Chapter 5

793 72 5
                                    

Cahaya mentari yang masuk melalui celah gorden sedikit-banyak membuat tidur lelaki cantik itu terusik.

Perlahan tapi pasti, kelopak mata itu pun terbuka. Memperlihatkan sepasang bola mata yang terlihat gelap nan besar bak boba.

"Eunghh~" tubuh kecil nan ramping itu menggeliat indah di atas kasurnya, sebelum akhirnya lelaki cantik itu mendudukkan tubuhnya.

Menatap celah gorden lalu mendengus saat melihat kearah jam weker berbentuk paus di atas nakasnya yang baru saja berbunyi.

"Jangan berisik! Aku udah bangun." Lelaki cantik itu mengomel pada jam weker berbentuk paus pemberian kekasihnya.

Tangannya terjulur untuk mematikan jam itu. Setelahnya si cantik pun menurunkan kakinya, lalu membawa tubuh untuk masuk ke dalam kamar mandi karena ia harus mandi sebelum pergi sekolah nanti.

Jika boleh Taeyong tidak ingin dan tidak akan mau pergi ke sekolah.

Jujur saja, lelaki cantik itu sangat lemah dalam hal belajar dan memahami materi di sekolahnya.

Terlebih materi yang dipelajarinya itu adalah rumus matematika, fisika, dan juga kimia. Memusingkan!

Alasan si cantik semangat dan mau pergi ke sekolahnya itu hanya karena di sana terdapat sang kekasih; Kim Mingyu, sahabatnya; Ten Lee, dan juga makanan enak yang ada di kantin sekolahnya.

Setelah 30 menit berlalu si cantik mandi dan bersiap ia pun keluar dari kamarnya. Langkah kakinya menuju pada lantai bawah dan juga dapur untuk menyantap sarapan.

"Selamat pagi Ahjussi!" Sapaan riang itu Taeyong lontarkan pada Johnny Seo; sang paman, yang saat ini sedang menyeruput kopinya.

"Selamat pagi juga keponakanku yang manis." Balas lelaki dewasa itu. Ia tersenyum dan sedikit mengusap rambut kepala keponakan manisnya itu. Saat si cantik sudah berdiri di sampingnya dengan membawa tas di tangan kanannya.

Sang empu yang diperlakukan seperti itu pun merengut tidak suka karena tataan rambutnya sedikit berantakan karena ulah tangan besar pamannya itu.

"Ahjussi, nanti rambutku rusak tahu!" Pipi lelaki manis itu menggembung mengundang tangan Johnny untuk menariknya dengan gemas.

"Lucunyaaaa. Keponakannya siapa sih ini?Ah-ah baiklah-baiklah! Ahjussi tidak akan menjahilimu lagi." Ucapnya karena Taeyong hampir menggigit tangan Johnny.

Sungguh, keponakannya ini benar-benar menggemaskan!

Taeyong terkekeh lalu mendudukkan tubuhnya di sampingnya kursi Johnny saat lelaki dewasa itu menyuruhnya untuk duduk dan memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh chef yang ada kediamannya.

Oke, sepertinya sesi jail antara paman dan keponakan itu sudah selesai setelah keduanya sudah menduduki kursi makan, lalu menyantap sarapan mereka dengan khidmat.

Taeyong menatap sang paman yang sesekali menyentuh MacBooknya. "Makan dulu Ahjussi.." ucapnya.

Johnny pun menurut, menjauhkan MacBook dari pandangannya lalu kembali menyantap sarapannya. Hingga akhirnya sarapan pagi nan tenang di kediaman Seo itu berakhir.

"Ahjussi, hari ini aku akan dijemput oleh Mingyu. Ahjussi ataupun supir tidak perlu mengantarkan ku untuk hari ini karena dia sudah sampai di depan." Ucap Taeyong.

Lelaki dewasa itu menatap pergelangan tangannya karena terdapat jam tangan mahal di atasnya. "Wah, rajin sekali ya pacarmu itu. Di bahkan sudah sampai di depan rumahku padahal ini masih sangat pagi." Ledek Johnny setelah menyadari jika jam yang ada di tanganny masih menunjukkan pukul 06.45 pagi.

"Ya, kekasihku memang sangat rajin." Ucap si cantik yang saat ini mulai memakai tasnya.

Johnny mendecih, "Rajin untuk mengajakmu keliling kota?"

Mendengar pertanyaan dari sang paman, Taeyong pun terkekeh. Sepertinya Johnny menyadari jika kelasnya; untuk hari uni akan dimulai pukul delapan.

"Seperti yang Ahjussi tahu. Aku pergi ya?"

"Hm, hati-hati. Katakan pada kekasihmu itu untuk menjaga keponakan manisku ini, jika tidak, kepalanya akan menghilang di keesokan harinya." Ancam Johnny.

Untuk menyuda emosi pamannya ini, Taeyong pun berjinjit untuk mengecup pipi pamannya itu.

Taeyong memang sudah bisa seperti ini, baik kepada Johnny ataupun kedua orang tuanya. Kecupan itu sebagai tanda ucapan kasih sayangnya kepada anggota keluarga.

"Aku mengerti Ahjussi. Ahjussi tidak perlu khawatir karena Mingyu pasti akan menjagaku. Ia tidak akan berani melukaiku jika yang menyayangiku saja  segalak Ahjussi."

Johnny mengangguk, membiarkan keponakannya melangkahkan kakinya keluar untuk menemui kekasihnya di luar sana.

Sesampainya di luar, Taeyong dapat melihat mobil Mingyu, lalu menghampirinya. Ia tersenyum saat Mingyu menurunkan kaca mobilnya.

"Hi!" Lelaki cantik ini menyapa.

Mingyu sedikit terkekeh saat melihat raut bodoh bercampur menggemaskan dari wajah Taeyong, saat si cantik menyapanya seperti tadi.

Satu tangan yang terangkat dan juga mulut yang tersenyum lebar memperlihatkan gigi-giginya yang rapih, benar-benar terlihat menggemaskan sehingga Mingyu rasa akan kehilangan kendali dan ingin sekali memberikan ciuman bertubi ataupun gigitan gemas pada pipi gembil kekasihnya itu.

Lelaki berkulit tan itu pun turun dari mobilnya, tersenyum juga mengusak gemas rambut kepala Taeyong.

"Hi, bagaimana tidurmu tadi? Apakah nyenyak?" Tanya Mingyu sembari mambawa Taeyong ke sisi lain mobilnya, membuka pintu itu, juga mendudukkan Taeyong di dalam mobilnya.

Lelaki cantik itu mengangguk, "Eum.. ya! Tidurku benar-benar nyenyak setelah mendengar nyanyianmu. Besok dan seterusnya aku akan memintanya lagi." Ucap si manis dengan tidak tahu dirinya.

Meski begitu, Mingyu tidak akan pernah menolak permintaan si cantik dan akan melakukannya dengan senang hati jika si cantik memintanya setiap hari.

Semalam, saat keduanya masih melakukan panggilan telepon dan juga panggilan video, Taeyong sempat merengek pada Mingyu untuk dinyanyikan.

Anehnya lelaki cantik itu malah meminta lagu rap, seperti yang sering Mingyu nyanyikan saat melakukan perlombaan di sekolahnya. Padahal jika kalian boleh tahu, Taeyong sangat tidak suka dengan lagu-lagu yang seperti itu.

Karena menurut si cantik, itu adalah lagu aneh dan juga sedikit-banyak membuatnya kesal karena tidak bisa menirukan saat mencoba menyanyikan lagu-lagu secepat itu.

Setelah mendudukkan Taeyong pada kursinya, Mingyu kembali berjalan ke sisi mobil lalu mendudukkan tubuhnya di kursi kemudi. Ia menatap Taeyong yang juga menatapnya. "Kenapa?"

Mulut Taeyong melengkung. "Kau lupa memakaikan sabuk untukku!" Ucapnya dengan nada marah yang terdengar sangat menggemaskan di telinga Mingyu.

Lelaki berkulit tan itu menepuk jidatnya sendiri, bagaimana ia melupakan hal itu? "Maaf.." ucapnya, lalu mulai memasangkan seat belt pada tubuh Taeyong.

Mingyu merasa aneh pada kekasihnya ini, sepertinya sejak kemarin Taeyong selalu bersikap clingy, dan Mingyu sangat menyukai hal itu karena bisa si cantik selalu mengamuk.

"Nah, sudah." Ucap Mingyu.

Taeyong memekik senang, sedikit memberikan kecupan pada pipi kekasihnya. "Terima kasih.." ucapnya.

Lalu pada detik berikutnya, mobil Mingyu melesat dari lingkungan rumah Johnny, membawa Taeyong berkeliling terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka pergi ke sekolah.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best Mistake『JAEYONG』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang