Harry POV
“kau beruntung aku ajak ke rumah Ashley” Ucap Louis yang sedikit berbangga.
“aku hanya tertarik padanya, bukan berarti aku suka kepadanya kan?” Jawabku [yang berusaha setengah mati untuk] tenang. Bohong, semua yang kukatakan pada Louis semua bohong. Aku memang suka menutupi perasaanku. Aku bukan hanya tertarik pada Ashley, Aku mencitainya. Dia wanita yang dewasa, lembut, dan baik walaupun agak sedikit galak.
mengapa aku tak mengutarakan perasaan ku padanya?
Aku takut jika media mengetahui bahwa aku mencintainya, aku takut kehilangan penggemarku. Munafik? Mungkin aku memang munafik.
Perjalanan ke rumah Ashley sungguh sangat menegangkan, jauh lebih menegangkan dari pada menaiki roller coaster atau masuk ke wahana rumah hantu. INI SANGAT MENEGANGKAN. Sebenarnya aku merasa bahwa Ashley sudah mulai mengetahui perasaanku padanya, tapi entah mengapa ia selalu cuek.
Akhirnya kami sampai di rumah Ashley yang sangat besar ini. Aku selalu suka dekorasi rumahnya yang klasik nan mewah. Satpam rumah Ashley kemudian membukakan pagar dengan sigap, tak lupa ia menyapa kami ramah. Aku dan Louis pun mulai menyusuri ruangan demi ruangan, Louis berjalan terlebih dulu, kurasa ia berjalan menuju arah ruang keluarga. Ini adalah kunjunganku ketiga kalinya ke rumah Ashley, kunjunganku bersama Louis tepatnya.
“Hi, Superman, kau datang lebih cepat dari yang aku perkiraan” Sapa Eleanor di seberang.
“Hi, Babe. Superman? Apakah itu panggilan sayangmu untukku” Ucap Louis sambil berjalan dan langsung memeluk El mesra. Kapan aku dapat memeluk Ashley seperti itu?
“Kau sangat percaya diri, Lou. Haha. Hi harry, apa kabarmu?” Sapa Ashley. Dia menanyakan kabarku? Kenapa ia berubah sangat drastis? Apakah dia mulai tertarik padaku?
“uh oh ...” Jawabku gelagapan.
“permisi, apakah aku mengganggu acara kalian? Kurasa aku harus pulang. Double decker bus yang menuju arah panti asuhanku sudah sangat jarang pada jam segini” Sela perempuan berambut hitam ebony itu. Ia menuruni tangga bak bidadari dari kayangan. Dia mempesona dengan floral lace dressnya. Sangat cantik. Sangat Natural tanpa balutan Make-Up. Like An Angel Without Wings
“uh kau sudah selesai rupanya, kau sangat cantik Lilly. Mempesona, selera fashionmu bagus juga rupanya” Ucap El memecah keheningan. Ternyata bukan hanya aku yang menganggapnya cantik, kurasa semua orang di ruangan ini kagum padanya.
“ya kurasa bus pada jam segini sudah tidak ada. Bagaimana kalau kami saja yang mengantarkanmu pulang?” Tawarku. Aku ingin mengenalnya lebih jauh.
“ide bagus Harry, lebih baik kau disini saja terlebih dahulu. Mengobrol bersama kami” Tawar Ashley kepada wanita cantik itu. Dia hanya mengangguk pelan.
Ia duduk dengan anggunnya di dekat Ashley. Tunggu sebentar, mengapa jika diperhatikan lebih jauh dia sangat mirip dengan Ashley? Apakah mereka kembar?
“siapa namamu? Tahu tidak, jika diperhatikan baik-baik kau dan Ashley terlihat kembar” Tanya Louis sambil memegang dagunya.
“Dia Lilly Carter , dia memang mirip Ashley, hanya saja mereka berdua tidak menyadarinya. Haha” Jawab El sambil mengangguk mantap. Mengapa pemikiran kami bertiga selalu sama?
“Kalau boleh tahu, siapa nama kalian?” Tanya Lilly polos.
“Apa? Kamu tidak tahu kami?” Jawab Louis yang mungkin sedikit kaget. Oh tidak, kurasa Louis memang benar-benar kaget.
“One Direction? “ Lanjut Louis. Ia menaikkan alisnya.
“One Direction? Aku tidak pernah mendengar itu. Apa itu?” Jawab Lilly yang tampak kebingungan, dia nampak sangat lucu.
YOU ARE READING
I'm Here For You
Ficção AdolescenteCinta adalah kegilaan sementara yang bisa berubah menjadi kasih sayang yang abadi atau penyesalan yang panjang. ini adalah cerita tentang hati bertemu dengan belahannya di seberang, cerita tentang hati yang ditinggalkan belahannya untuk pergi ke seb...