Nila mengerutkan dahinya saat melihat Miko mengerang ketika tubuh mungilnya ia elus. Ia melihati sekujur tubuh Miko. Ada yang aneh. Kenapa tubuh Miko kelihatan bengkak. "Lo kenapa Miko? Ada yang sakit?" tanya Nila kembali mengelus bulu Miko dengan lembut. Kucing itu hanya mengeong kecil.
"Nilaaaa..." panggil mama dari luar kamar. Nila pun beranjak dari kasur dan menghampiri mama dengan menggendong kucing kesayangannya.
"Ya ma, ada apa?" tanya Nila setiba di hadapan mama.
"Akhirnya kamu bangun juga, ayo bantuin mama buat kue." kata mama sedikit heran melihat ekspresi Nila yang terlihat bingung. "Tidur? aku aja baru pulang dari toko buku ma." kata Nila. Kini gantian mamanya yang bingung.
"Kamu jangan bercanda sayang, mama lihat kamu kok lagi tiduran di kamar. Pulas banget malah." ujar mama lagi lalu meninggalkan Nila yang masih kebingungan.
Sesampainya di dapur, Nila pun masih ingin menanyakan perihal dirinya tidur di kamar, padahal kan ia masih di toko buku saat itu. Kalau misalkan mata mama benar melihat ada orang ysng tidur di kasurnya, ia merasa bergidik ngeri sendiri, jangan-jangan di kamarnya ada penghuni lain ysng menyamar jadi dirinya.
"Maa.. aku mau tanya lagi, emang mama bener liat ada yang tidur di kamarku?" tanya Nila lagi masih penasaran.
"Iya sayang. Mama yakin banget! Eh tapi tunggu dulu...." potong mama sejenak. Membuat Nila makin penasaran.
"Kamu pas tadi tidur kok keliatan tinggi banget ya?" tanya mama heran membuat putrinya seketika merinding.
"Aah mamaa.. jangan nakutin aku deh. Itu pasti Kak Gio kali. Dia kan orangnya suka tidur di kamarku srmbarangan."
"Enak aja kamu La. Aku aja baru pulang." sahut Gio tiba-tiba.
"Aduh kenapa jadi nyeremin gini sih kamarku." rungut Nila disela membuat adonan.
"Sudahlah sayang, mungkin Kak Jingga kali." ujar mama menenangkan anaknya yang sudah mulai ketakutan.
-------------------
Sore pun berganti malam. Seperti biasa, Nila bermain-main dengan kucing lesayangannya di halaman belakang. Dilihat lebih dekat, kenapa bulu kucing ini agak berbeda ya? Seperti baru di potong. Pasti Kak Gio! Iya! Pasti Kak Gio!!
"Kak Gioooooo!!" pekik Nila memanggil nama Kakak terjahilnya lantas berjalan membawa Miko bersamanya.
Cempreng juga nih cewek, batin Miko dalam hati.
"Kak Giooo!!" teriak Nila lagi membuat keluarganya yang tengah menonton televisi di ruang tengah langsung menoleh ke arahnya.
"Ada apa sih Nila? Tidak usah teriak-teriak bisa kan?" ujar mama.
"Tau nih. Udah malem juga." timpal Gio yang ternyata juga ada di sana.
"Hish dasar kakak yang nyebelin!! Pasti kakak kan yang motong bulu Miko buat pacar kakak?!" tuduh Nila tanpa basa basi. Gio hanya menyengir kuda. Ia menghampiri adiknya yang tampak kesal.
"Sorry Nila, aku terpaksa. Kamu tau pacar kakak kan ambekan. Dan sekalinya ngambek permintaannya pasti aneh-aneh. Aku terpaksa." seru Gio pada sang adik.
"Tapi nggak usah kucing aku juga kali kak. Lihat tuh, jadi jelek kan!" rengek Nila.
bagus Nila! Omelin tuh kakak lo! Lagian main enak aja motong rambut gue, gerutu Miko dalam gendongan Nila.
"Udahlah sayang, kakak kamu kan terpaksa melakukannya." seru mama.
"Maap ya adikku sayang, nanti kakak beliin es krim deh." kata Gio masih meminta maaf pada adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strange Cat
Teen FictionAda yang aneh! Setelah aku mempunyai kucing itu dan membawanya tidur bersamaku di kamar, entah kenapa aku merasa aneh. Seakan-akan bukan kucing yang menemaniku tidur, melainkan sosok cowok!