Ch : 20

335 42 4
                                    

" Apakah kamu meremehkanku.? "

Kobaran api yang cukup besar menyelimuti tubuh sang guru, dengan ekspresinya yang seketika berubah menjadi serius dengan ancang-ancang mode bertarung.

" Jadi...biarkan aku mengenalkan diri, "


Sedikit pergerakan dari sang guru, menyerang asmodeus dengan cepat, namun Asmo yang sigap berhasil untuk menghindar dari serangan dadakan tersebut.


" Apakah kamu pernah bertarung dengan seseorang yang lebih mahil menggunakan api daripada dirimu.?, Asmodeus Alice. "





Pertarungan di mulai, situasi terlihat sangat sengit ketika sebuah api melawan api lainnya, jelas hanya api yang terkuatlah yang akan bertahan, meski sejenis api memiliki tingkat kekuatannya masing-masing.





Sebuah pengetahuan baru bagi Asmodeus ketika melawan sang guru penjaga sekolah ini, apa lagi harus melihat sosok Jin Ifrit sebagai pembentukan dari milik sang guru, jenis dari satu iblis penguasa api.






Waktu semakin berkurang dan begitupun dengan kekuatan Asmodeus, dirinya saat ini benar-benar terpojok, bahkan familiar miliknya pun tidak dapat membantunya untuk kali ini.



" Kenapa kau tidak menggunakan kekuatan garis keturunanmu saja.?, "



Sang guru yang entah mendapatkan informasi darimana, telah mengetahui bahwa kekuatan Asmodeus yang sesungguhnya bukanlah api,








Asmodeus sedikit berfikir dan merenung, hingga fikirannya mengarah kepada Iruma,

" Kenapa kau bilang.? Bukankah itu sudah jelas.? "


Fikiran Asmodeus kembali ke masa lalu di mana Iruma begitu menyukai kekuatan apinya, bahkan Iruma memuji Api nya yang begitu indah dan kuat, bagaimana mungkin dirinya melepaskan api tersebut jika Iruma saja begitu menyukai api miliknya.









Di tempat lain, di mana para tim yang berpencar tadi telah sibuk berusaha untuk mengalirkan mana ke dalam tabung yang mengurung Sullivan-sama, terdapat Camui yang terus berjuang diri menghadang setiap serangan sang guru.





Meski sang burung hantu tersebut, terjatuh berulang kali, namun dia terus memaksakan diri menjaga agar para adik kelasnya dapat menyelesaikan misi tanpa gangguan sedikitpun.




Ketegangan semakin tercipta ketika Camui semakin melemah dan aulit untuk bergerak, para junior yang lain juga dengan caranya sendiri mencoba untuk bertahan, dan satu junior mendekati Camui untuk membantu dengan jurus ilusinya yang berhasil membuat sang guru teralihkan sesaat.







Ketika sang guru telah bergerak cepat menuju device, di saat kritikal moment tersebut, para murid spesial dan junior yang lainnya mulai datang untuk membantu menjaga tabung yang sedang berusaha untuk di hentikan.




Dengan kerja sama tim yang teratur, mereka mulai menyerang sang guru secara bergantian, hingga terlihat sang guru yang mulai terpojok karena banyaknya serangan yang cukup menghabiskan tenaga miliknya untuk bertahan.






Cepatlah dan hancurlah, mana yang akan terjadi duluan.? Apakah device nya akan hancur duluan, ataukah mereka menjadi buruan.? Satu menit tersisa, jangan menyerah, inilah hasilnya.





Namun di situasi yang sangat berantakan tersebut, tanpa mereka duga terdapat seorang pemanah yang sedng mengintai, pemanah yang tidak pernah meleset sedang membidik ke arah buruannya.




Iruma-KunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang