PART 03 - Pertemuan

93 39 106
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMENTAR YA, KALAU ADA TYPO DI BENERIN. OKE! ^^

Happy Reading ....
———————————————

"Jadi, karena sekolah ini disiplin, ibu mau menyekolahkan anak ibu di sini?" tebak pak Herman.

"Iya pak, betul sekali, terlebih saya sangat berharap selama bersekolah di sini, anak saya bisa merubah sikapnya untuk menjadi lebih baik lagi," jelas Diana.

"Sebelumnya anak ibu punya masalah di sekolah lamanya?" tanya pak Herman menyelidik.

"Tidak ada pak, cuman anak saya sedikit bandel dan kebetulan juga kami baru pindah kota."

Pak Herman hanya tersenyum membenarkan, "baiklah kalau begitu, dimana anak ibu? dari tadi saya tidak lihat."

"Oh, Beby sayang? Ada pak di luar." Ucap Diana sambil mengacungkan ibu jarinya ke arah pintu.

"Beby sayang?" tanya pak Herman heran, "siapa?"

"Desta anak saya, itu panggilan sayang saya ke dia."

Pasti orang ini sangat dekat dengan anaknya, batin pak Herman sambil memicingkan matanya menelisik.

Dini yang juga mendengar itu, lantas menggerakkan mulutnya menahan tawa, seakan itu adalah sebuah lelucon, lucu juga nama panggilannya.

"Suruh masuk, bu."

"Iya pak, sebentar," Diana bangkit dari duduknya, keluar dari ruangan untuk memanggil Desta.

Keluar tidak, yah... Ah, nggak boleh, lagian Dini belom tau pak Herman beneran mau skorsing Dini apa nggak. Kalau ia, mudah-mudahan pak Herman berubah pikiran. Amin ya Allah.

***

Sesampainya di luar, Diana menajamkan matanya menengok ke kanan-kiri mencari keberadaan anaknya.

"beby sayang, kamu ke sini dulu!"

Diana melihat anaknya itu sedang sibuk dengan ponselnya, bersandar di dinding kantor yang tidak terlalu jauh darinya. Dari awal Diana sudah menyuruhnya untuk masuk bersamanya, tapi ia menolak. Ia lebih memilih di luar memainkan ponselnya dari pada di dalam ruangan, duduk, diam, mendengar. Dan ia tidak suka itu.

"Beby sayang, sini!" panggilnya sekali lagi, tampaknya Desta sama sekali tidak mendengarnya, Diana pun memilih untuk mendatanginya.

"Dari tadi mama panggil, kenapa nggak nyahut!?" omel Diana memukul pelan pundak anaknya, membuat anaknya itu menoleh ke arahnya.

"Kenapa, mah?" ucap Desta santai.

"Pak kepala sekolah mau ketemu sama kamu."

"Masa si, mah? Kenapa bukan mama aja?" protes Desta.

"Kan kamu yang mau sekolah."

"Kan mama yang mau pindahin Desta," balas Desta seadanya.

Diana menghela napas, anaknya itu membuatnya terpojok.

"Iya, mama minta maaf, tapi kamu masuk dulu, yah," mohon Diana mengusap pipi anaknya singkat.

"Yaudah, ayo."

"Trimakasih beby sayang," gemes Diana melihat tingkah anaknya.

"Nggak usah panggil beby-beby sayang segala, mah," ujar Desta sedikit risih.

"Lah, memangnya kenapa kalau mama panggil beby sayang?"

"Gapapa sih, mah, cuman untuk saat ini jangan dulu panggil beby sayang."

DESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang