" Ma...." Teriak Jack memanggil mamanya dengan nada yang manja.
" Kenapa sayang?, duh udah gede masih aja manja. " Mamanya tersenyum geli melihat tingkah Jack yang selalu kekanak-kanakan.
" Besok kita ke kampung halaman Reina, bertemu orang tua dia untuk melamarnya. "
" Loh, cepat sekali. Nanti saja tunggu papa pulang. " Tolak mamanya, mamanya ingin kehadiran papa Jack saat melamar Reina. Karena bagi mamanya itu terkesan lebih baik.
" Ayolah mama...., Jack udah janji sama Reina kalau besok akan kesana. Reina kasih Jack tantangan itu. " Rengek Jack yang tidak mau gagal cuma karena harus menunggu papanya.
" Sayang, nanti kan bisa. Alangkah bagusnya kalau papa hadir saat lamaran itu. "
" Ah mama...., gamau tau pokoknya besok kesana atau Jack ngambek ngurungin diri di kamar. " Ya ampun ternyata seorang Jack yang dikenal kasar dan tidak punya perasaan itu berlatar belakang sekali saat dirumah.
" Ya ampun Jack..." Keluh mamanya.
" Sudahlah ma, turuti saja kemauan anak manja mama itu. " Saut Martin dari kejauhan, yang jelas dia sudah tahu rencana adiknya.
" Ya sudah.. ya sudah, besok kita kesana. "
" Ah yeeeah, gitu dong mama. Muacchhhh...." Jack mencium pipi mamanya, yang tentu saja dia kesenangan dengan jawaban mamanya.
" Kok bisa sih ma, punya anak semanja Jack. Sudah berkepala dua saja tingkahnya masih kekanak-kanakan. " Ejek Martin.
" Seperti tidak tahu dia saja, anaknya memang begitu dari sononya. " Saut mamanya sambil terkekeh geli.
***
Rain kang paksa
Saya sudah bilang ke mama, dan besok kita berangkat. Maka bersiap-siaplah.Reina hanya terpelongo menatap ke arah ponselnya, yang terlihat jelas sebuah pesan dari Jack.
" Kok, kok mamanya mau sih. Aduh gawat ini saya harus gimana. " Reina jadi gelisah, sebenarnya dia benar-benar belum tertarik dalam sebuah pernikahan.
Rain kang paksa
Nona?, di balas dong....Reina menggenggam erat ponselnya, dengan perasaan yang tidak terkendali.
Rain kang paksa
Tidur?, masa tidur pagi-pagi. Astaga!Reina masih saja berpura-pura tidak melihat pesan itu. Anggap saja hanya sebagai angin yang lewat
Mau tidak mau Reina tetap harus bersiap-siap, apa lagi mama Jack pasti hadir besok. Tidak mungkin kalau dia menolak pergi dengan alasan apapun. Itu akan membuat dia merasa tidak enak hati dengan mama Jack yang baik itu.
" Ya sudahlah, lebih baik saya menghubungi ayah bunda di kampung. Biar setidaknya mereka sedikit mempersiapkan sesuatu. "
• Assalamualaikum.., ayah bunda?
• Waalaikumsalam...Reina?, ya ampun apa kabar nak?
• Hehe bunda, baik kok bun.
• Syukurlah, bunda sama ayah sudah kangen sama kamu nak. Gimana kuliahnya lancar kan?
• Alhamdulillah lancar banget bun...., hehehe
• Syukurlah, tumben menelpon?. Apa kamu kenapa-kenapa nak?, atau perlu sesuatu?
• Eum..., begini bunda. Besok Reina pulang tapi ..
• Eh beneran?, alhamdulillah bagus dong.
• Tapi bunda...
• Tapi kenapa nak?
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA MY BOY [ ON GOING ]
Mistério / Suspense" Biar saya ajarkan bagaimana cara menikmati permainan ini Nona. " " Tidak akan ada pertolongan untuk wanita sepertimu, siapa suruh beraninya memulai permainan. " Sepertinya penyesalan itu memang selalu berada di akhir, apa jadinya jika cinta itu ba...