Mysterious Ariya

289 10 4
                                    

*Ini flashback ya dan semua POVnya Karin


Gila! Aku menyetujui saja rencana yang disuruh oleh cowok bernama Ariya itu. Bagaimana ini? Sejujurnya aku tidak siap. Namun akhirnya aku mencoba memberanikan diri untuk mendekati Austine. Saat itu aku melihat Austine tengah berlari ke arah lapangan dan kemudian duduk diantara kursi dan bangku yang tidak terpakai.

Dengan sengaja , aku berakting menangis dan mengacak rambutku lalu kemudian bersembunyi di bangku paling ujung sehingga seolah-olah aku sudah datang terlebih dulu namun tidak terlihat dari arah datangnya Ariya. Dia mulai mendekatiku, aku bisa merasakannya. Aku bersiap-siap dan mencoba untuk tetap menangis dengan lancar.

"Ss—siapa kau?" ucapku terbata-bata. "—kau bukan teman Ariya kan?"

Dia terdiam sejenak.

"Maaf, aku tidak mengenal Ariya, jadi apa kau baik-baik saja?" setelah ia mengatakan itu barulah aku mengangkat kepala dan kulihat ia membelalakkan matanya melihatku.

"Kau! Cewek yang tadi di UKS, ke-kenapa k-kau bisa berada disini?" serunya, terkejut.

Aku mencoba mencari alasan yang tepat. "Aku kabur"

Kemudian cowok itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Sampai beberapa menit berlalu dan membuatku gelisah dari waktu ke waktu. Aku juga tidak tahu harus melakukan apa lagi setelah itu karena yang ada dipikiranku hanyalah cepat-cepat melakukan misiku.

"Ngomong-ngomong, kamu kelas berapa?" akhirnya aku meluncurkan pertanyaan yang sedari tadi juga terpikir olehku.

"Aku baru masuk tahun ini."

DEG!

Dia adalah adik kelasku! Aku harus menakhlukkan orang yang lebih muda dariku ini? Tidak kusangka.

"Oh...um, tentang kejadian tadi kau membawaku ke UKS, aku belum sempat berterima kasih. Terima kasih atas bantuanmu" ungkapku, teringat saat ia menolongku tadi.

Cowok itu hanya mengangguk lirih lalu ia tiduran diatas meja. Aku meliriknya dan mengawasinya dari tempatku. Sembari terus berperang batin karena aku berniat untuk mendekatinya dengan tujuan dan memintanya menjadi pacarku.

Aku mendekatinya perlahan-lahan. Ia memejamkan matanya dengan tenang. Aku bisa melihat wajahnya yang manis saat itu. Tapi, aku segera mengesampingkan opiniku dan fokus pada tujuan utamaku. Namun saat ia terlonjak bangun, aku mendadak gugup dan tidak ingat apa yang seharusnya ku lakukan untuk memulai dengan baik.

"Apa yang—

"Maukahkaujadipacarku" ucapku terlalu cepat dan aku menyesali sedetik kemudian akan ucapanku. Namun sudah terlanjur, aku melihat raut cowok itu sedikit terkejut yang berarti ia tahu apa yang ku ungkapkan tadi.

"Maukah kau jadi pacarku? Plis, tolong aku" ungkapku dengan nada memohon.

Mungkin setelah ini ia akan menghindariku. Lalu menganggapku cewek aneh yang tidak tahu diri.

Tetapi aku hanya bisa pasrah.

***

Masalah kembali datang, saat itu aku mendapat sms dari Ariya bahwa ia akan melantik anggota baru dan ternyata Austine berada disana. Aku tidak mengerti jalan pikiran Ariya yang mengatakan bahwa ini merupakan kesempatanku. Akhirnya aku hanya melihat mereka bermain dari bangku penonton.

Suara teriakkan cewek-cewek disebelahku, tidak! Seluruh penjuru lapangan sepertinya serempak menyerukan nama yang kukenal. Austine!

Aku membatin heran dengan cewek-cewek yang brgitu semangat menyerukan nama adik kelasku itu. Kala itu barulah aku tahu kalau Austine ternyata sepopuler itu. Teriakkan semakin menjadi saat aku melihat cowok itu mencetak skor. Tak lama kemudian dia kembali menembus gawang dan begitu seterusnya. Beberapa penonton cowok sampai tercengang dengan aksinya. Ternyata ia jago main bola, aku juga ikut tercengang dan tidak berkedip saat ia dengan lincah memainkan bola dengan kakinya serta badannya meliuk-liuk indah semakin membuat cewek-cewek histeris tidak karuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teenager LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang