v. September 2017, Bagian 5

6 1 0
                                    

*trigger warning: mental 4bu53, possibly physical 4bu53*

Selama perjalanan pulang, mobil sangat hening. Papa, Mama, dan Bangga seperti sibuk dengan pikiran masing-masing. Ups, salah, ternyata Bangga tidak. Karena aku baru saja mendapat pesan darinya.

Bangga😡: "Mama bnrn hamil apa cuma prank sih?"

Karin: "lah kan tadi gue di dalem yak. beneran anjir"

Bangga😡: "Bukannya mama udah tua?"

Aku langsung melihat ke arah Bangga dengan sinis. Yang dilihat tidak merasa bersalah dengan perkataannya.

Karin: "kata dokternya mama masih belom tua-tua amatt, masih bisa hamil"

Bangga😡: "Skrg umur mama brp sih? Udah 50 bukannya?"

Karin: "ENGGA dodol, mama baru 43. Kan dulu nikahnya muda"

Bangga😡: "Skrg umur gue 19, berarti mama nikah umur 20an awal ya?"

Karin: "iya kali"

Bangga😡: "udh brp bulan kata dokternya?"

Karin: "14 minggu, berapa bulan ya itu?"

Bangga😡: "3 bulanan ya"

Karin: "lah iya dong jir"

Bangga😡: "Terus apalagi kata dokternya?"

Bangga😡: "Langsung kasih tau semuanya dong"

Karin: "katanya untung mama kesehatannya normal-normal aja, gak terlalu beresiko kalo mau ngelahirin di umur segini. tapi kata dokternya tetep beresiko, krn kalo knp2 pas lagi lahiran.."

Bangga😡: "Apa anjir? Jangan gantung!!!"

Karin: "ini, sumpah amit2 bgt ya. katanya kalo pas lahiran knp2, chance bayinya ga selamat tinggi, dan amit2, bisa juga papa dihadapin pilihan bayi atau mama"

Bangga😡: "Hah"

Bangga😡: "Gila"

Bangga😡: "Gimana dong anjir?"

Bangga😡: "Serem banget Rin ini mah"

Karin: "ya lu bayangin aja gue dengernya gimana"

Karin: "itu kayanya papa shock terus galau dah, gimana dong"

Bangga😡: "Jgn tanya gue deh, gue aja bego"

Aku hampir tertawa membacanya. Karena akhirnya ia mengaku.

Setelah kami sekeluarga sampai di rumah, tidak banyak yang dikatakan oleh Mama dan Papa. Mama langsung masuk ke kamar, dan sepertinya Papa akan melanjutkan pekerjaannya di meja makan. Aku ingin bertanya beberapa pertanyaan ke Papa, namun aku agak takut ternyata mood Papa sedang jelek. Tapi, ya sudahlah. Satu jam lagi aku akan les sih, bisa kabur sampai malam kalau mood nya nanti jelek.

"Pa," kataku. Papa hanya bergumam tanda mendengar, tetapi pandangannya masih tetap kepada laptop. "Aku mau nanya dong, tapi Papa sibuk gak?"

Papa mengalihkan pandangannya ke arahku. "Nanya apa?"

"Itu Mama gimana?"

Papa menghela nafas, "jujur Papa juga gak tau Rin."

Aku terdiam sebentar, lalu melanjutkan, "emang... sebahaya itu ya kalo hamil di umur segitu?"

Papa menggelengkan kepalanya. "Gak ada yang tau, sebenernya banyak juga yang usianya di atas Mama tapi melahirkan dengan selamat," Papa menggantungkan kalimatnya, "tapi Papa masih bingung."

"Bingung kenapa?"

Papa seperti tersentak, lalu berkata, "gapapa, bingung aja."

Aku diam sejenak di kursi makan, memerhatikan Papa yang kembali memandangi layar laptop, lalu aku pamit kepada Papa aku akan siap-siap berangkat les.

Belenggu WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang