Bab 12

156 40 12
                                    

Aula pesta yang sebelumnya berada dalam situasi canggung kini dihidupkan kembali oleh Reynard Keiitenberg.

"Hari ini adalah malam perayaan yang menyenangkan, kalian semua yang hadir disini datang untuk menikmati pesta. Mari lanjutkan malam pesta!"

Reynard mengangkat gelasnya, para bangsawan disana mengikuti arahannya dan ikut bersulang dengannya.

"untuk malam yang indah ini!"

Setelah beberapa saat musik mulai mengalun, orang-orang yang berpasangan mulai memasang diri untuk berdansa. Hal itu juga berlaku untuk Allendis dan Louis.

"dimana Alicia?"

"aku juga tak melihat ksatrianya dimanapun."

Butuh sampai setengah lagu berjalan sampai mereka berdua berhasil menemukan gadis bersurai putih kebiruan itu. Ia tampak polos menikmati makanan di ujung meja panjang.

"Alicia!"

Alicia masih sibuk mengunyah sesendok kue coklat saat menoleh ke arah Allendis dan Louis, di sisi lain Reon menawarkan sapu tangan untuk membersihkan sisa makanan di sudut bibirnya.

Allendis menghela napas "akhirnya aku menemukanmu."

"disini kau rupanya." ucap Louis menambahkan.

"ada apa memangnya?" 

Reon menghadang kedua pria di depannya menutupi Alicia "jika kalian membutuhkan sesuatu dari nona tolong biarkan nona Alicia makan terlebih dahulu. Nona belum makan apapun bahkan saat kami pergi menjadi umpan di gerbang Gerda."

Allendis dan Louis saling berpandangan, pada akhirnya mereka berdua ikut duduk bersama. Allendis mengambil segelas wine dan meminumnya.

"apa kuenya enak?" tanya Louis saat melihat gadis itu mengambil beberapa potong lagi dari piring.

"setidaknya di dalamnya tidak mengandung racun. Arsenik sangat mudah dilarutkan dalam gula." Alicia menjawab serius sebelum tertawa kecil "aku hanya bercanda, kemampuan koki di istana memang berbeda dengan yang lain. Kue ini sangat enak, cobalah."

Louis berkkedip beberapa kali kemudian membuka mulutnya " kalau begitu kau bisa suapi aku?"

"uh.. tentu?" Alicia tanpa berpikir panjang memberikan sesendok kue pada pangeran kedua kekaisaran Crosch itu.

Hal itu mendapat tatapan tajam dari dua orang pria sisanya.

"Alicia.... apa kau mau berdansa?" Allendis bertanya setelah terdiam beberapa saat.

"ughuk..ughuk.." Louis langsung tersedak mendengar pertanyaa frontal Allendis.

'si br*engsek ini! bsa-bisanya dia berusaha mengambil kesempatan.'

"tentu aku ingin berdansa malam ini. Terakhir kali, aku tak sempat menikmati pesta karena beberapa orang mengincar leherku saat itu."

"kalau begitu-"

Allendis hendak mengulurkan tangan pada Alicia namun gadis itu telah menarik lengan seseorang bersamanya.

"ayo kita berdansa, Reon."

Reon tampak kebingungan, jantungnya berdegup kencang saat menyadari tangannya telah dipegang oleh nonanya.

"s-saya tidak bisa berdansa."

"haha, tidak masalah kau hanya perlu mengikuti gerakanku."

Musik telah berganti, alunan instrumen yang tadinya bertempo cepat telah berganti menjadi lambat. 

"Kau harus memegang tangan dan pinggangku dengan rileks, Reon. Kita beruntung kali ini dansanya tidak terlalu cepat."

Alicia bergerak mengikuti irama, namun Reon masih tampak kaku dan sangat berhati-hati seperti takut untuk melakukan kesalahan dalam langkahnya.

Azure IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang