Part 7

25 2 2
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YA KAWAN...
makasih...
😊😊😊

~~~♡♡♡~~~
.
.
.

Kini Nida dan Fatimah sedang berada di Cafee langganan mereka. Setelah pulang kerja tadi, Nida memutuskan untuk mengajak Fatimah pergi. Sebenarnya sih ia hanya ingin menenangkan diri saja dari 2 kejadian yang berlangsung secara berurutan dalam kurun waktu 2 jam saja.

"Kok pak Tomi jahat banget sih...??" Tanya Fatimah sewot setelah Nida menceritakan kejadian yang tidak Fatimah lihat pagi tadi. Namun cukup membuat Fatimah jadi mati penasaran. Jiwa keponya tergugah.

"Tapi lo nggak sampe di (mengerucutkan bibirnya dan menyipitkan matanya) nyunyunyu sama pak Tomi kan...??" Tanya Fatimah sambil mempraktekkannya pada Nida.

Nida terkekeh melihat tingkah Fatimah "Untungnya lo datang tepat pada waktunya Fat. Jadi gue bisa bebas dari dia..." jawab Nida jujur.

Membanggakan diri "iyalah... Fatimah gitu loch..." ucapnya sambil menepuk kecil dadanya beberapa kali tanda ia bangga pada dirinya sendiri.

"mmmm (memanyunkan bibirnya) bisa ae lo..." kata Nida sambil menepuk lengan Fatimah tidak kasar.

Nida kembali melanjutkan ceritanya lagi, kali ini ia membahas tentang pertemuannya dengan Iqbal pagi tadi.

Flashback on

Setengah jam berlalu sejak Nida masuk keruangan Iqbal, ia belum diperbolehkan oleh Iqbal untuk kembali. Yang membuat Nida sebal adalah, Iqbal mengunci pintu ruangannya dengan hanya memencet tombol yang ada di mejanya. Songong banget kan..??

"Apa sih maunya...??" Gerutu Nida lirih.

"Apa kamu sudah memikirkan tawaran saya semalam...??" Tanya Iqbal sambil tersenyum menatap Nida. Ia tidak sengaja mendengar gerutuan Nida tadi.

"Tawaran apa...?" Tanya Nida bingung. Nida merasa tidak pernah ada tawaran di percakapan mereka semalam.

"Menikah dengan saya..." jawab Iqbal pasti.

"Sudah saya bilang kan sebelumnya. Saya itu tidak suka di jodohkan apalagi sama orang yang sama sekali tidak saya kenal." Tolak Nida tegas.

"Saya yakin kamu tidak akan pernah menyesal setelah menikah dengan saya.."

Tersenyum mengejek "percaya diri sekali anda ini..? Saya tetap tidak mau...!! boleh saya keluar sekarang...??" Kalau sudah seperti ini, ingin rasanya Nida segera pergi dari perusahaan ini secepatnya.

"Nggak pak Iqbal, nggak pak Tomi,,, semua sama saja, suka memaksa...!" Gerutu Nida dalam hati. Ia tidak menyangka hidupnya bakal semenyebalkan ini setelah bertemu dengan mereka berdua.

"Atau kamu lebih suka kalau ayah bunda kamu kecewa atas penolakan kamu itu...?" Tanya Iqbal lagi. Sepertinya Iqbal berusaha untuk menakut nakuti Nida.

"Ayah sama bunda bukan tipe orang yang pemaksa seperti anda..." kata Nida sarkas.

Terkekeh "saya hanya mengingatkan saja sebelum hal itu terjadi nanti..." jawaban santai Iqbal membuat Nida makin naik darah saja.

Iqbal tidak tahu apa apa tentang orang tua Nida. Tapi kenapa Iqbal bersikap seolah ia mengerti sekali perasaan orang tua Nida.

Tersenyum sinis "saya lebih tahu orang tua saya dari pada Anda yang bukan siapa siapa mereka..!!" jawab Nida tidak terima.

"Tapi saya lebih dulu mengenal mereka dari pada kamu..." jawab Iqbal dengan tangannya bersedekap dada.

NIKAH KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang