Apa?

15 1 0
                                    

Haruka POV

"Aku pulang"

Sepi...
Ya, seperti inilah rumahku sekarang.
Kedua orangtuaku tidak ada, hanya ada aku sendirian.
Orangtuaku sibuk kerja di luar negeri.

Mereka bilang, mereka melakukan itu untuk memenuhi kebutuhanku.
Ya... Setiap bulan mereka mengirim banyak uang melalui paket, dan aku selalu membagikannya kepada Zen.

Ayah, ibu... Aku sangat merindukan kalian.
Kapan kalian akan pulang?
Aku sudah tidak bertemu dengan kalian selama setahun.

Ah! Aku harus pergi mandi, lalu ke rumah Zen untuk makan malam.
Walaupun hidup sendirian, aku jago masak!

Aku mengecek kulkas ku.

"Ah... Hanya tersisa beberapa telur, apa boleh buat, malam ini aku akan membuat omurice saja"

Besok aku akan pergi belanja.

Skip~

Ting~ tong~

Aku menekan bel rumah Zen, tak lama kemudian Zen membukakan pintu.

"Oh Haruka, ayo masuk"

Aku hanya tersenyum lalu masuk, setelah aku masuk Zen langsung menutup pintu lalu menguncinya.

Aku tidak tahu kenapa dia selalu mengunci pintunya...

"Maaf Zen, malam ini kita hanya makan omurice"  ucapku sambil menaruh bahan di dapurnya Zen.

"Tidak apa, aku selalu suka dengan masakanmu"

"Haha, kau bisa saja"

Aku dan Zen memasak bersama, lalu makan bersama.
Kami mengobrol banyak hal dan tertawa bersama.

Tidak apa... Selama ada Zen, aku tidak akan kesepian.

~~~~

Biasanya kami sehabis makan langsung menonton telivisi di rumahku, Zen bilang dia suka televisi ku karena layarnya lebih besar.

Saat kami sedang asik menonton sebuah film, tiba-tiba handphone ku berdering.
Saat ku lihat, ternyata Shaku-san menelponku.

"Halo, Shaku-san? Ada apa?"

"Halo, Haruka-chan! Selamat malam, maaf mengganggumu. Kau sedang apa?"

"Selamat malam, aku hanya menonton telivisi, kau?"

"Hmm... Sedang belajar, karena aku bosan, akhirnya aku menelponmu"

"Ahh begitu ya, hehe"

Haruka POV end

Zen POV

Nishimiya Shaku...
Pria itu selalu saja mengganggu!
Apa yang dia sedang bicarakan dengan Haruka?
Ugh... Aku ingin sekali menjahit mulut  dia agar dia tidak bicara dengan Haruka lagi.

"Haruka, kita akan melewatkan filmnya!" 

"Ah, maaf Zen! Shaku-san, kita akhiri dulu ya! Dadah"

Haruka mematikan teleponnya.

"Maaf yang tadi, ayo kita lanjut"

Aku langsung menyandarkan kepalaku ke pundak Haruka.

"Zen, ada apa?"

"Tidak ada, aku hanya ingin seperti ini"

"Baiklah"

Tragedy Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang