-Hari Pertama-
Hanya ada bunyi sendok-garpu beriringan dengan piring di ruang makan, tak ada percakapan lagi setelah Victo menyuruh mereka menikmati hidangan yang disiapkan asisten rumah.
Kenan menatap makanannya tak berselera, perasaannya sangat tidak nyaman sejak ayah dan 'keluarga barunya' datang menginjak lantai rumah ini. Melihat ketiga orang asing itu makan dengan lahap membuat Kenan tak sengaja berdecih.
"Ken," tegur Victo.
"Iya, maaf," sahut Kenan dengan malas.
Victo berdehem. Dia mulai membuka suara lagi saat makanannya sudah mulai habis. "Mulai malam ini mereka akan tinggal di sini, dan besok kalian akan berangkat sekolah bersama."
Ucapan Victo membuat Abhiya tersedak kaget saat mendengarnya. "Uhuk-huk.." Dengan segera Kenan membantu Abhiya untuk minum.
"Bhiya, kamu baik-baik saja?" Victo menatap anak bungsu kandungnya itu.
"Baik, kok. Baik banget," ucap Abhiya dengan penekanan.
Victo tak memusingkan, ia hanya mengangguk sebagai respon.
Acara makan malam pun berlanjut dengan lampu temaram dan suasana sunyi.
.
Abhiya menelungkupkan kepalanya di atas buku catatan. Dia sangat mengantuk dan lelah setelah berjam-jam bergelut dengan ratusan kalimat dan angka untuk ia ingat besok.
Jam menunjukkan pukul satu dini hari, tapi kedua manik Abhiya masih terbuka lebar. Dia mengantuk tapi tidak bisa tidur. Bisa disimpulkan mungkin dia insomnia.
Helaan nafas terdengar kasar di kamar dengan nuansa Sailor Moon tersebut. Abhiya lelah sekali.
Di tengah heningnya malam, ketukan pintu terdengar di telinga Abhiya walaupun ketukannya sangat pelan. Dengan hati-hati Abhiya menggapai gagang pintu dan membukanya sedikit.
"Kak Ken?" Ternyata yang mengetuk adalah Kenan. Lelaki itu juga belum tidur rupanya.
Abhiya mempersilahkan Kenan untuk masuk, lalu menutup pintu.
"Belum tidur, Kak?" Kenan mendelik."Harusnya Kakak yang tanya, kenapa kamu belum tidur? Ini sudah dini hari."
Abhiya mendengus. "Aku insomnia. Pusing sekali rasanya, mau tidur pun enggak bisa."
Kenan mendekati Abhiya yang duduk di kursi belajar.
"Coba lakukan nafas 4-7-8. Empat detik menarik nafas, tujuh detik menahan nafas, dan delapan detik hembuskan nafas," saran Kenan kepada sang adik.Abhiya menggeleng. "Sudah beberapa kali aku lakuin, tetep nggak bisa."
Kenan mendekat lalu mengusap surai blonde adiknya itu. "Kakak buatin susu, mau?"
Abhiya berpikir sebentar, kemudian ia mengangguk. "Boleh. Jangan terlalu panas, tapi."
Kenan terkekeh. "Oke, princess. Tunggu, ya." Kenan beranjak keluar kamar menuju arah dapur yang ada di lantai satu.
Dia membuka laci penyimpanan dan mengecek apakah ada susu bubuk yang biasa diminum Abhiya.
Kedua netranya menangkap kotak berwarna merah yang belum dibuka, alias masih disegel. Ia pun mengambilnya dan melihat apa itu.
"Yang biasa Bhiya minum ini bukan sih?" monolognya berbicara sendiri. Setelah berpikir sebentar, ia pun memutuskan untuk menyeduh yang ini.
Setelah kotaknya terbuka, Kenan mengambil dua cangkir plastik yang lumayan tinggi lalu memasukkan beberapa sendok susu bubuk kedalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANY • MORE
Teen Fiction[WILL BE BACK SOON. TQ FOR WAITIN] Complicated love and life. - {The Huening Siblings/Lea, Kai, Bahiyyih} 휴닝즈 (리아, 카이, 바히에) Angst-Drama-Slightly incest (not really tho) Rate 18+ M (underage, please go away) ©AuriStellaKhf Since: January '23 Visual t...