Cilla berlari dengan kecepatan cahaya menuju lapangan. Gadis itu menyeret Reya hingga ia berdesis kesakitan pada area kaki.
Dilapangan sekolah sudah dipenuhi riuh yang berteriakkan, Cilla menyelinap diantara para penonton dan melihat Rasya yang memukul 5 orang kakak kelas hingga tersungkur ditanah. Satu orang diantaranya masih menerima pukulan brutal lelaki itu, matanya menatap sadis semua lawan.
Cilla yang hendak melangkahkan kaki untuk melerai di cegat oleh Reya "Jangan dulu La, Lo bisa kena imbasnya."
"Tapi, kak-"
"Gue tau, tapi Lo jangan sampai kena masalah gara-gara dia!" Potong Reya, matanya terus memperhatikan pertarungan itu.
"Parah! gak nyangka gue Rasya bakalan marah cuman karena mereka nyebut Lo Anak sial." Seru Diki yang berada tepat di samping Cilla.
"Maksud nya?" Tanya Cilla tak paham akan keadaan.
Diki melihat kearah Cilla lalu menggaruk tekuk yang tak gatal "Gimana ya... Jadi Rasya berantem tuh gara-gara tu lima kakel nyebut Lo anak pembawa sial, sebab setiap kali pembagian rapot atau acara sekolah orang tua Lo selalu gak bisa hadir." Jelas Diki.
Cilla mulai berlari kearah perkelahian itu walaupun Reya dengan sekuat tenaga menahannya namun itu tak menghentikan langkah Cilla.
"Kak berhenti! Stop!" Teriak nya, membuat Rasya menoleh kesumber suara.
Dengan gugup gadis itu memberanikan diri menatap manik mata sang kakak lalu berucap dengan tegas "kakak gak usah peduli sama omongan mereka. Walaupun mama sama papa gak pernah datang pas acara apapun disekolah Cilla kan punya kakak buat gantiinnya."
Rasya melepas cengraman kuat dari kerah baju pelaku dia berjalan mendekat lalu mengacak lembut pucuk kepala sang adik tak berapa lama kemudian tangannya berpindah mencubit hidung mungil yang bertengger disana. "Manis banget sih"
Semua orang disana melongo termasuk Diki dan reya, mereka seperti melihat Rasya dengan dua kepribadian yang amat bertolak belakang. Hanya dengan sekejab merubah raut wajah? Tidak! itu pasti setan.
Ia melongo tak percaya dengan pendengaran nya "kak?"
Cepat-cepat Rasya merangkul Cilla kemudian menjauh dari kerumunan. Sedangkan Diki dan Reya harus mengurus sisa dari perbuatan Rasya.
"Kak Rasya mau bawa Cilla kemana?"
Lagi-lagi lelaki itu mengacak rambut sang adik dan tersenyum tanpa menjawab apapun.
Karena kesal tak ada jawaban Cilla menghentikan langkah sang kakak. "Kak sebenarnya kak Rasya mau bawa Cilla kemana?"
"Ke ruang bk"
"Buat apa?" Tanya Cilla lagi.
"Menyerahkan takdir" jawab Rasya seadanya.
•••
Setelah melalui proses yang cukup sulit dijelaskan, akhirnya rasya menerima hukuman seperti biasa namun dengan durasi yang luar biasa. Cilla terus menatap punggung sang kakak yang berdiri ditengah teriknya mentari sudah 2 jam tepatnya hukuman di berlakukan.
Kadang ia merasa sedikit kesal sering kali ia berpikir hidupnya hanya menyusahkan orang sekitar. Andai ia tau ini akan terjadi mungkin lebih baik langsung membawa sang kakak ke kelas tanpa harus mengaku keruang BK.
Cilla terus menatap lekat kearah Rasya sampai ia tak menyadari jika seseorang sudah berdiri dibelakangnya.
"La, Lo mau pulang bareng gue gak?" Ujar Reya yang datang tiba-tiba.
"Boleh?"
Reya sedikit tersenyum kikuk sebelum akhirnya meng-iyakannya.
"Ya... lagian Lo gak mungkin pulang sama DIA! Pasti PACAR nya nungguin." Sahut Reya dengan nada yang sedikit ditinggikan.
Cilla mengukir senyum diwajah karena sahutan Reya yang cukup kurang ajar tapi Cilla tidak pernah marah "Boleh...lagian Cilla udah lama gak bareng Reya."
"Oke" jawab reya singkat, atensi mata Reya teralihkan kala melihat Dista berjalan ketengah lapangan sambil membawa handuk beserta minuman dingin. Secara otomatis tangan miliknya menyenggol Cilla yang membuat gadis itu menatap bingung kearah sang sahabat "Tuh liat! Baru diomongin udah Dateng kan mba pacar."
Reya kembali menatap sang sahabat yang masih tersenyum menatap lelaki brengsek itu "Lagian la... Lo juga gak usah terlalu perhatian sama dia! Toh, dia gak anggap Lo adek buat apa pertahanin dan perhatiin dia?"
Cilla menatap wajah Reya dengan mimik serius, Reya memang agak bawel kalau soal kakaknya sebab menurut Reya Rasya adalah seorang kakak yang sangat gagal dan buruk. "Karena Cinta" jawab Gadis itu membuat wajah Reya menampakkan mimik wajah geli. Hal itu sontak membuat Cilla tertawa "gak Reya, Cilla bercanda. Maksud Cilla cinta diantara adik kakak bukan cinta sepasang kekasih."
"Stresss lu La" umpat Reya saking kesalnya.
Cilla sedikit menggeleng, "Gak boleh gitu. Ucapannya dijaga"
"Terserah gue lah." Balas Reya sambil bersidekap dada.
"Kadang gue suka bingung sama Lo la. Antara Lo yang Bodoh atau gue yang gak waras."
"Soal apa?"
Reya menepuk kepala nya tak percaya. Jujur di lelah bicara dengan seorang Cilla "gak usah dibahas lagi. Kita pulang aja." Ucap Reya kemudian menyeret Cilla dari sana.
Cilla yang diseret pun hanya bisa pasrah, matanya terus menatap dari belakang interaksi antara kakaknya dan Dista. Kalau boleh jujur Cilla takut, takut kehilangan lagi. Ia tak tau kenapa ia berkata lagi seolah pernah ada yang hilang dari hidupnya.
•••
Kini Rasya meneguk hingga kandas minuman yang dibawa Dista, jakunnya turun naik saat meneguk itu.
"Makasih" ucap Rasya singkat lalu kembali berdiri tegap melanjutkan hukuman.
Dista menatap Rasya kesal, "kenapa kamu buat masalah sih? Mereka kan cuman bilang gitu karena fakta. Kenapa kamu repot-repot belain sampai kena hukuman gini sih."
Rasya sedikit melirikkan matanya memberikan pertanda bahwa ia tak suka di adili terlebih lagi oleh orang luar. "Gue mau belain siapa pun itu bukan urusan Lo. Lagian dia adek gue, kenapa gue harus biarin dia dihina orang?"
Mata Dista membesar tak terima, "Adek? Loh..loh kenapa tiba-tiba kamu bilang dia adek? Bukannya selama ini kamu cuman anggap dia itu cewek ngeselin yang hobinya nguntit kamu." Dista bicara dengan nada tinggi dengan ejekan.
Rasya bergerak cepat membungkam mulut Dista dengan mencekik leher nya, gadis itu terus berusaha mengambil nafas disela cekikikan yang semakin kuat. "Bukan urusan Lo. Kalau Lo masih pengen punya mulut jaga!" Sarkas Rasya lalu melepas cengkraman nya.
Dista tersungkur sambil berusaha menghirup oksigen yang sempat terhenti, ia bahkan mengira jika ia mungkin akan mati ditangan Rasya. Gadis itu berjalan menjauh sambil memegang lehernya yang masih terasa nyeri.
"Rasya gila!" Umpatnya.
Tbc
Senin, 11 Juli 2022
Hay rearders setia RCD (RayCilla destiny) gimana kabar kalian setelah aku hilang selama 3 bln? Semoga baik ya.
Kabar RCD up di Ig aku yg baru ya, @xyz.Aiza
Cmiww😻!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RayCilla destiny [Hiatus]
Teen FictionApakah takdir akan menuntun kita untuk saling melengkapi atau malah menyakiti? pada dasarnya manusia ada untuk saling menyembuhkan kemudian saling menyakiti. ~Garis Takdir~ Note: cerita ini mengandung es mocci dan Bau bawang! harap bersiap jiwa dan...