◌Chapter 1◌

1K 69 2
                                    

~21-02-2022~



Seorang perempuan dengan surai indah terpantau memasuki sebuah gedung lama, dengan jaket denim dan celana jeans ketat ia berjalan angkuh.

Jendela tanpa kaca, kursi tua, kain-kain tak terpakai. Untuk sebagian orang tempat itu akan terlihat mengerikan, namun tidak bagi perempuan dan anggota gengnya yang telah menempati gedung itu selama 3 tahun.

Seorang perempuan menjadi ketua geng? Masuk akal atau tidak, kenyataan itu dapat di buktikan dengan sekumpulan pria yang duduk santai di sebuah ruangan. Mereka menatap kehadiran ketuanya yang beberapa hari tak datang.

"Gue bakal jalanin misi ini." cetus sang ketua.

Deg.

"Apa lo bilang? Ini gak mudah Mel," sahut seorang pria bermata sipit terkejut.

Melody berjalan mendekat, ia mengusap kepala pria itu lalu mengecup puncak kepalanya, "Gapapa Ken, gue cuma nyamar jadi anak SMA, gak ada yang susah."

"Gue gak setuju, kita bisa cari jalan lain." sambar pria beralis tebal.

Melody tersenyum tipis, "Darren, sumpah gue gapapa. Kalian gak usah khawatir, lagian ada anggota lain di sekolah itu," jelas Melody.

"Tapi Mel, gue takut lo kenapa-napa." Keenan, pria itu menatap Melody memelas.

Darren tak tinggal diam, dia menggenggam tangan Melody. "Mel, kita akhiri aja ya penyelidikannya?"

"Gak bisa, dia harus tetap pergi."

Seorang pria berwajah tegas datang, dia menarik tangan Melody untuk mundur menjauhi dua manusia manja itu, Melody terkekeh kecil melihat wajah masam Keenan dan Darren.

"Rel, gue aduin papa loh," ancam Darren pada kembarannya yang hanya menatapnya datar.

"Aduin aja kalau berani."

Darrel membawa Melody keluar dari ruangan itu, keduanya menaiki tangga menuju rooftop. Melody hanya pasrah karena dia tahu jika Darrel akan berbuat yang terbaik.

Sampainya di rooftop, Darrel tiba-tiba menjauh dari Melody. Ia berancang-ancang  dan mengeluarkan pistol dari saku jaketnya.  Melody melotot begitu Darrel berlari menerjangnya.

Bugh.
Bugh.

Darrel melayangkan pukulan ke rahang Melody walau dengan mudah Melody menangkisnya, dia memutar lengan Darrel lalu berusaha merebut pistol dari tangan pria itu.

Darrel tersenyum miring, dia berputar dan membalikkan posisi. Melody merendahkan tubuh saat kaki Darrel melayang berniat memukul dadanya.

Bugh.
Bugh.

Melody berhasil melepaskan diri, dia menatap tajam pistol di tangan Darrel. Darrel mengarahkan pistol itu lalu melepaskan satu pelatuk.

Sret.

Hampir saja, pelatuk itu menggores lengan baju Melody, Melody tertawa meremehkan, dia tidak sadar jika seorang pria berdiri di belakangnya.

Bugh.

"Arghh!!"

Melody tersandar di dada seseorang dengan sebuah pistol tepat di samping kepalanya, dia mengerjap beberapa kali, sekarang Darrel lah yang tertawa. Ia berjalan mendekat lalu menjauhkan pistol dari kepala Melody.

"Itu banyak digunakan sama musuh, harusnya lo udah bisa, jangan terlalu fokus sama apa yang pengen lo dapet, lo bakal bisa dapetin itu kalau lo bisa lewatin rintangannya."

Darrel Adibrata, pria berwajah tampan dan berotak pintar, ia mempunyai kepribadian dingin berbeda dengan kembarannya (Darren Adibrata) yang memiliki sikap jail dan tempramen.

Melody mengerutkan keningnya, dia merebut pistol dari tangan Darrel lalu mengarahkannya pada pria itu tapi Darrel lebih cepat menepisnya.

"Jangan macem-macem!" tegas Darrel.

Melody terkekeh lalu merangkul Darrel, dia mengusap rambut tebal Darrel dengan pelan. "Gue pulang dulu, besok gue jadi anak SMA."

Melody berjalan menjauh tapi Darrel mengejarnya dan memeluknya dari belakang, Melody tersenyum sembari mengusap punggung tangan pria itu.

"Jadi diri lo sendiri, Mel. Jangan jadi orang lain!" bisik Darrel menatap gadis itu dari samping.

Beberapa saat keduanya terdiam, Melody melepaskan pelukannya dengan perlahan, dia mengusap rahang Darrel lalu mencubit pipi pria itu.

"Gue gak janji, Rel. Tapi selama gue jalanin misi ini, gue titip Black wolf, gue pasti jarang kesini."

***

Spesial awal publish😍

Angel BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang