vi

56 9 2
                                    


-Apa Mungkin?-

Seanu menyipitkan matanya saat merasa melihat sosok yang ia kenali. Tak lama setelah bergelut dengan pikirannya, kedua bola mata hazel itu melotot hampir keluar setelah mengetahui siapa gadis yang terduduk menunduk sambil memegang perut di pinggir toko kelontong.

"Bhiya!" pekik Seanu mendekati gadis tersebut yang ternyata adalah Abhiya. "Kamu kenapa?"

Abhiya memegang perutnya dengan ekspresi yang kosong, membuat Seanu sedikit merinding takut kalau ini bukan Abhiya yang asli.

"Bhiya! Hey? Abhiya?" Seanu menepuk-nepuk pundak Abhiya pelan. Namun Abhiya masih belum mau menoleh. Badannya lemas walaupun untuk sekedar menggerakkan kepala sebentar.

Seanu sedikit panik. Dia memutar otak untuk mengetahui apa penyebab Abhiya bisa sampai seperti ini. Namun, tiba-tiba sebuah tangan meraih bagian bawah hoodie hijau yang ia pakai sekarang.

Dengan segala tenaga yang ada, Abhiya mencoba memberi tahu Seanu.

"Nggak pa-pa. Enggak usah dipaksain," decak Seanu melihat kondisi Abhiya.

"A-aku ...." Abhiya menggantungkan kalimatnya karena tidak kuat untuk melanjutkan. Dengan sabar, Seanu tetap menunggu sambil sesekali menanyakan alasan Abhiya bisa seperti ini.

"Kamu tersesat?" Abhiya menggeleng lemah.

"Bulan ..." lirih Abhiya.

"Hah? Bulan?" Seanu kelimpungan memikirkan apa yang berhubungan dengan bulan.

"Bulan? Sekarang bulan September, hm ..." gumam Seanu. Jari telunjuknya bergerak menyentuh dagu sambil menggumamkan sesuatu.

Seanu sedikit greget dengan dirinya sendiri. Dia tidak menyerah untuk terus memutar otak mengapa Abhiya bisa seperti ini.

Setelah beberapa saat, akhirnya bak sebuah bola lampu menyala di atas kepalanya, Seanu dapat menyimpulkan apa penyebab Abhiya dapat menjadi lesu seperti ini.

"Oh! Bhiya datang bulan! Eh, bener nggak sih?" Seanu beralih menatap Abhiya.

Abhiya pun mengangguk lemah membuat Seanu bangga dengan dirinya sendiri karena sudah bisa memecahkan teka-teki yang sulit.

Hilihh –Aurthor

Namun setelahnya Seanu terdiam. Jika Abhiya sedang datang bulan alias menstruasi, lantas Seanu harus bagaimana?!

"Aduh bagaimana ini ... aku sama sekali tidak paham soal perempuan yang menstruasi ...."

Terus Sonu Enhaipen kudu ottoke?? batin Seanu frustasi.

Melihat Abhiya yang masih belum bergeming dari tempatnya membuat Seanu berinisiatif untuk menggendongnya pergi ke tempat yang lebih nyaman.

Abhiya terperanjat kaget saat jari-jemari tangan Seanu menempel bebas di pinggangnya, lalu tubuh Abhiya pun serasa melayang.

Seanu benar-benar menggendongnya.

"Aku tidak akan menculikmu. Kamu diam saja, oke? Percaya padaku," ujar Seanu membawa Abhiya meninggalkan pinggiran toko kelontong tempat Abhiya ada tadi.

Abhiya hanya diam dan mempererat pegangannya pada leher Seanu.

.

"Ken!" teriak Alea memanggil Kenan.

Kenan mengedarkan penglihatannya dan bertemulah ia dengan sang kakak.

"'Gimana, Kak?" tanya Kenan yang dibalas gelengan oleh Alea.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANY • MORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang