Yeji memasuki gerbang sekolahnya seperti biasa. Hari ini dia berangkat lebih siang daripada biasanya. Jeno tidak datang menjemputnya hari ini. Rumahnya yang dekat dengan sekolah juga jadi alasan kenapaYeji bisa datang sesuka hati. Kelas Yeji, ada diujung yang mana dia harus melewati kelas sebelas sebelum sampai ke kelasnya. Biasanya tidak ada yang aneh ketika ia harus melewati kelas sebelas sendirian, ia yang punya perawakan percaya diri tingkat maximum dan agak sedikit gak tau malu, biasanya acuh dengan keadaan sekitar. Tapi gak buat kali ini,
"Dia ya yang katanya godain Mark kemarin di lapangan?"
"Sok cantik banget."
"Masak Mark mau sama cewek kayak gitu. Mukanya kayak Dinosaurus."
Kuping Yeji yang normal pun menangkap bunyi-bunyian yang terlontar dari beberapa cewek yang menatap sinis kearahnya ketika ia lewat. Ia mencoba mengabaikan, gak mau geer kalo yang lagi mereka omongin itu dia. Tapi,
"Dia kan anak penjual ayam krispi. Haha, iya gue inget mukanya."
"Masak sih? Jadi cuman anak tukang ayam?"
"Dih. Pantesan ganjen ke Mark."
Kaki Yeji berhenti. Gak melangkah lagi. Kupingnya panas dan dia langsung balik menghadap cewek-cewek yang kaget juga karena Yeji tiba-tiba balik badan dengan matanya yang tajam menatap mereka semua. Persetan kalo yang Yeji hadapi sekarang itu kakak kelas, mulut mereka kayak sapiteng sekolah, busuk.
"Ngomongin gue ya?" Tanya Yeji dengan ujung bibirnya yang ia tarik sedikit.
"Dih geer banget." Mereka mencoba menampik. See, mereka cuma berani di belakang.
"Si sok cantik, yang mukanya kayak Dinosaurus, trus anak tukang ayam? Itu gue lho, betewe." Yeji gak ada gentar-gentarnya nyerocos di depan senior. Masalahnya, posisinya ia dikandang anak kelas sebelas. Cuma ia yang kelas sepuluh, lagi berdiri, berhadapan dengan lima cewek kelas sebelas dikelilingi anak kelas sebelas lainnya yang lagi liatin dia.
"Haha dia denger, cuk." Mereka malah ketawa sok keras. Seolah Yeji hanya lekucon.
"Kalo kita lagi ngomongin lo, kenapa? Faktanya emang lo jelek, aneh, miskin lagi." Salah satu diantara mereka nyolot dengan kata-kata yang menusuk, kasar banget. Dia bahkan menangkupkan lengannya seolah perkataannya adalah hal wajar.
"Heh kelas satu, mending lo cabut deh daripada lo abis disini."
"Jangan sok cantik pakek ngedeketin Mark. Lo bukan selera dia."
Yeji mengepalkan kuku jarinya, mulai tau penyebab cewek cewek ini tiba-tiba bicarain sampek ngatain dia kayak gini. Semua gara-gara Mark Lee. Mau marah mau ninju tapi Mark nya gak ada disini.
"Oh jadi gara-gara Mark Lee suka sama gue, kalian kepanasan kek cacing." Justru kalimat memancing emosi itu yang keluar dari bibir Yeji. Wajahnya yang tengil jadi bumbu yang semakin membakar cewek-cewek itu. Mereka saling memandang satu sama lain, melebarkan mata dan berargumen sendiri. Bukan hanya mereka, beberapa murid yang penonton juga syok.
"Dih, Mark Lee suka sama dino kayak lo. Bangun sayyyy."
Mereka ketawa dan menyangkal perkataan Yeji. Yeji pengen ngamuk sebenernya, bukan karena Mark, tapi karena mereka terus-terusan bilang wajah Yeji mirip Dino. Ngeselin anjing. Tapi dia harus elegan biar mereka yang kepanasan sendiri.
"Kalo gak percaya tanya aja sama orangnya. Tanyain juga apa Yeji nya nerima? Jawabannya nggak, karena gue juga udah tolak si Mark Lee. Ambil-ambil sono dah. Bye! Gak penting banget." Yeji dengan santai melewati banyak mata yang kini menuju kepadanya. Walaupun cibiran dan cacian makin keras terdengar, ada kepuasan sendiri di batin Yeji karena pasti kakak-kakak senior itu kepanasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEREOTYPE [MK X YJ]
FanfictionStereotipe ; merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat