Hidup memang lebih nyaman bila tidak bergenre kehancuran dunia dijilid selanjutnya.
Tidak terasa sudah satu bulan mereka menetap di kediaman baru, memiliki jadwal masing-masing dan membantu satu sama lain, bisa dibilang dengan pasti bahwa kehidupan berjalan sangat mulus tidak menyadari sang waktu.
Pagi hari bangun dan membersihkan diri, memasak dan makan sarapan bersama atau sendiri di kamar yang telah menjelma menjadi tempat kerja, dan melakukan pekerjaan masing-masing atau menemui keluarga dan teman. Pada saat waktu siang tiba tanpa ditindih tugas, mereka bisa melakukan aktivitas lain seperti merawat tanaman untuk Indonesia atau baca buku bagi Finlandia walau terkadang ada waktu dimana salah satu mengajak pergi ke gym untuk berolahraga, walau dengan cara yang kasar...
"Apa aku harus olahraga sepertimu?" Tanyanya dengan malas mengangkat bobot yang disediakan, tapi dalam dirinya kagum dengan apa yang dikatakan Finlandia tentang tempat yang mereka tumpangi benar-benar lumayan nyaman dengan fasilitas lengkap, dia juga berkata kalau mempunyai kenalan disini...
Atau dia berbohong dan aslinya menyogok orang yang memiliki tempat ini.
Indonesia langsung menghapus suara liar yang ada di pikirannya, 'Hus Indo, Fin gak seperti itu, ...ya pada waktu tentram ini sih.'
"Olahraga itu baik, and I don't want to drag your weakass when the messes start so–" Dan tanpa aba-aba, Finlandia melempar bola pemberat ke arah muka Indonesia.
"Think fast."
"Bajing—"
Ehem. Setelah melakukan kegiatan yang sehari-hari. Waktu sore digunakan untuk beristirahat dan membersihkan diri, terkadang mereka akan berjalan-jalan mengelilingi perjalanan untuk membeli keperluan atau hanya sebagai hiburan semata tidak lupa menyapa dengan orang-orang senasib yang sekarang tinggal sebagai tetangga dan keluarga atau teman yang berpapasan di jalan.
Tidak merasa malam telah tiba. Finlandia dan Indonesia akan bergantian siapa yang akan memasak makan malam dan membersihkan rumah disertai bertarung dan teriakan atas masalah sepele sebelum mereda dan melakukan tugas masing-masing. Makan malam pun siap dan mereka akan makan dengan lahap, mengobrol dan mengulas keseharian seperti biasa.
Malam yang larut menandakan untuk waktunya membersihkan diri dan beristirahat untuk mengisi energi mereka, tentu akan ada malam dengan pengecualian dimana kopi, kertas berceceran, tisu dan tinta tumpah yang menemani...
Merepotkan.
sekarang, dimana matahari bersinar redup terhalangi oleh awan, memancarkan cahaya bergabung dengan warna menghangatkan, membuat tanaman yang memandangnya terlihat cantik, dengan suara berita yang terdengar dari ruang tamu dan mesin kopi yang bekerja menyiapkan minumannya, memang sore yang indah untuk bersantai.
Sampai pintu taman terbuka dengan paksa dan gembok yang telah ditutup dengan rapat menjadi korban lagi, suasana berganti menjadi menyebalkan.
"Fin, kita sudah ganti gembok itu enam kali minggu ini."
"Biarin, kamu sudah lihat info di obrolan grup?"
Menyengitkan matanya, ia menggeleng kepala. "belum, handphoneku ada di dalam dapur, emang kenapa?"
"Perkumpulan diadakan kembali."
Suara disekitar terasa hening seketika, Indonesia hanya menjawab dengan tatapan bingungnya ke Finlandia.
"Ok? kita bisa izin ke EU karena sakit lagi." Lanjut Indo dengan santai kembali dengan tanaman kesayangannya sambil bersenandung, segera Finlandia menarik perhatiannya dengan cara mencubit lengannya agak keras.
"Hei sake!"
"Lihat tanggal sekarang, Nesia! Ini sudah sebulan lebih dan kita diharuskan untuk hadir ingat tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Anchor]
FanfictionTerbangun di dalam rumah sakit dan mengetahui bahwa ia berada 5 tahun sebelum kejadian mengerikan menimpa tidak tahu menahu caranya bagaimana, langsung Indonesia mengambil kesempatan untuk melakukan apapun untuk menjaga keluarganya. Berkelanjutan de...