Hallo, apa kabar? Gimana bulan ini udah dapet apa aja?😂
Jangan galau, mending komen di sini yang banyak🤩🤩
***
Jika cara mencintai berbeda, lantas mengapa harus cara ini yang kau pilih? Mungkin itulah yang ada dalam pikiran Melody saat ini. Gadis itu tengah memukuli samsak dengan keras, luka di tangannya tak ia pedulikan. Rasanya jika ia bisa hidup kembali ia ingin mati saat ini.
"Kenapa harus gue!?" teriak gadis bermata violet itu sembari memukul udara.
Seorang pria berjalan mendekat, dia menggapai tubuh Melody dan memeluknya erat. Melody menangis di pelukan pria itu, air matanya mengalir berpadu bersama peluh.
"Sakit Rel, sakit!" pekik tertahan Melody.
Darrel mengusap kepala si gadis, dia tersenyum tipis. "Nanti kita sembuhin bareng-bareng, ya?"
Darrel menangkup wajah Melody, menghapus air mata gadis itu dengan lembut. Melody kembali memeluk Darrel, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pria itu.
"Lo berhak capek, lo berhak ngeluh, segala sesuatu itu ada masanya dan ada batasnya. Lo harus bisa nerima, tetap jadi kuat ya? Gue disini buat lo."
Darrel menuntun Melody ke sebuah sofa, keduanya duduk lalu Darrel membuka handwarp di tangan Melody. Melody memperhatikan itu dengan tatapan sendu.
"Lo bakal selalu ada buat gue kan?" celetuk Melody membuat Darrel menoleh.
Pria itu tak menjawab, dia malah membersihkan luka Melody menggunakan alkohol. Melody menghela nafas, menatap perlakuan baik dari Darrel.
"Lo orang yang paling gue percaya Rel, lo yang selalu ada buat gue kapanpun gue butuh. Gue sayang banget sama lo."
"Sesuatu yang berlebihan itu gak baik, Mel." kata Darrel sembari terkekeh kecil.
"Kalau berlebihan nya buat lo gapapa," Melody menarik tangannya yang telah di tempeli kasa dan plester di bagian luka.
Darrel tersenyum kecut, "Ini udah jam sepuluh malam, lo mau pulang kemana?" Darrel mengalihkan pembicaraan.
"Ke rumah, besok juga gue harus ke kampus."
Melody beranjak dari duduknya, Darrel menggapai tangan Melody lalu tanpa aba-aba ia mencium punggung tangan gadis itu.
"Rel," kaget Melody.
Darrel menyeringai, "Biar cepet sembuh lukanya, besok jam sembilan gue jemput. Jangan pergi sama siapapun kecuali gue!"
Melody mengangguk, dia menarik tangannya dari genggaman Darrel lalu pergi. Darrel menyandarkan tubuhnya di sofa, ia memejamkan mata.
***
Sebuah rumah mewah dengan satu penjaga di depan pintu terlihat sedikit menyeramkan untuk si pemilik rumah yang pulang terlambat. Ia melangkah pelan menuju pintu belakang untuk menghindari penjaga itu.
Namun keberuntungan tidak selalu berpihak di setiap saat, bahu Melody di pegang oleh seorang wanita cantik berwajah hampir mirip dengan Melody.
"Mau kemana?" tanya wanita itu berbisik membuat bulu kuduk Melody terbangun.
Melody membalikkan badan, ia tersenyum tengil melihat tatapan datar dari sang ibu. Melody pikir ibunya telah tidur hingga dia bisa dengan mudah masuk ke rumah.
"B-bunda," sapa Melody gugup.
Anjani tersenyum, dia mengusap kepala anaknya dengan agak kasar. "Habis dari mana satu minggu ini? Tinggal dimana kamu? Udah gak butuh bunda? Kenapa gak sekalian pindah planet? Mau bunda bantu beres-beresnya?"
Glek.
Melody menelan ludah, dia menggelengkan kepalanya. "Maaf bunda, Melody lagi jalanin misi." Inilah Melody, dia tidak bisa berbohong pada ibunya.
"Misi apa? Kenapa sampai gak masuk kuliah? Gimana kamu mau dapet nilai bagus kalau bolos terus? Gak mau jadi dokter, hm?" Anjani melirik tangan Melody yang terluka, ia mengusap tangan itu, "Ini juga kenapa? Kamu perempuan sayang, berhenti berantem, tawuran, berhenti masuk geng-geng gak jelas itu!"
Melody menghela nafas, dia menarik tangannya. "Bunda gak ngerti kenapa Melody lakuin ini-"
"Karena kamu gak pernah cerita sama bunda." potong Anjani.
Melody mengepalkan tangannya, "Kapan bunda punya waktu buat Melody? Kalaupun Melody cerita, apa bunda bakal ngerti?"
Anjani terdiam, Melody melenggang pergi dari hadapan sang ibu lalu memasuki rumah. Dia menaiki tangga dan membuka pintu kamarnya.
"It's okay everything takes time."
***
~08-04-2022~
![](https://img.wattpad.com/cover/305203200-288-k757060.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Baby
Roman pour Adolescents"Sebenarnya dia siapa?" "Lo tau geng T-rex?" "Lo manusia apa monster?" "Waktu lo lima detik!" Mengungkap kebenaran merupakan sesuatu yang sulit. Melody contohnya, Ia bertekad mengungkap sebuah kebenaran tentang hilangnya seorang pria yang merupakan...