Ch : 3

2.4K 297 33
                                    

Iruma berlari kecil menjauhi ruang kesehatan dan memilih kembali menuju kelas, namun saat hampir sampai di ruangan kelas tiba-tiba saja dirinya berpapasan dengan Azu-kun dan beberapa teman lainnya.

" Iruma - sama, darimana saja. "

Asmodeus seketika langsung mendekati Iruma dan memeluknya, tidak memperdulikan pandangan murid lain yang menatap kesal karena seakan Asmo membuat tembok pembatas bagi mereka untuk dapat dekat dengan Iruma.

" A...azu-kun, kita mau ke mana..?"

Iruma bertanya bingung di karenakan saat ini tubuhnya di tarik oleh Asmodeus agar menjauh dari ruang kelas, tanpa mengetahui kemana tujuan mereka saat ini.

" Kita akan menuju keluar ruangan untuk memulai pelajaran, "


" Memulai pelajaran.? "


Ulang Iruma dengan tatapan polosnya, seraya kedua mata yang memandang ke arah Asmodeus seperti anak kecil yang kebingungan.









































Sesampainya mereka semua di sebuah tempat yang penuh akan tebing curam yang mengelilingi, mereka telah di sambut oleh Callego yang berdiri di tempat itu dengan sebuah papan berisikan seluruh nama murid-murid di kelas dan daftar penilaian terakhir saat pemanggilan familiar.

" Kelas akan segera di mulai, " ucap Callego dengan lantang, lalu memperhatikan setiap murid yang telah berkumpul, hingga Callego merasakan seperti terdapat satu orang yang kurang di antara para muridnya.



" Di mana Sabnock..? "

Di saat Callego bertanya, tiba-tiba saja sosok Sabnock muncul, lalu mulai berbaur di dalam kumpulan para murid yang lain, Callego yang melihat itupun langsung kembali fokus menatap ke arah daftar yang saat ini berada di tangannya.

" Hasil dari memanggil familliar sebelumnya dan tes hari ini akan menentukan rank kalian, "

Menjelaskan dengan perlahan seraya kembali memperhatikan para murid yang fokus mendengarkan,

" Kalian semua harus menyebrangi lembah menuju di mana tempat saya telah meletakkan bendera finish. "



Iruma terlihat memperhatikan penjelasan Callego sensei, dengan wajah yang serius.

" Jadi kita harus memanjat gunung, itu terlihat sulit. " ucapnya dalam hati. Di saat fikirannya masih teralihkan dengan bagaimana sulitnya tes saat ini, tiba-tiba saja teman-temannya telah mulai memunculkan sayap masing-masing.


" Ehh.... "

Iruma yang baru saja tersadarkan oleh kenyataan, terkejut ketika teman sekelasnya telah terbang meninggalkan dirinya sendiri di situ bersama dengan Callego seorang.



" Iruma, kenapa tidak segera terbang menyusul yang lain.? Nanti kamu akan kalah di balapan terbang ini. "

Dengan lembut Callego mengelus rambut Iruma, sebuah senyuman di nampakan oleh Callego kepada Iruma.

" A...ahhh itu sensei, sebentar lagi. "


Iruma yang merasa malu dan canggung dengan sikap Senseinya perlahan berjalan mundur menjauhi sosok Callego, tidak menyadari bahwa dirinya telah berada di ujung dataran yang dirinya pijak.




Hingga perlahan tubuhnya terjatuh ke bawah jurang yang cukup dalam, untung saja terdapat salah satu burung besar yang menangkap tubuhnya dan membawa dirinya terbang.




Iruma-KunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang