Lilly POV
Aku membuka mataku perlahan lalu mencari jam di sekitar rumah Ashley. Sekarang jam 08.45 tepat. Harry masih tidur di sebelahku
Tunggu ...
jangan katakan bahwa kami tidur berdua di sofa ini, ini masalah besar. Aku menggigit jariku ketakutan.
“Lilly?”
Aku tersentak, aku langsung menoleh ke asal suara itu.
“Zayn?” pekikku.
“kau sudah bangun rupanya” tuturnya sambil berjalan menuju meja makan.
“uh oh iya” jawabku terbata-bata.
Bukannya Zayn paling tidak bisa bangun pagi?
“Zayn?”
“iya ada apa?” jawabnya lembut sambil menengok ke arahku. Aku baru menyadari jika matanya sangat indah.
“bukankah kau paling tidak bisa bangun pagi?” tanyaku sambil berjalan ke arahnya.
Aku duduk di sebelahnya, dia mentapku heran.
“kalau tidak mau menjawab juga tidak apa, maaf ya” lanjutku.
“tidak, aku memang ingin bangun pagi saja” jawabnya pelan sambil mengambil selai dan mengoleskannya pada sehelai roti.
“ngomong-ngomong tadi melihat kau tidur berdua di atas sofa” tuturnya sambil sedikit terkikik.
Tidak, ini pertanda buruk.
“um um um”
Aku menggigit bibir bawahku, aku memang selalu melakukannya jika aku merasa sedang gugup.
“hahaha, kau menggigit bibir mu, kau pasti gugup, aku juga seperti itu Lilly”
“hahahaha” aku tertawa kecut.
“ jangan bilang itu tertawa dengan nada terpaksa” tutur Zayn.
“it was”
Kring ... Kring ...
Suara handphone Zayn terdengar dari kejauhan. Zayn mengangkatnya.
“hi, Simon, ada apa?”
Simon? Apa mungkin Simon Cowell?
“mereka sedang tidur sepertinya” Jawabnya.
“Apa? Tour? Baiklah, aku akan memberitahu mereka semua”
Ia pun langsung melemparkan Handphonenya ke atas meja makan, ia nampak sangat girang. Ia langsung bangkit dari kursi itu dan berlari menyusuri tangga.
“um.. Lilly, bisakah kau membangunkan Harry?” Tanya Zayn, ia menghentikan langkahnya.
Aku mengangguk pelan.
****************************
“Harry ... Ayo bangun” teriakku sambil menggocangkan badannya.
Dia masih tidak bergeming. Aku masih menggoncang-goncangan tubuhnya.
Beberapa menit kemudian ia nampak seperti mengigau.
“Ca.. line.. i.. you..” igaunya.
“ha?” aku bingung, aku mencoba mendekatkan telingaku ke arah bibirnya.
“Caroline ...” suara itu semakin jelas. Sekarang wajahku dan wajahnya hanya berjarak beberapa inchi. Nafasku dan nafasnya menyatu menjadi satu.
“I love you” Lanjutnya.
Ia membuka matanya, aku terkaget dan segera menjauhkan wajahku darinya.
YOU ARE READING
I'm Here For You
Teen FictionCinta adalah kegilaan sementara yang bisa berubah menjadi kasih sayang yang abadi atau penyesalan yang panjang. ini adalah cerita tentang hati bertemu dengan belahannya di seberang, cerita tentang hati yang ditinggalkan belahannya untuk pergi ke seb...