10. suka!?

1.3K 222 23
                                    

Uh, jika ada hal yang paling menyebalkan yang Yedam alami mungkin hal ia alami belakangan ini adalah jawabannya.

Seharian ini wajah Doyoung terus saja bermunculan dipikirannya.

Saat ia sedang menonton drama, tiba-tiba saja sekelebat bayangan Doyoung melintas dibenaknya.

Saat memasak mie tiba-tiba saja ia ingat masa-masa Doyoung mentraktirnya ramen.

Saat sedang membereskan kamar, ia teringat juga saat dirinya melakukan hal yang sama dikamar Doyoung.

Yedam tahu apa yang terjadi padanya. Tapi ia tak mau mengakuinya.

Maksudnya MASA IYA DIA SUKA DOYOUNG!?

Seperti tidak mungkin, maksudnya Doyoung selalu membabui-nya. Apanya yang bagus dari itu sehingga dia bisa suka dengan titisan iblis itu.

Serius kalau seperti ini terus Yedam merasa bisa gila. Bayangan Doyoung terus terputar dipikirannya seperti kaset rusak.

Haruskah dia mengakui perasaanya seperti didrama-drama yang ia tonton?

Oke, cukup. Ini dunia nyata, bukan dunia drama seperti itu. Lagipula menyatakan perasaan tidaklah semudah mengerjakan soal ujian matematika.

Tunggu, ujian matematika kan susah... hmmm..

Seperti Yedam peduli dengan itu saja, menyatakan perasaan hanya tinggal katakan yang sebenarnya saja 'kan?

Lagipula Yedam sudah cukup mengenal Doyoung beberapa bulan ini. Jadi Yedam sudah yakin dengan perasaannya.

Baik, hanya temui Doyoung kemudian katakan yang sebenarnya. Semudah itu kan. Masalah Doyoung akan merespon seperti apa Yedam tidak peduli. Yang penting perasaan mengganjal ini bisa cepat hilang.

Baru saja Yedam akan menghubungi Doyoung, ia sudah menghubungi Yedam lebih dulu.

Bagus sekali, Yedam jadi tidak perlu repot-repot.

"Halo, halo apaan?"

"Jemput dong anjier, gue kirim alamatnya."

Setelah mengatakan hal itu, Doyoung mematikan sambungan telepon dan mengiriminya alamat.

Tidak tahu diri sekali 'kan? Kenapa bisa Yedam suka orang itu coba?

Mengesampingkan hal itu, Yedam langsung saja menuju tempat yang diarahkan Doyoung.

Perlu waktu cukup lama, karena lokasi itu cukup jauh. Lagian kenapa Doyoung sampai berada disana coba?

Yedam memarkirkan sepeda motornya, kemudian matanya menatap gedung tinggi dihadapannya.

Doyoung.... apa ingin bunuh diri ya?.g

Pasalnya, Doyoung menyuruh Yedam pergi kelantai teratas atau lebih tepatnya atap dari gedung tinggi ini.

Terserahlah, mungkin Doyoung hanya ingin mencari angin disana 'kan?

Yedam menaiki lift, untuk sampai dilantai teratas. Kemudian ia menaiki tangga untuk mencapai atap.

Hal pertama yang Yedam lihat adalah Doyoung yang sedang membelakanginya. Ia berada didepan pembatas yang tingginya sepinggang itu.

"Oi,"

Mendengar panggilan Yedam, Doyoung sontak saja berbalik. Ia tersenyum kecil dan menyuruh Yedam untuk mendekat.

Yedam menurut saja meskipun bibirnya ia gatal untuk bertanya.

"Ngapain sih lo nyuruh gue kesini?" tanya Yedam pada akhirnya.

"Cuma pengen aja sih," jawab Doyoung seadanya.

Yedam mendengus, ia mengarahkan pandangannya pada hamparan kota yang terlihat indah dari atas sini.

"Keren 'kan?"

Yedam mengangguk tanda mengiyakan. Untuk beberapa saat mereka berdua terdiam menikmati indahnya pemandangan kota.

"Oi, lo bisa gak sih berhenti jadiin gue babu?"

Suara Yedam membuat atensi Doyoung berpindah pada pemuda yang mirip dengan rubah itu.

Baru saja ingin membalas perkataan Yedam, kalimat yang belum Doyoung keluarkan dengan cepat terpotong oleh Yedam.

























































"Stop jadiin gue babu, jadiin gue pacar lo."



───────────🌼───────────

sugar babu | dodam ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang