Miko POV
Lagi-lagi mimpi itu datang. Mimpi yang memberiku peringatan bahwa aku harus segera mengakhiri kutukan ini sebelum tahun baru tiba nanti. Lebih tepatnya sudah tiga bulan lagi dari sekarang.
Mimpi itu menampilkan berbagai kejadian masa laluku sebelum aku memiliki dua wujud. Di mana saat kepribadianku sangatlah dingin. Tetapi itu malah membuat para gadis berbondong-bondong menghampiriku. Tak jarang pula ada gadis yang langsung menyatakan perasaannya. Padahal kita belum kenal begitu dekat. Dan alasan mereka menyukaiku lantaran wajah tampanku ini.
Aku sempat merasa sebal memiliki wajah ini. Hidupku jadi tidak tenang karena wajah ini. Ditambah mereka jadi menyukaiku hanya karena ketampananku. Oleh karena itu aku menerima semua perasaan gadis-gadis itu. Karena mereka toh bukan benar-benar menyukaiku dari hati kan? Melainkan hanya karena ketampananku yang nantinya bisa mereka bangga-banggakan di depan semua teman-teman mereka.
Sudah hampir enam bulan aku sukses memacari mereka. Sampai-sampai ada seorang gadis yang tidak aku sangka kalau ia sangat menyukaiku. Bukan karena ketampanan atau kekayaanku, melainkan karena kebaikanku saat menolong dia waktu pertama kita bertemu dulu. Aku begitu terkejut melihat dia menangis sejadi-jadinya saat aku sedang berpelukan dengan gadis lain. Padahal kalau cewek yang lainnya yang juga pernah memergokiku, mereka hanya marah lalu minta putus. Tetapi kalau dia? Dia sangat berbeda dengan yang lainnya itu. Tangisnya membuatku diam membeku.
Setelah beberapa hari tidak bertemu dengannya, akhirnya kami pun bertemu lagi. Anehnya, dia tetap memberikan senyumannya yang entah mengapa begitu menghangatkan. Mungkinkah kalau aku sekarang yang menyukainya? Entah. Aku juga tidak tahu.
Sampai saat aku hendak menghampirinya, suaa seorang lelaki pun menyergahku. Matanya melotot selebar-lebarnya. Lelaki itu ialah Dio. Sahabat gadis itu dan sekaligus cowok yang juga sangat menyukai gadis itu. Mengapa aku bisa tahu? Ya, karena dia selalu cerita padaku. Dia juga memintaku untuk menjaga gadis itu selalu. Jangan menyakitinya dan juga jangan sampai membuatnya menangis. Dan sekarang aku tau mengapa matanya seperti menahan marah begitu, karena ia memang sedang marah. Marah lantaran aku tidak menepati janjiku.
Dia memakiku. Memukuliku, dan menatapku setajam-tajamnya. Dan aku terima itu semua. Hingga sebuah kalimat pun berhasil membuatku menatap dengan pandangan kosong.
"Gue bakal kutuk lo Rain karena sikap seenak lo itu pada Langit!!" ucap Dio dengan menyebutkan nama aslinya, yaitu Kevin Adrian. Dan membuat gadis yang kusakiti itu membelalakkan mata.
"Lo akan jadi seekor kucing! Karena lo udah sukses membuat Langit terus menangis akibat ulah lo. Tangisan yang bagaikan arti dari nama lo sendiri, yaitu hujan, yang membuat langit terlihat muram tanpa keceriaan. Dan nantinya akan hadir sebuah pelangi setelah hujan yang terus mengguyur itu sebagai harapan kalau langit akan kembali cerah. Cerah karena hadirnya seorang cewek yang harus lo rebut mati-matian hatinya dan baru akan berakhir itu kutukan jika lo menyium pipi cewek itu. Dan ingat Rain, cewek itu harus bernamakan pelangi dan juga mencintai serta dicintai elo!!" geram Dio dengan kemarahan yang sudah di luar batasnya.
"Dan satu lagi... batas wakti lo cuma sampai ulang tahun lo yang ke delapan belas. Tepatnya pas tahin baru nanti!" kata Dio lagi.
Aku hanya bisa terdiam dan pasrah menerimanya. Begitu juga Langit. Ia seperti tidak bisa berbuat apa-apa karena ucapan Dio. Wajahnya juga terlihat merasa bersalah. Ia lantas mengangkat tubuhku dalam gendongannya saat aku sudah berubah menjadi kucing yang manisnya sepadan dengan wajah asliku. Ia mengelus bulu-buluku lembut. "Gue minta maaf Rain atas ucapan Dio.. gue bener-bener minta maaf." isak Langit setelah melihat wujudku yang baru.
"Tapi lo tenang aja, lo masih bisa merubah wujud lo sewaktu-waktu. Sampai lo udah menemukan cewek itu, lo harus semangat Rain! Yaa seenggaknya, lo bisa menebus rasa bersalah lp karena udah selingkuh dari gue dengan terus semangat..." seru Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strange Cat
Teen FictionAda yang aneh! Setelah aku mempunyai kucing itu dan membawanya tidur bersamaku di kamar, entah kenapa aku merasa aneh. Seakan-akan bukan kucing yang menemaniku tidur, melainkan sosok cowok!