja."

Mereka berdua berjalan beriringan. Tetapi, mereka tidak berbicara satu sama lain. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Alexa memikirkan cara yang tepat untuk menceritakan masalahnya kepada Inspektur. Sedangkan Inspektur Cruizzes sedang bertanya-tanya dalam hati apa yang akan disampaikan Alexa.

Tak terasa mereka berdua sudah sampai Di Northwood Hills Library. Yang pertama terlihat saat mereka memasuki Northwood Hills Library adalah ruang peminjaman dan sirkulasi. Karena memang ruang itu letaknya berdekatan dengan pintu masuk. Pada ruang peminjaman dan sirkulasi ini proses kegiatannya meliputi peminjaman dan pengembalian buku, pemungutan denda, pembuatan statistika, serta pendaftaran, perpanjangan dan pengunduran diri menjadi anggota perpustakaan. Disini, Inspektur Cruizzes dan Alexa melapor serta mengisi buku tamu.

Di sebelah timur ruang peminjaman dan sirkulasi, terdapat ruang koleksi. Ruang koleksi ini juga terbagi atas 3 ruangan lainnya. Yaitu, ruang koleksi umum yang menyimpan buku fiksi, buku non-fiksi, surat kabar, majalah, kliping, brosur dan pamflet. Lalu ada ruang referensi yang menyimpan koleksi-koleksi khusus seperti ensiklopedia, almanac, kamus dan direktori. Dan ruang audio visual.

Di samping ruang koleksi terdapat ruang baca. Ruang baca ini digunakan untuk membaca bahan pustaka. Ruang baca dilengkapi kursi dan meja kayu beserta sofa yang nyaman. Ruang ini tidak memakai pembatas atau dinding pemisah sehingga pengunjung dapat leluasa bergerak.

Lalu, di sisi lain juga terdapat ruang baca anak-anak. Disana menyimpan berbagai buku bergambar prasekolah, sastra lokal, buku musik dan cerita anak. Ada juga sekumpulan novel anak karya Enid Blyton, Charles Perrault, Grimm bersaudara, Hans Christian Andersen, Johanna Spyri, Oscar Wilde, Hergè, Roald Dahl dan masih banyak lagi.

Inspektur Cruizzes mengingat masa kecilnya, saat ia selalu dibacakan cerita anak oleh ibunya sebelum ia tidur. Cerita kesukaannya adalah Heidi, karya Johanna Spyri.

Inspektur Cruizzes dan Alexa memilih duduk di tempat yang sepi pengunjung. Inspektur Cruizzes hanya diam memperhatikan Alexa. Ia menunggu gadis Rusia itu yang membuka pembicaraan. Tetapi yang diperhatikan malah tertunduk dan memainkan jari-jarinya dengan gelisah. Inspektur Cruizzes menghela napas panjang.

1 menit.
3 menit.
5 menit.

Inspektur Cruizzes melotot ke arah Alexa. Kakinya dihentak-hentakkan ke lantai dengan kasar.
"Cepatlah, Mademoiselle!"

Alexa masih saja memainkan jari-jarinya. Peluh di dahinya menetes. Dan ia menggigit bagian bawah bibirnya. Alexa bergidik melihat wajah Inspektur.

"Sa-saya tidak tahu, Tuan," kata Alexa dan tertunduk lagi.

Inspektur Cruizzes menghela napas lagi dan tersenyum lemah kepada Alexa, walaupun ia tahu Alexa tidak melihatnya. Ia mengelus sopan bahu Alexa dan berkata dengan lembut, "katakanlah apa yang ingin Anda katakan, Mademoiselle. Mungkin informasi dari Anda sangat membantu kami."

Alexa menatap Inspektur Cruizzes. Ia menegakkan tubuhnya dan mengontrol dirinya agar tidak gugup lagi. Matanya menatap langit-langit dan menerawang.

"Saya hanya ingin memberi tahu Anda sedikit informasi saja, Tuan. Saya menduga bahwa Nona Rosemary tidak mengatakannya kepada Anda."

Inspektur Cruizzes mengerutkan dahinya. Ia menunggu Alexa untuk berbicara kembali, tetapi Alexa malah menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya, "apa itu, Mademoiselle?"

Alexa Rossakov tersentak kaget. Wajahnya memerah malu karena ketahuan sedang melamun.

"Apakah Nona Rosemary menceritakan kepada Anda tentang penyakitnya, Tuan?" tanya Alexa.

"Ya, tetapi tidak banyak. Ia hanya mengatakan bahwa penyakitnya muncul sejak 6 tahun yang lalu," jawab Inspektur Cruizzes.

"Dan 6 tahun yang lalu pula Rebecca mulai dirawat oleh Nona Rosemary," kata Alexa dengan takut-takut. Ia gugup kembali.

"Jadi? Maksud Anda penyakit majikan Anda dimulai semenjak ia merawat Rebecca?"

"Saya tidak tahu, Inspektur. Tapi begitulah kenyataannya. Rebecca sering menyakiti dirinya sendiri. Kadang ia membuat beberapa luka di lengannya. Sungguh menakutkan, Inspektur. Mungkin, kelakuan Rebecca yang membuat majikan Saya menjadi seperti itu," kata Alexa dan diakhiri dengan gelengan kepala.

"Lalu? Apa yang terjadi dengan kondisi fisik majikan Anda? Maksud saya, seharusnya wajahnya tidak setua itu."

"Itulah Inspektur yang ingin saya katakan kepada Anda, Tuan. Sebenarnya wajah Nona sangat cantik, tetapi semenjak Nona merawat Rebecca wajahnya semakin menua setiap harinya."

"Lalu? Apakah sekarang sudah ada perubahan pada dirinya? Maksud saya, semenjak ia menitipkan Rebecca?"

"Ya, Tuan. Nona sekarang menjadi ceria kembali dan Nona sudah tidak meminum pil-pilnya lagi."

"Pil?" tanya Inspektur Cruizzes. Ia berharap semoga Alexa tahu jenis pil apa yang diminum majikannya.

"Ya, Tuan. Mungkin semacam obat tidur. Hanya itu yang dapat saya katakan kepada Anda. Semoga itu dapat membantu penyelidikan Anda. Saya harus kembali ke Madalane House, karena ini sudah waktunya makan siang. Saya permisi, Tuan," kata Alexa dengan sopan.

Inspektur hanya mengangguk pelan dan tersenyum. Lalu, Alexa keluar dari perpustakaan dengan lega. Inspektur Cruizzes memandangi punggung gadis tersebut dengan perasaan takjub. Informasi dari gadis itu sangat berharga.

~ Murder In St. Greal ~
W. S.

Hai, makasih banyak readers yang udeh baca, vote dan comments. Sama mau promote nih naadiaa368, cantik, jago gelinding dan kang begal :v wkwk.

Baca juga ya ceritanya naadiaa368, judulnya Between Us sama My Chairmate, Greyson Love Story lho XD. Divote ya ceritanya dia, soalnya dia kalo marah langsung nyaplok :v oh iye lupe, Nadia ini anggota cheers edisi Ramadhan :v wkwk.

*Maapin entong ye, beh*

Murder In St. GrealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang