Bukan hal sulit untuk anak dari seorang Jung melewati terjalnya jalan pegunungan. 5 tahun Jeno sudah dididik dengan keras oleh sang kakek. Ketika teman-temannya masih bermain dengan gembira, Jeno sudah di bebani dengan gelar.
King Alpha katanya, Jeno muak jika mendengar kata itu.
••
Akhirnya mereka semua sampai pada puncak gunung, disana hanya ada tanah datar yang tak terlalu luas untuk dipijak. Sekelilingnya pun tidak ada pembatas untuk menahan seseorang untuk terjatuh.
Pimpinan Jung dan Seo johny sang tangan kanan mengaum khas werewolf, Raja Yuta tak bodoh untuk langsung mendekap Sang Ratunya ketika merasa udara menjadi kian dingin dan angin berhembus kencang setelahnya, udara yang keluar dari mulut mereka pun semakin jelas terlihat.
Perlahan kilauan cahaya di langit muncul begitu imdahnya membentuk aurora. Di ketinggian yang kini mereka pijak rasanya cahaya itu terlihat mudah digapai.
Dan disaat itulah seorang Dewi yang anggun nan rupawan turun dari langit mengeluarkan cahaya yang memicingkan mata. Dewi Bulan sudah turun dengan membawa sebuah harapan.
•••
"Nanaaaaa".
Ratu Winwin hari itu benar-benar kelelahan mengejar anak semata wayangnya yang baru menginjak usia 5 tahun. Sedari pagi anaknya yang bernama Na Jaemin tidak ingin memakan sarapannya bahkan ketika sang bunda yang memasaknya sendiri.
"Nana apa tidak kasihan pada bunda? Bunda sudah lelah".
Jaemin yang mendengarnya dari bawah tempat tidurnya pun berangsur muncul dan memeluk sang bunda sambil terisak.
"Maafkan Nana Ratu.. Nana hanya tidak ingin makan karena rindu".
Sang Ratu tersenyum lantas mengecup kening anak semata wayangnya. "Nana rindu siapa? Ayah?". Sang Ratu mencoba menerka.
Jaemin mengerucutkan bibirnya pasalnya jawaban sang Bunda itu salah. Raja ada di istana dan Jaemin bisa selalu menemuinya untuk apa dia rindu?.
"Lantas Nana rindu siapa sayang?". Tanya Winwin.
"Kak Jeno". Jawab Jaemin sambil menatap Sang Ratu dengan mata berbinar.
Ratu winwin hanya tersenyum, bahkan Nana baru bertemu dengan Jeno ketika dia masih berusia 3 tahun. Saat itu Jeno datang dengan Seo Johny untuk berkunjung ke kerajaan, bertanya kabar dan Yuta yang membicarakan sedikit soal pelantikan Jeno menjadi pimpinan selanjutnya.
Bahkan seingat Winwin saat itu Jeno hanya tersenyum dan menyapa Jaemin yang tengah digendongnya. Hanya itu saja. Tapi ternyata sangat membekas di ingatan sang putra.
"Sepertinya tak lama lagi Kak Jeno akan mampir".
"Hah benarkah itu Bunda?".
"Benar, tapi katanya dia ingin melihat Nana tumbuh besar dan sehat. Jadi harus makan banyak dulu, Nana mau?".
Tak perlu ditanya dua kali, Jaemin langsung mengangguk semangat.
Tapi nyatanya perkataan sang Ratu lama sekali terjadi, Na Jaemin yang dulu berusia 5 tahun kini sudah menjadi anak laki-laki 12 tahun yang cantik dengan kulit seputih salju dan iris mata yang berwarna biru.
Semenjak hari itu Jaemin tidak pernah bertanya mengenai Jeno lagi kepada siapapun, namun tetap saja rindunya masih menetap dan tak pernah sedikitpun menguap.
•••
Perayaan ulang tahun pangeran Kerajaan Laluna malam itu di adakan di halaman belakang kerajaan yang luas, bersama banyaknya untaian lampu yang berwarna-warni menambah keindahan salju yang selalu membuat pandangan mata siapapun terpesona.
Malam itu Na Jaemin mengenakan pakaian kebesarannya sebagai seorang Pangeran , ia juga menggunakan mahkota yang sebenarnya jarang ia kenakan, alasanya karena merepotkan jika menaruh sesuatu dikepala.
Raja dan Ratu tengah sibuk menyambut tamu yang datang dari berbagai kerajaan lain yang ia undang untuk hadir, tadinya Jaemin juga ikut bersalaman mengucap terimakasih, tapi rasa bosannya cukup cepat datang.
Lagipula kenapa ulang tahunnya selalu di buat semewah ini, padahal ia tak merasa istimewa.
"Selamat malam pangeran". Sapaan dari arah belakang membuat dirinya yang tengah menatap para tamu dengan tatapan kosong terkejut.
"Astaga kau mengangetkanku Seo Haechan".
Sejujurnya Jaemin sedikit merasa terhibur dengan kedatangan sahabatnya kali ini karena saat itu pelayan pribadinya sedang disibukan untuk membantu pelayan lain karena titah sang ratu, tapi jauh dalam fikirannya jika Haechan disini dengan terang-terangan maka ia bersama Ayahnya Seo Johny, dan Seo Johny sering datang bersama seseorang yang selalu Jaemin harapkan.
"Hehe maafkan aku yang mulia, aku tak bermaksud. Tapi melamun di acara ulang tahun mu sendiri bukankah itu sangat aneh?".
"Tidak ada yang aneh Haechan". Jawab jaemin sambil melengos pergi yang pasti diikuti oleh sahabatnya itu dari belakang.
"Kau sudah makan? Makanlah beberapa daging disana, rasanya sangat lezat dibuat oleh koki kerajaan terbaik". Ucap Jaemin lagi.
Sedikit bercerita bahwa Jaemin sudah mengetahui bahwa Kerajaannya bersekutu dengan bangsa werewolf. Saat itu usiannya 7 tahun ketika mendengar informasi yang seharusnya mengejutkan itu. Iya benar 'seharusnya' karena nyatanya Jaemin bersikap biasa saja, rasanya dirinya sudah tau sejak lama.
Haechan tersenyum sambil menggeleng, "Aku sudah makan tadi yang mulia".
"Kalau begitu ayo temani aku berjalan-jalan".
Langkah mereka terus menuju gerbang utama Kerajaan Laluna. Terhitung 12 tahun atau bahkan seumur hidupnya Jaemin tak pernah melewati gerbang besar itu. Miris sekali.
"Haechan, aku ingin melihat dunia luar".
"Ah maafkan aku yang mulia tapi a-"
"Berhentilah memanggilku dengan panggilang yang mulia Haechan, sudah kukatakan ratusan kali padamu". Jaemin menatap Haechan dengan serius membuat tubuh Haechan bereaksi karenanya.
"Iya Jaemin, tapi aku tak bisa membawamu kesana, dunia luar terlalu berbahaya".
"Tapi kau bisa".
Haechan terdiam, sebenarnya dia juga tak tau alasan pastinya tapi Jaemin memang tidak pernah dibiarkan keluar gerbang bahkan ditemani oleh 100 penjaga sekalipun.
"Aku kesepian Haechan.. A-aku tak punya siapapun disini". Suara Jaemin terdengar semakin parau, Haechan tak bodoh untuk tidak menyadarinya.
"Aku akan terus datang jika kau mau".
Sejujurnya perasaan Jaemin menghangat ketika Haechan berkata seperti itu namun mengetahui bahwa setelahnya Haechan akan dimarahi membuatnya mengurungkan niatnya. Jaemin tak akan mau membuat Haechan menderita hanya karena untuk membuatnya senang.
"Jaemin.. Ayahku baru saja mengirim link padaku. Dia menyuruhku untuk datang ke ruang tengah istana. Kau ikut?". Pertanyaan Haechan membuat Jaemin langsung menggeleng. Dan Haechan tak ingin mendebat perkataan dari seorang pangeran, maka setelahnya ia bergegas pergi.
Lagi-lagi sendirian, Jaemin membenci suasana seperti ini namun sialnya ia dipaksa untuk terbiasa. Dan malam itu biarkanlah dinginnya Laluna yang memeluk tubuh Jaemin.
"Kau terlalu cepat tumbuh Pangeran Jaemin...".
••
End of chapter 2
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen
FantasyDan malam itu ratusan bintang berguguran terjatuh dari tempatnya singgah. Membuat bulan sendirian ditempatnya memuncak. Para bintang telah memilih dengan kehendak dari sang Dewi. Malam itu jelas sudah semua perdebatan yang berisik tiada akhir. San...