Typo bertebaran and happy reading.
CHAPTER 2
*****
Kalo kata orang -orang jangan terlalu membenci sesuatu
Nanti kemakan omongan sendiri baru tau rasa.
*****
Koridor tampak sepi. Entah kemana semua penghuninya berada. Ocha tidak peduli. Dia harus menyelamatkan para peliharaan diperutnya yang meraung meminta pertanggujawaban. Para parasit kurang ajar itu sudah menyusahkannya sejak tadi.
Ocha berjalan terburu-buru setengah berlari. Dia butuh makan. Dia harus cepat. Sebelum Zoya mennyadari bahwa dia kabur. Ini semua salah kembaran sialannya itu. Lihat saja Ocha tidak akan memberinya makan untuk seminggu kedepan.
Ocha mempercepat langkahnya. Gadis itu menghela nafas lelah. Mengapa perjalanan ke kantin terasa sangat melelahkan.Ocha yang yang terlalu fokus dengan pikirannya tidak menyadari ada siswa lain yang berbelok ke arahnya.
Buukkk
Hal yang tak terelakkan pun terjadi.
"Anjir, bokong gue!" Batin Ocha.
Ocha jatuh terduduk dengan amat sangat menyedihkan. Ini ocha kena karma atau bagaimana sehingga dia harus mengalami kesialan terus menerus dalam hidupnya. Sepertinya Ocha harus mengubur mimpinya punya bokong semok seperti milik kim khardasian. Miliknya sudah tepos makin tepos!
"Heh! Lo ga punya mata ya?!"
"Kamu gak apa-apa? Ada yang sakit?"
Teriakan ganas Ocha bebarengan dengan uluran tangan maskulin oleh siswa yang menabraknya tadi. Dan juga jangan lupakan pertanyaan dengan suara lembut bernada khawatir yang terdengar menyejukkan.
Ocha terdiam. Menatap uluran tangan yang berada tepat dihadapannya. Ada apa dengan sensasi yang dia rasakan ini. Perutnya terasa melilit. Jangan bilang bahwa dia sekarang ingin buang hajat juga?
Ocha mendongkak kepalanya yang sedari tadi menunduk. Pandangannya beradu dengan sepasang mata sehitam obisidian yang memandangnya lembut penuh kecemasan . Dia terpaku.
Rona merah tipis menjalar di kedua pipi laki-laki itu. Ocha menatapnya terlalu intens. Dia tidak pernah di tatap seperti ini oleh orang lain. Dia malu. Diurungkannya uluran tangannya. Karena merasa perempuan didepannya tidak merespon ucapannya. Dia memilih berjongkok.
"Kamu gak apa-apa?" Tanyanya sekali lagi. Mengabaikan tatapan gadis itu.
Ocha tidak menjawab. Dia hanya mengangguk kepalanya pelan. Lidahnya terasa kelu. Entah kenapa tubuhnya tidak bisa diajak berkerja sama. Hei! Ada apa dengannya?!
Melihat jawaban Ocha. Laki-laki itu tampak memperhatikan keadaan Ocha dengan khawatir. Memperhatikan apakah ada luka akibat kesalahannya tadi. Dia seharusnya lebih memperhatikan sekeliling walau sedang terburu-buru. Setelah merasa bahwa Ocha baik-baik saja. Laki-laki itu menghembuskan nafas lega.
Diulurkan kembali tangannya. Kali ini Ocha membalas. Dipegangnya erat tangan laki-laki itu. Eh, apanih? Kok nyaman? Sadar dengaan pemikirannya Ocha menghempaskan tangan laki-laki itu. Dia berdiri dengan tergesa-gesa.
![](https://img.wattpad.com/cover/304669879-288-k119130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE
Teen FictionSejak kecil Ocha sadar bahwa pria dengan wajah tampan adalah musibah! Mereka itu merepotkan, menyebalkan dan yang paling harus dia hindari selain Otan anjing galak komplek sebelah. Tiga saudaranya adalah buktinya nyata yang patut di pertimbangkan...