Rescha yang kala itu tengah bercermin mendadak menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar yang dibuka tiba-tiba. Terlihat seorang pria paruh baya yang menghampirinya. Dia tersenyum, sedangkan Rescha hanya menatap datar.
"Ish Papa, kan, Rescha udah bilang kalo masuk tuh ketuk pintu dulu."
"Maaf sayang, Papa lupa. Papa hanya mau tahu kondisi kamu sekalian ngomong sesuatu."
Rescha memutar bola matanya, tahu apa yang akan diobrolkan oleh sang Papa. Di satu sisi benaknya tengah bergumam tapi di sisi lain ia diam seribu bahasa. Tidak ingin mendengar apa yang mau papanya bicarakan.
"Papa hanya mengingatkan satu hal sama kamu. Minggu depan tepat setelah kamu ultah, Papa dan Mama akan menjodohkan kamu dengan Kelvin. Dan..."
Sebelum meneruskan ucapannya, pria paruh baya itu mendekatkan wajahnya pada Rescha dan berbisik tajam.
"Jangan coba-coba untuk kabur."
Seusai mengucapkan kalimat tersebut, pria tua itu melenggang pergi dan menutup pintu dengan kasar. Rescha yang awalnya sedikit kaget mencoba menetralkan detak jantungnya yang berpacu kuat. Ia kembali menatap pintu dengan datar.
"Itu yang Papa sebut sebagai 'agar membahagiakanku' dengan cara dipaksa begini? Ini bukan agar aku bahagia tapi agar Papa dapat untung. Menjodohkanku dengan seorang lelaki gila hanya untuk kerjasama perusahaan supaya dia bisa mendapat saham lebih besar."
"Tapi tenang saja, hal itu tidak akan mungkin terjadi. Hari itu tidak akan pernah ada. Sebelum hari itu tiba aku sudah harus lenyap dari sini."
Rescha sedikit menyeringai lalu kembali lagi bercermin. Sambil memikirkan bagaimana caranya ia bisa kabur tanpa diketahui. Ia harus menjauh, yang ada dipikirannya hanyalah melarikan diri secepatnya.
✯✯✯✯
Hari ini setelah Rescha menyelesaikan jam kuliah, ia ingin langsung pulang supaya bisa cepat rebahan di kasur kesayangannya. Baru saja membuka pintu rumah, dirinya dikejutkan oleh kedatangan seorang tamu yang sedang berbincang bersama kedua orangtuanya. Rescha terus menatap siapa pemuda tersebut, ia berjalan mendekat kemudian berbisik pada seorang wanita paruh baya.
"Ma, ini kenapa ada kucing garong nyasar? Mama dapet dari jalanan mana?" bisik Rescha pelan sembari menatap pemuda tampan itu.
"Ih kamu nih ngomong apaan sih, gak sopan banget. Masa cogan kayak gitu dibilang kucing garong!" ketus Mama seraya memberikan tatapan tajamnya.
"Ya, mau kayak gimana lagi, liat tampangnya aja udah serem gituh. Yaudah Rescha mau ke kamar aja takut digigit."
Sebelum Rescha hendak melangkah, Mama sudah terlebih dahulu menahan lengannya untuk tidak jadi pergi. Ia ditarik kembali oleh wanita itu, tetap berdiri di tempat dengan raut wajah yang tidak suka, mendengkus kesal dan menatap malas wanita yang dipanggilnya mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
FanfictionScorpius, si pangeran terkutuk yang setiap menjelang malam harus merasakan kesengsaraan. Hanya karena dendam di masa lalu, ia harus terkena imbas dari seseorang yang bahkan tidak ia inginkan keberadaannya. Berusaha menghilangkan kutukan itu tapi dir...