Selama kebersamaan Iruma bersama dengan Callego, dirinya perlahan terus berfikir tentang apa yang sebaiknya dia pilih, Iruma perlahan menoleh ke arah callego yang sedang duduk diam membaca buku.
" Mungkin saja Callego sensei lelah karena harus terus terikat bersama denganku, " Menunduk mencoba menyembunyikan wajah murungnya, yang terus bergelud dengan fikiran dan perasaannya sejak tadi.
Tidak menyadari bahwa sosok yang menjadi objek pergelutan dalam fikirannya tengah menatapnya dengan penuh tanda tanya, memperhatikan setiap perubahan dari raut wajah Iruma yang mengundang kekhawatiran.
Dengan perlahan Callego mengulurkan tangannya untuk mengelus lembut surai biru milik Iruma, menaruh buku yang sedari tadi dirinya baca tepat di atas meja.
" Ada apa Iruma.? Apakah ada sesuatu yang mengganggu fikiranmu.? "
Merasakan sentuhan tangan Callego, Iruma mendongakkan wajahnya menatap tepat ke arah mata sang sensei, memandang wajah tersebut dengan lembut dan menjawab dengan sebuah gelengan singkat.
" Hanya memikirkan jika setelah hari ini, sensei tidak akan kerepotan lagi karena harus menjadi familiar milikku lagi, "
Mencoba menyembunyikan sedikit rasa sedihnya. Iruma memaksa senyumannya selebar mungkin, agar Callego tidak terus mengkhawatirkannya,
Berbeda dengan Iruma, di sisi Callego dirinya sedikit tersenyum masam, berfikir bahwa Iruma senang karena tidak terjerat bersama dengannya lagi, setelah setahun bersama karena ikatan yang terjadi tanpa di sengaja tersebut, kini mereka benar-benar harus berpisah dan menjadi dua sosok dengan jarak yang berjauhan.
Namun, jujur saja Callego ingin bersikap sangat egois untuk kali ini saja, sekali, hanya sekali ini saja jika dirinya bisa, dirinya ingin sekali lagi mengikat Iruma untuk tetap berada dekat di sisinya.
Melirik ke arah jam dinding yang berada di ruangan tersebut, Callego perlahan menghitung mundur waktu di mana ikatan mereka akan segera berakhir,
" Iruma... Ikatan kita telah berakhir, "
Ucap Callego dengan nada tenang, seakan semuanya baik-baik saja, benar-benar bersikap layaknya guru pembimbing yang seharusnya,
" Terima kasih untuk satu tahun ini, sensei. "
Iruma yang sejak tadi terus menahan perasaannya segera memeluk tubuh Callego sebagai ucapan atas perpisahan mereka, dirinya kali ini benar-benar melepaskan Callego sebagai familiarnya, saat ini semua telah selesai.
Namun situasi mampu membuat perasaan siapapun berubah dengan tiba-tiba, Callego dengan cepat menggenggan tangan Iruma dan membawanya ke ruangan khusus di mana sebelumnya mereka pernah melakukan hal tersebut.
Iruma yang kebingungan hanya mampu mengikuti langkah besar Callego, dan memasuki ruangan, di mana terdapat segel raksasa yang pernah dirinya ingat sebagai tempat pertama kali dirinya melakukan pemanggilan familiar.
" Maafkan aku jika harus bersikap egois, Iruma... Sekali lagi, lakukan ritual tersebut, aku.... Belum ingin berpisah darimu, "
Callego perlahan mendorong tubuh Iruma agar berdiri tepat di atas segel raksasa, setelah menempelkan sebuah sticker pada punggung tangan Iruma, sebagai syarat pemanggilan familiar seperti sebelumnya.
Iruma hanya mengangguk dan tersenyum, memejamkan matanya dan mulai merapalkan sedikit mantra, hingga sebuah cahaya memunculkan sosok bulat menggemaskan yang berbulu putih, Callego dengan sosoknya sebagai seekor familiar.
Callego yang tidak dapat menyembunyikan perasaannya lagi dengan lancang memberikan kecupan pada bibir Iruma masih dengan sosok burung bulat berbulu yang menggemaskan, yang mana membuat Iruma terdiam membeku karena merasa terkejut juga malu di saat yang bersamaan.
Suzuki Iruma, berumur 15 tahun rank-5 [HE], baru saja naik ke tahun kedua, hari baru saja di mulai namun dirinya sudah sangat di buat sibuk, oleh bermacam-macam kejadian, termasuk dirinya yang sekali lagi harus merepotka. Callego sensei.
Seperti biasa Iruma tiba-tiba saja di hampiri oleh Asmodeus dan juga Clara, mereka mengajak Iruma untuk melihat hasil urutan rank para murid kelas satu yang telah terpajang di papan nilai.
Hingga tiba-tiba saja seseorang muncul dan mengusik ketenangan di antara mereka bertiga, bukan mengusik lagi bahkan sosok asing itu dengan beraninya memeluk pinggang Iruma dan mendekatkan wajahnya kepada Iruma.
" Maaf karena membuatmu terkejut, aku hanya terlalu teralihkan dengan wajahmu yang bahkan lebih indah dari bunga yang bermekaran saat ini, "
Sosok iblis tersebut masih dengan posisi yang merengkuh tubuh Iruma, dengan satu tangan miliknya yang lain tengah terlihat memegang sebuah kipas.
" Jika boleh tau, siapakah namamu.? Perkenalkan, aku Zenith namun kamu bisa memanggilku Zeze, "
Mengenalkan dirinya dengan percaya diri, di tambah banyaknya teriakan para iblis wanita yang heboh karena mereka mengenal sosok Zeze sebagai salah satu model yang sedang naik daun di dunia iblis.
Terlalu lama melihat moment saling menggoda di depan mata, hampir melupakan sosok yang kembali seakan tengah terbakar api tak terlihat, melihat sosok Iruma yang telah dirinya anggap hanya menjadi miliknya seorang tengah di peluk oleh pria lain yang entah berasal darimana.
" Lepaskan Iruma-sama, lancang sekali tangan kotormu itu menyentuh tubuh berharga Iruma-sama, "
Asmodeus mendekati Iruma dan sosok yang di sebut sebagai Zeze, menghempaskan tangan milik Zeze agar segera melepaskan tubuh Iruma, membuat Iruuma hampir saja terjatuh, namun dengan sigap segera di tangkap oleh Asmodeus.
Mengacuhkan tingkah dan ucapan Asmodeus yang menurutnya sangat mengganggu momen dirinya untuk berbicara dengan Iruma, Zeze kembali memilih menggenggam tangan Iruma lalu tersenyum.
" Aku terpilih di antara 26 yang terbaik, kita akan bertemu lagi saat itu. "
Menunduk untuk mengecup punggung tangan Iruma, Zeze segera pergi meninggalkan Asmo yang semakin terbakar, sedangkan berbeda dengan Iruma yang terdiam bingung memikirkan tentang yang terpilih.
Benar saja kebingungan Iruma sebelumnya kali ini berubah menjadi kekhawatiran yang sangat besar, bagaimana tidak, tiba-tiba saja Callego sensei mengumumkan bahwa mereka akan menjalani ujian pertama di tahun kedua ini.
Ujian dadakan yang berakhir melibatkan para murid tahun pertama, seakan sebuah ujian kolaborasi antara tahun pertama dan tahun kedua dari kelas mereka. Ujian dengan tim yang bercampur antara kedua tahun berbeda.
" Apakah ini yang dia maksud bahwa akan bertemu kembali.? "
Iruma bergumam sendiri mengingat ucapan Zeze sebelumnya, dan juga mengenai masalah 26 murid terpilih yang namanya sempat berada di dalam papan pengumuman nilai.
Membuat sebuah tim dengan para adik kelas, ujian yang seperti sebuah permainan, karena kali ini musuh mereka bukanlah tim lain seperti ujian ketika berada di hutan, namun musuh mereka kali ini adalah para guru sekolah iblis.
Mendengarkan penjelasan Callego, Iruma lagi-lagi terdiam ketika ujian ini akan kembali mempertaruhkan rank yang telah mereka dapatkan,
Asmodeus yang melihat Iruma menjadi tegang pun memilih untuk menggenggam tangan milik Iruma,
" Iruma-sama, tenanglah. Aku percaya, bahwa kamu pasti bisa melakukan apapun, karena orang yang berhasil membuatku jatuh cinta itu, sangat luar biasa, dan itu adalah Iruma-sama. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Iruma-Kun
Fanfictionseperti biasa saya akan menulis cerita bergenre boys love, dan kali ini karakter berasal dari anime " Mairimashita iruma-kun "