03. Maid

36 4 0
                                    

"BANGUN ATAU KAU—"

Kata-katanya tercegat kala sepasang mata menatapnya tajam. Iris cokelat itu menajam seperti bilah pisau. Scorpius menatap tidak percaya, ia dibuat mematung. Ada rasa takut kala tatapan yang diberikan sangat mematikan, bahkan sampai membuat aliran darahnya berhenti. Apa-apaan ini? Dia juga menahan napasnya, bisa-bisa ia akan lupa caranya bernapas.

"Hmmh.. siapa kau?"

Namun, sahutan itu berhasil mematahkan lamunannya, ia sedikit tersentak tanpa disangka wajah kurang ajar itu kembali ia lihat membuatnya semakin muak. Ia merotasikan mata secara malas, berdecih keras lalu menatap gadis itu tidak kalah tajam dari tatapan yang diberikan padanya beberapa detik lalu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau terlihat aneh, apa kau belum mandi?" Lagi, gadis itu menampakkan tampang tanpa dosanya. Sungguh menjengkelkan.

"Cih, kau sendiri apa tidak bercermin?! Lihatlah dirimu yang lusuh dasar gembel, aku ini seorang pangeran, tidak mandi pun masih terlihat tampan," ujarnya berbangga diri.

Ini jawaban yang paling menyebalkan, ia menyombongkan dirinya dengan percaya diri seakan pemuda itu lebih baik darinya. Namun, jika dilihat-lihat kembali, ucapan itu tidak sepenuhnya salah sih. Sepertinya pemuda itu memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Rescha berdecak kesal, dirinya terlihat seperti gembel sungguhan jika dibandingkan dengan pemuda di hadapannya. Ia kembali teringat satu kata dari apa yang pemuda itu ucapkan.

Pangeran? Apa dia berusaha membuat lelucon? Rescha yakin dia berbohong. Mana mungkin pemuda itu seorang pangeran? Kecuali memiliki kastil yang dipenuhi pelayan dan pengawal, ....

Tunggu!

Rescha melirik sekitarnya. Ruangan yang luas, semua benda di sini terlihat antik, suasana yang tercipta di ruangan ini bergaya vintage. Apakah ia bermimpi? Oh iya dia menyadari dirinya baru saja bangun tidur, ini benar pasti hanya mimpi. Atau bisa saja ia ber-isekai ke masa zaman pertengahan. Ada kastil, pelayan, pengawal, dan seorang pangeran.

Rescha kembali membelalakkan matanya menatap pemuda itu yang kini berdiri tegap. Sedetik kemudian ia berucap, "Kau seorang pangeran?" Mendengar pertanyaan itu Scorpius kembali merotasikan matanya.

"Ck, aku sedang tidak bermain-main sekarang. Cepat bangun dan angkat kaki dari kastilku! Aku tidak punya urusan dengan seorang gembel sepertimu!" sarkasnya mulai menegaskan nada bicara.

Rescha mendecih karena pemuda itu terus memanggilnya gembel, memang seburuk apa sih dia sekarang? Dan lagipula pemuda itu tidak terlalu tampan menurutnya, sungguh percaya diri sekali.

"Aku bukan gembel ya! Jangan mengira dari pakaian lusuhku ini kau jadi terus memanggilku gembel. Di kampusku aku menjadi most beautiful in campus karena kecantikanku, aku juga sangat populer loh. Lihat saja jika aku sudah berdandan nanti, kau pasti akan terpana melihat kecant-"

Ucapan Rescha terpotong karena Scorpius berhasil menyela.

"Leluconmu aneh, terserah padamu, kau benar-benar banyak omong. Dengar, aku tidak peduli kau orang tercantik atau bukan. Aku hanya ingin kau pergi dari sini, aku tidak ingin menampung seorang gembel di kastilku, kehadiranmu sangat mengganggu. Lihat, waktuku jadi terbuang gara-gara menghadapimu. Jadi sebelum kesabaranku hilang kau harus sudah pergi dari kamarku."

Scorpius kembali memberikan tatapan dinginnya, tetapi tidak sedikitpun membuat gadis itu takut. Dia sangat membenci gadis itu dari pertama kali bertemu. Dia cerewet, menyebalkan, dan jangan lupakan wajah tanpa beban itu, benar-benar membuat Scorpius muak. Tidak ingin mempedulikannya lagi, ia segera berjalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya.

Gadis itu memutar kepala mengikuti langkah si pemuda, dia menghilang saat tubuhnya masuk ke dalam ruangan yang dibuka dan detik berikutnya pintu itu tertutup rapat. Rescha masih mencerna apa yang terjadi beberapa menit lalu, ia tidak bisa berbohong kala wajahnya masih memperlihatkan keterkejutan. Dan sedetik kemudian ia tersentak mendengar sahutan seseorang.

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang