new abode and drunken session

47 7 2
                                    

"apa kalian yakin tidak ada tindak perampokan maupun penculikan? tetangga bawahmu berbangun dengan suara berisik dari ruanganmu, ditambah dengan barang 'terjatuh' tertulis di laporan." tanya si petugas keamanan, dia melihat dengan seksama area ruangan dan negara merah putih yang mengusap tangannya berkali-kali.

mencurigakan.

"benar, kejadian kemarin malam hanyalah kesalahpahaman dan tidak ada yang terluka." jawab Indonesia dengan senyuman khasnya, mengisyaratkan pesan 'tidak apa-apa'.

"baiklah, dan tolong jangan membuat keributan sampai tetangga lain terganggu, dasar..." akhirnya, petugas pun keluar dari ruangan.

'wah mulutnya harus dijaga dong pak.' pikiran kotornya sirna saat air yang dipanaskan telah berbunyi, segera dia beranjak dari tempat duduknya dan mematikan kompor. tuangkanlah air panas itu ke dalam dua gelas berisi bubuk kopi, tidak lupa diaduk dan satu gelas lagi di isi dengan susu agar bisa menambahkannya di kopi bila pahit.

untuk makanan, dia hanya menyiapkan beberapa roti dari pemanggangan dan selai stroberi dan saus coklat.

ditatahlah dengan rapi meja makan, dia bersyukur kekacauan yang menimpa kemarin malam tidak ada perabotan yang hancur. membuat pagi hari yang menjengkelkan dengan kedatangan petugas menjadi lebih baik.

melihat sekali lagi pemandangan dapur dan tempat meja makan yang rapi, dia bergegas pergi menuju kamar temannya tidak lupa dengan tata krama mengetuk pintunya.

"Fin, kamu mau keluar? aku bikin kopi dan beberapa roti bakar, ternyata disini pun ada selai juga setelah mendobrak dapur."

terdengar dari sebelah ruangan suara gesekan lembaran selimut dan langkah kaki menandakan bahwa ia sudah terbangun. beberapa menit menunggu akhirnya pintu terbuka menampakkan Finland yang meraba mukanya untuk bisa bangun.

"ayo kamu cuci muka dulu baru ke meja makan, airnya bersih loh!" dia berkata sambil tertawa melihat Finland yang masih mengantuk. dia kembali lagi ke meja makan dan menyiapkan makanan untuk dirinya, membalurkan saus coklat ke lembaran roti bakar ditutup dengan lembaran roti lain.

menunggu kawan yang sedang bersiap-siap, dia berdiam diri merenungkan apa yang terjadi.

Hugo, kawannya yang ternyata adalah Negara Finlandia sekarang berada di sini, dari sudut pandang Indonesia sendiri maka terjadi sesuatu yang membuat Finlandia dan yang lain terpojok antara ada monster yang kuat atau manusia yang membantai dia dan meninggal di tempat, sama seperti dia yang telah dirobek putus oleh monster bedebah. alhasil, mereka terbangun berada masa lalu.

memikirkan bagaimana cara mereka bisa berada disini aja udah bikin pusing apalagi ada orang yang terlibat juga.

'walau aku tidak ingin memikirkan anak-anakku mati, tapi prediksiku yang memungkinkan hanyalah itu, tidak ada lagi.' dia meminum kopinya untuk menenangkan pikirannya yang mulai berisik.

'semuanya sudah mati ya?'

"...sia- Nesia?"

"eh? maaf tadi aku melamun, ayo makan bareng!" melihat ke arah suara yang dia tunggu, Indonesia tersenyum kepadanya, "aku siapkan kopi kesukaanmu yang selalu kamu ceritakan kepadaku di waktu lain."

finlandia duduk di seberang meja makan dan mengambil dua lembar roti dan mengoleskan selai stroberi di dalamnya, beberapa menit kemudian roti yang ia pegang sudah menghilang dari tangannya.

"ooo...lahap sekali ya? masih ada sisa roti jadi makanlah yang banyak."

tidak ada respons dari sang teman, Indonesia membuka matanya, ditampakkan dengan tatapan Finlandia yang tajam ke arahnya.

[Anchor]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang