Rasya memutar knop pintu kamar miliknya, suasana lama yang biasa ia lihat tak berubah setelah bertahun-tahun. Mulai dari hiasan dinding Naruto yang ia kagumi sampai foto-foto dia bersama Cilla.
Ia melemparkan tubuh ke dalam kasur lalu membenamkan wajah nya ke sana. Tercium wangi mint di seluruh penjuru kasur membuat Rasya berpikir pasti gadis itu selalu tidur dikamar miliknya saat di tidak dirumah.
Rasa lelah bercampur khawatir yang semula memuncak kini seperti keluar dari dalam tubuh. Hanya sekejab mata Rasya tertidur pulas dengan selimut yang melingkar sempurna.
Setelah beberapa menit pintu kamar terbuka menampakkan seorang gadis dengan baju piyama mendekat kearah kasur dengan mata tertutup rapat. Ia membuka selimut disana lalu tidur diatas pergelangan Rasya membuat lelaki itu berdesis kesakitan. Hal itu mampu membuat Rasya membuka mata lebar "Gue kira tadi ketiban gajah ternyata kelinci."
Ia membuka selimut dan turun dari kasur, Rasya melingkarkan selimut itu ke seluruh tubuh Cilla yang tidur dengan telentang. tangannya bergerak mencolek hidung gadis itu hingga meringis kesakitan. "Lucu, gue suka."
•••
Cilla berjalan keluar dari kamar setelah menyadari dia berada dikamar yang salah, dengan tenaga yang baru bangkit dia berlari-lari kecil setelah menyadari Sang kakak tidak ada dikamar.
Sesampainya di dapur ia ditampakkan dengan sesosok lelaki dengan celembek terpasang rapi di badannya. "Baru bangun? Cepet mandi atau gue yang mandiin!" Ancam Rasya, matanya sedikit menyipit melihat tampilan Cilla yang seperti orang gila setelah bangun.
"Kak, Cilla mau makan dulu baru mandi oke?" Tawar Cilla namun Rasya malah menyeret nya hingga depan kamar mandi membuat gadis itu mau tak mau harus menuruti.
Semua makanan telah tersusun rapi di atas meja makan, lelaki itu kemudian menyeduh teh untuk ia nikmati. "Teh melati?" Tanya Cilla yang datang dengan tiba-tiba.
"Hm"
"Tapi setau Cilla kak Rasya gak suka bau melati." Lanjut gadis itu sambil memasang dasi.
"Itu dulu. Cepet makan kalau ga, LO GUE TINGGAL!"
Senyum Cilla melebar sebelum menjawab, sudah lama ia tak makan bersama dengan kakaknya. Namun keheningan kembali melanda kala mereka mulai duduk dimeja makan.
"Kak Rasya gak mau bicara gitu sama Cilla?"
"Makan!"
Cilla menyilangkan garpu dan sendoknya lalu mulai bicara "Yaudah kak Rasya makan aja, tapi Cilla pengen ngomong!"
"Terus?" Alisnya terangkat mendengar tutur Cilla.
"Kan gak mungkin Cilla ngomong sendiri. Supaya gak disangka gila jadi kak Rasya wajib jawab! Bales YA aja juga gak apa-apa"
"YA"
"Btw masakan kakak enak banget"
"YA"
"Nanti pas kita berangkat, kak Rasya jangan kencang-kencang bawa nya Roh Cilla berasa kayak di tarik keluar sama angin. Apalagi pas nyelip mobil."
"YA"
Cilla terus melempar kan pertanyaan hingga mereka selesai makan dan Rasya menanggapi nya dengan Hanya menjawab Ya terus menerus. Namun anehnya gadis itu tidak marah atau kesal seperti cewe pada umumnya, jika cewek sekarang hanya di balas ya oleh orang yang mereka suka mungkin mereka akan merasa kalau sudah mengganggu orang itu. Tapi Cilla berbeda, DIA SPESIAL.
KAMU SEDANG MEMBACA
RayCilla destiny [Hiatus]
Teen FictionApakah takdir akan menuntun kita untuk saling melengkapi atau malah menyakiti? pada dasarnya manusia ada untuk saling menyembuhkan kemudian saling menyakiti. ~Garis Takdir~ Note: cerita ini mengandung es mocci dan Bau bawang! harap bersiap jiwa dan...