.PART 2.
aku tidak mengerti sama sekali maksud dia berkata CALON itu untuk apa. menurutku itu aneh adanya. secara aku saja baru berkenalan dengannya. padahal aku sudah bersama dia selama 3 tahun kurang lebih. tetapi bagiku, itu kurang penting untuk aku bahas kali ini. karena semakin lama aku bersamanya, aku semakin merasa ada hal yang mengganjal di dalam hidupnya. contohnya saja, saat aku sedang menjelaskan kata 'BAWANG PUTIH' , dia langsung berkata pada aku untuk jangan membahas itu. dan menyuruhku untuk jangan lagi membahas tentang bumbu dapur tersebut, berapapun itu banyaknya. maksudnya apa coba? tapi aku tetap berpikir positif. mungkin dia tidak suka dengan kata 'bawang', atau dia tidak suka dengan bumbu dapur ini. atau mungkin karena dia 'trauma' tentang masakan? yah, mungkin ada benarnya seperti itu. jadi ya aku lewatkan saja semua 'permasalahan' satu bumbu dapur ini. dan berhubung dia juga masih memiliki topik lain untuk dibahas bersamaku, ya sudah aku benar-benar tinggalkan dan lupakan saja masalah itu bersamanya.
ngomong-ngomong, dia juga masih bertanya lagi padaku tentang aku yang dijemput oleh siapa dan kapan waktunya. karena aku tidak tahu akan dijemput atau pulang dengan siapa, aku pun langsung menjawab kalau aku tidak dijemput oleh siapa-siapa dan akan pulang sendiri. karena jawaban aku itu, dia pun mengajakku kembali untuk pulang bersamanya. dan aku pun tidak bisa menolak ajakannya karena aku juga merasa bingung bagaimana caranya untuk aku pulang kalau keadaan sekarang saja masih hujan deras, bukan gerimis. jadi, aku pun langsung mengikuti ajakan Rafa. tetapi jangan lupa tentang masalah asmara yang ada pada kehidupan seseorang yang bernama Rafassya Salvatore. apalagi coba kalau bukan tentang murid-murid perempuan yang menyukai dia dan cemburu atau tidak suka kalau ada cewek lain selain mereka yang dekat dengan Rafa. dan itu adalah salah satu kemalasan aku dalam hal masalah asmara. dan lagi, karena itu jugalah, aku pun berkata kepada Rafa agar dia menjawab pertanyaanku.
"Raf, gue males nih harus nerima omongan cewek-cewek yang suka sama lo. jadi gue mau nanya sama lo. lo mau pilih gue dan pulang tanpa nyelesain omongan-omongan mereka atau gue tinggal aja?" ucapku pada Rafa yang lebih memilih mendengar omonganku ketimbang omongan para cewek-cewek yang masih nyelonong berkata-kata kalau mereka kesal dengan omongan Rafa padaku.
"gue milih lo pulang sama gue lah daripada gue harus nyelesain masalah asmara kaya gini. ga penting banget. ya udah, sini ikut gue kesana, ke parkiran mobil." jawab Rafa yang membuat aku kaget LAGI. aku baru tau kalau dia membawa aku pulang naik mobil, bukan motor. aku kira dia mau membawa aku pulang naik motor. ternyata naik mobil yang bukan mobil biasa saja. melainkan mobil yang menurut aku belum cocok untuk dipakai dan dibawa oleh anak remaja yang masih berumur 17 sampai 18 tahun."masuk!" suruh Rafa saat aku dan dia sudah sampai di depan mobil yang berwarna hitam dan duduk di jok mobilnya setelah dia membuka pintu mobilnya. bukan hanya terlihat dan terasa untuk duduk dipikiranku. melainkan, ada satu hal dari semua yang ada di dalam mobil itu. benar-benar bisa lagi dan lagi membuat aku terkejut bukan kepalang. ternyata di sekitar mobil berwarna hitamnya, ada empat bodyguard yang sedari tadi menjaga mobilnya itu!
"ini? mobil yang bakal dipake sama gue?" tanyaku belum dan tidak percaya. "iya.. kenapa?" tanyanya lagi.
"terus empat orang ini siapa?" tanyaku lagi yang belum mau dan belum bisa masuk ke dalam mobilnya itu.
"mereka bodyguard gue. kenapa? mereka juga yang bakal menjaga lo kalau lo diganggu sama cewek-cewek yang naksir sama gue." ucap Rafa yang membuat gue berpikir lebih lanjut, bahkan kelebihan sampai Rafa bertanya padaku kenapa aku bengong.
"ehm.. bodyguard? buat gue? kayanya ga usah deh, gue juga ga mau dan ga butuh. gue bisa jaga diri gue sendiri dari cewek-cewek yang naksir sama lo." ucapku pada Rafa dan tanpa basa basi, diapun menyuruh empat bodyguard nya untuk balik sekarang juga.sebenarnya sih, kata Rafa, bodyguard yang kulihat ini tidak selamanya akan bertemu dengan mereka, Keluarga Rafa. sama saja seperti mba yang datang ke rumah beberapa hari saja di setiap minggunya.
aku bukannya sombong atau bagaimana tentang bodyguard yang diberikan oleh Rafa untuk menjaga diriku. tapi emang pada dasarnya aku bisa menjaga diriku sendiri dari permasalahan yang ada dalam kehidupan aku, khususnya tentang para wanita yang bisa menjadi wanita gangster kalau-kalau mereka sudah kesal dengan sikapku pada Rafa. ya, maksud dari kata 'para wanita' adalah permasalahan tentang murid-murid cewek yang menyukai Rafa.setelah empat bodyguard itu pergi, aku dan Rafa masuk ke dalam mobil berwarna hitam yang dia pakai sedari awal dia datang ke sekolah. tapi bukannya Rafa langsung memulangkan aku ke rumahku, pastinya.. malah membawa aku ke rumahnya lebih dulu. dan karena dia yang membawa aku ke rumahnya tanpa mengatakannya padaku, akupun jadi terkaget- kaget lagi saat aku melihat betapa besarnya rumah dia. dengan adanya balkon yang cukup besar juga. parkiran mobil yang benar-benar besar juga (lagi). lalu di paling belakang terdapat tempat permainan dan disebelahnya terdapat kolam renang besar. belum lagi didalamnya ada yang lebih besar. besar rumahnya itu yang bisa membuat aku bertanya pada dia.
"ini rumah lo ? gede banget, Raf ! pantes aja banyak cewek-cewek yang suka sama lo." kataku ke Rafa yang sedang berdiri di sebelahku dan sedang menunggu pintu rumahnya dibuka oleh orang di dalam rumah.
"iya. sebenernya alasan gue malas dalam menjawab omongan cewek-cewek yang suka sama gue itu karena tentang rumah gue. bukan karena kegantengan gue doang. tapi karena mereka mau uang gue juga. kalau uang gue udah habis, mereka pasti bakal ninggalin gue juga akhirnya.
"yeh, lo jangan berpikir buruk dong. tapi kalau diliat-liat sih.., emg ada benernya omongan lo itu. jujur dari gue sih, lo ganteng juga kok." jelasku jujur pada dia sambil jalan masuk ke rumahnya yang besar banget.seperti biasa saja saat tamu masuk ke dalam rumah orang. pasti saja ada pertanyaan seperti ini dari si pemilik rumah.
"duduk dulu disitu. oh iya, lo mau dihidangi minuman apa?" tanya Rafa saat aku baru duduk di salah satu sofa yang ada di dalam ruang tamu rumahnya.
"bebas deh. yang ada aja." jawabku dan beberapa detik saja, dua minuman berwarna merah pun akan dihidangi oleh seorang perempuan yang ada di dalam rumah ini.tapi ada satu hal yang akan aku katakan pada Rafa setelah aku melihat pewarnaan minuman untuk aku dengan minuman Rafa berbeda.
karena, di pewarnaan minuman aku, kelihatannya lebih bewarna merah terang. sedangkan minuman yang disiapkan untuk Rafa, berwarna merah tua. semacam merah bata, seperti warna darah contohnya. karena aku adalah anak yang sungguh kepoan, aku pun bertanya pada Rafa tentang warna merah ada minuman ini."Raf, gue mau tanya. kenapa ya warna merah minuman gue sama minuman yang lo, beda banget. rasa minumannya beda ya?" tanya aku pada Rafa. semakin aku merasakan kalau ada sesuatu yang berbeda dalam kehidupan Rafa, atau kelakuan.. atau perkataan Rafa saat dia menjawab pertanyaan dariku.
YOU ARE READING
DIFFERENT FOR OUR LOVE
Vampireberawal dari identitas biasa menjadi berubah karena suatu hal. bukan masalah biasa, dan bukan 100% kesalahan sang korban bernama panggilan 'Olia' ataupun 'Lily'. dua panggilan yang akan selalu muncul di dalamnya. perubahan pun terjadi setelah adany...