Part 4

24 18 1
                                    

Setelah sampai di rumah Reina, Reina langsung turun dari mobil Jack sebelum Jack membukakan pintu untuknya.

Jack yang juga sudah turun dari mobil dan melihat Reina turun tanpa menunggunya membukakan pintu. Membuat Jack mengira Reina marah karena perbuatan dia tadi.

" Reina tunggu! " Panggil Jack kepada Reina.

" Hm, kenapa Rain? " Saut Reina sambil menatap Rain dengan heran.

" Kamu marah? " Jack merasa perbuatannya itu membuat Reina benar-benar marah kepadanya.

" Marah?, marah kenapa? " Reina kembali bertanya ke Jack.

" Ya, mungkin saja kamu marah karena kejadian tadi. Maaf jika saya terlalu berlebihan melakukan hal itu. " Ucap Jack sambil memasang raut wajah yang bersalah.

" Ah tidak, saya hanya....., em. " Ucap Reina terhenti.

" Kenapa Reina? " Jack semangkin merasa bahwa perkiraannya itu benar.

" Saya hanya merasa sedikit canggung karena ucapan Rain, kalau Rain mencintai saya. " Jelas Reina yang langsung membuka pintu rumahnya dan melangkah masuk.

Jack terdiam, kini dia merasa selangkah lagi maka dia akan berhasil menikmati permainannya.

Tanpa menghiraukan Reina yang sudah masuk ke dalam rumah, Jack langsung meninggalkan tempat itu.

" Baguslah, pikirkan saja nona. Setelah itu selamat bermain dalam permainan indah ini. " Gumam Jack sambil membuka pintu mobilnya dan bergegas melajukan mobil BMW 525i miliknya.

***

Hari sudah menunjukkan pukul 19.00, Jack dan keluarganya sedang menikmati hidangan di atas meja makan.

" Jack... " Martin memanggil nama itu dengan nada yang lebih dingin dari dia biasanya.

" Iya kak?, kenapa? " Jack bertanya dengan rasa penasaran.

" Selepas makan langsung ke kamar saya, saya mau membicarakan hal penting. " Ucap Martin yang langsung berdiri dan meninggalkan meja makan tersebut.

Jack hanya melihat kakaknya yang melangkah pergi membelakangi dia.

" Apakah kakak marah?, atau saya membuat kesalahan? " Pikir Jack yang membuat dia merasa tidak nyaman.

Tanpa menghabiskan waktu yang cukup lama, Jack pun bergegas menemui kakaknya.

Tukk..tukk..tukk...

Jack mengetuk pintu kamar kakaknya terlebih dahulu, setelah mendapat perintah masuk barulah dia berani memasuki kamar kakaknya.

" Masuklah Jack. " Ucap Martin yang duduk di atas kursi sambil meletakkan kakinya di atas meja.

" Em, kenapa kak? " Jack bertanya.

" Masih berani bertanya? " Martin kali ini menggunakan nada yang berbeda. Sepertinya dia sedang menahan amarahnya terhadap adiknya.

" Em, maaf kak. Tapi Jack tidak tahu apa yang membuat kakak sepertinya marah sekali kepada Jack. " Jack semangkin penasaran, dengan perasaan yang sedikit takut.

" Anak buah kakak melaporkan, bahwa kamu membunuh Wisman musuh terbesar kakak. " Jelas Martin.

" Lantas, apa itu salah?. Bukankah kakak juga sudah lama menginginkan dia tewas? " Saut Jack yang merasa tindakannya itu benar.

Martin menepuk mejanya dengan keras, sembari bangkit dari tempat duduknya.

" Ya itu benar, tapi masalahnya. Dia mengatakan kamu melakukan itu hanya karena seorang wanita. Dan wanita itu adalah Reina. " Martin menatap Jack, seolah memberi tahu Jack bahwa kali ini sepertinya tidak ada ampun untuk Jack.

MAFIA MY BOY [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang