Gemintang

14. Talking Twin

"Bwaaang Ge!!"

Lagi-lagi dikejutkan oleh sang adik yang tiba-tiba memeluk perutnya dari belakang, Gege hampir saja melayangkan kepalan tangannya. Beruntung pemuda itu segera sadar setelah mendengar suara manja dari kembaranya.

"Astag— astaghfirullah itaaang!! Kapan tobatnya sih, seneng banget ngagetin orang." Gege mendelik sambil mengusap dadanya naik turun. Sedikit menggelengkan kepala dengan tingkah laku Gemintang yang gemar sekali menerobos ke kamar tidurnya lantas bersembunyi di balik selimut. Sepertinya, Gemintang ini akan menduduki posisi teratas sebagai makhluk hidup yang paling jahil dalam dunia Gege.

"Diih, cuma ke elo doang bang." Gemintang duduk bersila di tengah tempat tidur setelah puas terkekeh karena berhasil membuat saudara kembarnya terkejut.

"Jangan sampe ke yang lain deh, bisa jantungan orang gara-gara elo." decak Gege lantas mengambil air mineral dari meja kerja yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Elo aja yang gampang kaget Bang, malah nyalahin gue." dengkus Gemintang mengerucutkan bibirnya.

"Laah malah nyalahin gue." Gege meraup pelan wajah sang adik.

"Tangan lo bau amis banget, habis makan apaan sih? sana cuci tangan sama ganti baju dulu." Gemintang mengusap lagi wajahnya lantas mendorong pelan pundak Gege agar menjauh darinya. Sang kakak hanya tergelak kencang melihat bagaimana ekspresi kesal Gemintang yang selalu ia menjadi ekspresi favoritnya.

"Habis makan cumi, masa masih bau sih?" Gege mencoba mendekatkan jemarinya ke depan hidung setelah puas menertawakan sang adik.

Hanya berselang sepuluh menit setelah Gege membersihkan diri dan mengganti pakaian, pemuda itu kembali duduk di tepian tempat tidur. Sesekali matanya melirik pada sang adik yang tengah tersenyum ke arah layar ponsel di tangannya. Pasti sedang bertukar pesan dengan Amar. Dasar pasangan korban bucin, batin Gege dalam hati.

"Ngapain ngerusuh ke kamar gue lagi? Sekali-kali ke kamar Vicko sana." usir Gege mengibaskan sebelah tangan.

"Ckk, tega banget, ya kali gue curhatnya sama bocah sih, yang ada si vicko ntar malah mupeng pengen cepet dewasa sebelum waktunya." sahut Gemintang mencebikkan bibir.

"Emang lo nyusup ke kamar gue mau curhat lagi?"

Gemintang mengangguk mantap sambil memasang senyum lebar. "Ya iyalah, seperti biasa."

"Pasti soal Bang Amar?" tebak Gege memicingkan mata curiga.

"Ya iyalah." Gemintang berseger lagi hingga menempel di lengan sang kakak sambil tersipu malu.

"Beuughh, udah ketebak banget dari wajah sumringah ala-ala bucin modelan elo diak." Gege terkekeh lantas mengacak puncak kepala sang adik.

"Emang keliatan banget ya bang?"

Gege menoleh dan mengangguk cepat. "Banget-banget." Gege mundur sedikit menyandarkan punggung pada sandaran tempat tidur. Mencari posisi terbaik agar bisa nyaman mendengarkan curahan hati adik manjanya yang sudah bisa dipastikan akan berlangsung lama.

"Buruan cerita, abang lo yang paling ganteng sealam semesta ini udah siap lahir batin jadi pendengar setia."

Gemintang bergeser lagi setelah mematikan dan meletakkan ponselnya ke atas nakas. Kini ia duduk tepat di sebelah sang kakak, sama-sama menghadap dinding di hadapan tempat tidur Gege.

"Gue, hmm ... anu, tadi bang Amar itu, hmm ..." ucap Gemintang maju mundur menimbang lagi keputusannya untuk menceritakan pertama kalinya pada saudara kembarnya.

"Amar kenapa? Gak usah belibet ngomongnya."

"Tadi pas kami berdua balik, bang Amar bilang anu, itu ... hmm.." jemari Gemintang saling bertaut membentuk gerakan tak beraturan.

"Bang Amar mau ngelamar elo jadi bininya?"

▪️▪️▪️🌼🌼🌼▪️▪️▪️

Abang adek ini sweet banget yaaa..
Kalau mau baca cerita Gege yang nggak kalah uwu, mampir ke ceritaku yang judulnya DIAK ya, eksklusif di aplikasi Innovel. 

Fyi gaesss.... untuk kepentingan proses cetak, aku narik beberapa part juga untuk menghindari web mirror atau plagiat. Yang mau baca lengkapnya, bisa ikutan PO novel cetaknya atau tunggu aku upload di karyakarsa yaa... ( ˘ ³˘)♥ ( ˘ ³˘)♥

Mau ikut PO, DM ke sosmedku atau bisa langsung ke wa : 0822.4446.3998 yaaa..

See you all😍😍