Part 8

13 15 10
                                    

" Ma...." Teriak Jack memanggil mamanya dengan nada yang manja.

" Kenapa sayang?, duh udah gede masih aja manja. " Mamanya tersenyum geli melihat tingkah Jack yang selalu kekanak-kanakan.

" Besok kita ke kampung halaman Reina, bertemu orang tua dia untuk melamarnya. "

" Loh, cepat sekali. Nanti saja tunggu papa pulang. " Tolak mamanya, mamanya ingin kehadiran papa Jack saat melamar Reina. Karena bagi mamanya itu terkesan lebih baik.

" Ayolah mama...., Jack udah janji sama Reina kalau besok akan kesana. Reina kasih Jack tantangan itu. " Rengek Jack yang tidak mau gagal cuma karena harus menunggu papanya.

" Sayang, nanti kan bisa. Alangkah bagusnya kalau papa hadir saat lamaran itu. "

" Ah mama...., gamau tau pokoknya besok kesana atau Jack ngambek ngurungin diri di kamar. " Ya ampun ternyata seorang Jack yang dikenal kasar dan tidak punya perasaan itu berlatar belakang sekali saat dirumah.

" Ya ampun Jack..." Keluh mamanya.

" Sudahlah ma, turuti saja kemauan anak manja mama itu. " Saut Martin dari kejauhan, yang jelas dia sudah tahu rencana adiknya.

" Ya sudah.. ya sudah, besok kita kesana. "

" Ah yeeeah, gitu dong mama. Muacchhhh...." Jack mencium pipi mamanya, yang tentu saja dia kesenangan dengan jawaban mamanya.

" Kok bisa sih ma, punya anak semanja Jack. Sudah berkepala dua saja tingkahnya masih kekanak-kanakan. " Ejek Martin.

" Seperti tidak tahu dia saja, anaknya memang begitu dari sononya. " Saut mamanya sambil terkekeh geli.

***

Rain kang paksa
Saya sudah bilang ke mama, dan besok kita berangkat. Maka bersiap-siaplah.

Reina hanya terpelongo menatap ke arah ponselnya, yang terlihat jelas sebuah pesan dari Jack.

" Kok, kok mamanya mau sih. Aduh gawat ini saya harus gimana. " Reina jadi gelisah, sebenarnya dia benar-benar belum tertarik dalam sebuah pernikahan.

Rain kang paksa
Nona?, di balas dong....

Reina menggenggam erat ponselnya, dengan perasaan yang tidak terkendali.

Rain kang paksa
Tidur?, masa tidur pagi-pagi. Astaga!

Reina masih saja berpura-pura tidak melihat pesan itu. Anggap saja hanya sebagai angin yang lewat

Mau tidak mau Reina tetap harus bersiap-siap, apa lagi mama Jack pasti hadir besok. Tidak mungkin kalau dia menolak pergi dengan alasan apapun. Itu akan membuat dia merasa tidak enak hati dengan mama Jack yang baik itu.

" Ya sudahlah, lebih baik saya menghubungi ayah bunda di kampung. Biar setidaknya mereka sedikit mempersiapkan sesuatu. "

• Assalamualaikum.., ayah bunda?

• Waalaikumsalam...Reina?, ya ampun apa kabar nak?

• Hehe bunda, baik kok bun.

• Syukurlah, bunda sama ayah sudah kangen sama kamu nak. Gimana kuliahnya lancar kan?

• Alhamdulillah lancar banget bun...., hehehe

• Syukurlah, tumben menelpon?. Apa kamu kenapa-kenapa nak?, atau perlu sesuatu?

• Eum..., begini bunda. Besok Reina pulang tapi ..

• Eh beneran?, alhamdulillah bagus dong.

• Tapi bunda...

• Tapi kenapa nak?

MAFIA MY BOY [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang