Yeji membuka lokernya pagi itu, niatnya mengambil buku matematika yang bakal jadi mata pelajaran pertama hari ini pupus. Buku itu tidak ada dilokernya. Dengan panik Yeji mengeluarkan beberapa barang dan buku yang ada, tapi tetap saja ia tak menemukannya.
"Ketemu?" Tanya Jeno yang berdiri di sebelahnya. Dengan wajah panik, Yeji menggeleng.
"Gak ada Jen, kayaknya ketinggalan deh. Mampus gue, bisa dihukum lari lapangan." Ucap Yeji masih terus mencoba mencari bukunya.
"Udah. Gak usah diobrak-abrik begitu. Kalau gaada ya berarti gaada. Pakek buku gu—"
"Gamau." Yeji tau arah bicara Jeno. Seperti sebelum-sebelumnya, semua kesalahan Yeji, Jeno selalu jadi penyelamatnya. Beberapa kali Yeji teledor dan berakhir Jeno yang dihukum. Itu karena Jeno selalu memberikan bukunya untuk Yeji. Kali ini ia gak mau.
"Gapapa, biar gue yang lari." Rayu Jeno. Yeji mendengus tapi menggeleng.
"Nggak Jen. Udah cukup minggu lalu lo disuruh lari sama pak Kyuhyun."
"Gue gak mungkin biarin lo dihukum."
"Tapi kalo begitu, lo biarin gue jadi ceroboh terus. Ini salah gue, gue yang harus tanggung jawab. Gue tau lo sayang sama gue, cukup traktir gue aja nanti di kantin. Ok!" Yeji nyengir. Ia menepuk pundak Jeno untuk mengurangi kecemasan pria tersebut. Ia malah menggandeng lengan Jeno dan mengajak cowok itu pergi ke kantin menyusul teman-teman lainnya.
"Kalo gakuat bilang gue."
"Idih, apaan sih, belum tentu dihukum juga. Siapa tau pak Kyuhyun absen. Haha."
Tapi nasib Yeji memang tidak beruntung hari ini. Bahkan sebelum bel berbunyi, Yeji dan Jeno sudah papasan dengan pak Kyuhyun yang berjalan menuju kelas mereka. Yeji menarik nafas berkali-kali sedang Jeno terus membujuknya untuk pakai bukunya saja, tapi Yeji kekeh gak mau.
Pada akhirnya, Yeji benar harus menjalani hukuman dari pak Kyuhyun yang tidak mentolerir kesalahan sedikitpun. Termasuk, ia akan menghukum siswa yang tidak membawa buku mata pelajarannya. Sialnya, hari ini hanya Yeji yang melanggar rule pak Kyuhyun.
Yeji keluar dari kelas dengan bibir yang dimajukan, wajah ditekuk dan tubuh yang dibuat lunglai. Tapi itu tidak berhasil membuat pak Kyuhyun simpati sedikit saja, misal, Yeji kamu lari satu putaran saja. Tidak. Pak Kyuhyun malah bilang,
"Tumben bukan pacar mu yang pasang badan! Lari lima putaran!" Ucap Pak Kyuhyun yang buat satu kelas ketawa. Beberapa anak melirik Jeno yang terlihat kasihan dengan Yeji.
Ternyata pak Kyuhyun tau kalo Jeno sering pasang badan untuk Yeji. Huft.
Yeji beberapa kali berhenti di pinggir lapangan. Matahari juga bukan sahabatnya pagi ini. Belum ada jam delapan tapi sudah seterik ini. Yeji masih berusaha agar ia tidak pinsan. Tapi kemudian ia dikejutkan dengan derap langkah kaki yang seirama dengan kakinya. Yeji menoleh, dan ia terkejut siapa yang sedang lari disanpingnya.
"Kak Mark ngapain, ha?" Tanya Yeji. Ia liat kanan-kiri apa ada makhluk lain selain Mark tapi gak ada.
"Kalo lo capek, biar gue yang gantiin." Ucap Mark enteng. Tentu saja itu sesuatu yang bagus buat Yeji tapi tidak dia harapkan karena itu dari Mark.
"Jangan konyol. Kak Mark, pergi sana." Usir Yeji, mendorong-dorong pelan bahu Mark.
"Kalo gamau, yaudah, ayo kita lari bareng." Mark malah meraih tangan Yeji agar mereka bisa lari sambil gandengan. Wajah Yeji pucat seketika, ia menolak tangan Mark dan berlari sekencang mungkin dari Mark. Persetan tenaganya bakal habis lebih cepat. Dia takut dekat-dekat Mark. Sementara Mark hanya berlari santai sambil terkekeh melihat tingkah Yeji.
![](https://img.wattpad.com/cover/305097583-288-k670345.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STEREOTYPE [MK X YJ]
FanfictionStereotipe ; merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat