Suasana malam itu terasa begitu suram. Hujan deras yang terjadi di dermaga tempatku dan beberapa orang berada, serta jasad seorang pria yang sedang sekarat di hadapanku. Mimpi buruk ini terjadi lagi.
Pria yang sedang sekarat itu kini mengeluarkan senyuman puas, dengan darah segar yang terus keluar dari mulutnya. Pria itu juga memiliki tiga lubang yang membekas di dadanya. Namun, dia tetap tersenyum ke arahku, ke arah teman polisinya, dan juga ke arah detektif perempuan yang terduduk lemas di sampingnya.
Mulutnya bergetar hendak mengatakan sesuatu, tetapi sepertinya dia kesulitan untuk berbicara meskipun hanya sebuah huruf untuk saat ini.
"Ambulans datang sebentar lagi, Kawan! Bertahanlah!"
Polisi yang berdiri di belakangku berseru-seru, sedari tadi dia terus mengatakan untuk tetap bertahan. Namun, melihat kondisi yang terjadi pada pria di hadapanku, sepertinya kedatangan ambulans tidak akan tepat pada waktunya.
"Te... Tegar..."
Pria tersebut menggumamkan namaku, dengan nada sedang kesusahan. Mau tidak mau, aku mendekatkan kepalaku ke arahnya.
"Kasus terakhir yang kutangani... cukup menarik bukan...?"
Aku mengangguk, meskipun aku tidak tahu mengapa aku melakukannya.
"Yah... baguslah... dengan begini nama baik usaha kita tidak tercemar..," Pria tersebut terdiam beberapa saat setelah mengatakan hal tersebut. Setelah itu, entah karena alasan apa, dia tersenyum.
"Selamat... tinggal..."
Mata pria yang sekarat itu perlahan menutup, tangan miliknya yang digenggam oleh detektif perempuan, secara perlahan kehilangan tenaga.
"ARMAN!!!"
Detektif perempuan berteriak, menyebut nama pria yang meninggal di hadapannya. Polisi yang sedari tadi terus mengatakan agar tetap bertahan, secara tidak sadar menjatuhkan ponsel yang sedari tadi dipegangnya untuk menghubungi ambulans. Sementara aku, yang masih bertanya-tanya apa arti mimpi ini, entah mengapa mengalami perih di mata.
Apakah ini karena hujan? Sebenarnya siapakah pria yang selalu mati di dalam mimpiku ini?
Entahlah, aku belum pernah bertemu dengannya.
***
Perkenalkan, namaku Tegar Saputra, seorang murid SMA pembawa masalah.Yah, menyebutkan diriku sebagai pembawa masalah mungkin agak... tragis? Tidak mengapa, aku sudah terbiasa dipanggil seperti itu sejak kedua orang tuaku bercerai, dan meninggalkanku yang saat itu berumur sepuluh tahun, sehingga terpaksa harus menjalani kehidupan mandiri, meskipun untuk biaya hidupku harus ditanggung oleh kedua orang tuaku.
Pada saat itu, bagi diriku yang baru saja memasuki kelas lima sekolah dasar, mengendalikan biaya hidup adalah hal yang sulit. Maka dari itu, seluruh uang yang diberikan kepadaku, selalu diurus oleh tetanggaku yang sepertinya merasa kasihan kepadaku.
Anehnya, sebelum orang tuaku bercerai, tetanggaku adalah orang yang selalu menghabiskan waktunya di rumah, dan berpakaian sederhana, tetapi sejak aku tinggal sendiri, mereka mulai memakai pakaian yang bagus, serta sering berpegian saat akhir pekan, membuatku terpaksa menjalani hari sendirian di rumah.
Tetapi tidak masalah, selama aku dirawat oleh mereka, aku sudah melakukan ribuan kesalahan yang membuat mereka kerepotan. Jadi, mereka mungkin pantas untuk mendapat waktu berlibur
Saat aku memasuki SMP, terdengar kabar bahwa tetanggaku meninggal karena kecelakaan mobil. Aku yang saat itu segera berziarah ke makamnya, yang entah mengapa tiba-tiba rusak tanpa alasan. Setelah selesai berziarah, aku memutuskan untuk pulang secepat mungkin, dan mendapati rumahku dan tetanggaku terbakar.
Tidak memiliki rumah, tidak ada yang mengurus, sedangkan uang yang kubawa saat itu hanyalah tabungan berisi beberapa ratus ribu rupiah. Alhasil, aku memutuskan untuk menyewa kamar murah yang dekat dengan sekolah tempatku belajar, sekaligus berusaha mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupku selanjutnya.
Yah, mungkin cukup disini dulu cerita tentang hidupku, karena aku harus mengerjakan pekerjaan rumahku, aku pamit terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Arman
General FictionDi dunia ini terdapat berbagai macam kejahatan, baik yang kecil atau yang besar, baik yang disengaja maupun yang tak disengaja, dan baik yang terlihat maupun yang tak terlihat. Entah itu pencurian, pembunuhan, perampokan, penculikan, dan sebagainya...